Pertanian Organik
Merajut Asa Pertanian Organik di Aceh
Permintaan sayuran organik cukup baik. Termasuk dengan peluang pasarnya yang prospektif.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
“Dan untuk permintaan pasarnya lumanyan juga lakunya,” sebutnya.
Selain itu, juga ada Almond Factory Organic Store yang berlokasi di Jalan Teuku Iskandar, Lamglumpang, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh yang menyediakan beragam produk organik, satu diantaranya beras organik yaitu beras mix organik (hitam, merah, cokelat), beras organik merah, beras organik pandan wangi pecah kulit , dan lainnya dengan masing-masing berisi 1 kg.
“Permintaan beras organik lumanya banyak, karena ada yang beli untuk bayi dan ada juga yang beli untuk orang tuanya. Walaupun beras putih tetap organik karena beda rasanya,” kata Owner Almond Factory, Heartly Surviva yang akrab disapa Echi kepada Serambi, Senin (31/1/2022).
Ia menyebutkan secara keseluruhan dalam satu bulan bisa menjual sebanyak 100 kilogram beras organik, dan setiap bulan penjualannya tersebut stabil. Harga yang dijual mulai Rp 20.000- Rp 30.000/kg. Paling mahal beras hitam organik sampai Rp 40.000/kg. Beras-beras organik tersebut didatangkan dari Yogyakarta.
Meskipun harga beras organik tergolong mahal dibanding harga beras pada biasanya sekitar Rp 10.000- Rp 12.000/kg, namun permintaannya selalu ada. “60 persen pelanggan saya adalah yang benar-benar sudah memilih hidup sehat. Sedangkan 40 persennya lagi orang-orang biasa yang mencoba mengkonsumsi produk organik,” kata Echi yang konsisten menjual produk organik sejak 2014.
Echi mengaku usahanya ini mulai berkembang sejak 2019 hingga sekarang karena sudah menjadi tren dan life style untuk hidup sehat. Hal itu juga karena pengaruh media sosial saat ini yang terus menyebarkan terkait hidup sehat.
Selain beras organik, ia juga menjual sayuran organik namun tidak terlalu banyak dipasok di tokonya, seperti salada dan jenis sayuran lalapan lainnya yang salah satunya dipasok dari kamiKITA.
• Mentan Kurangi Kuota Pupuk Subsidi Aceh capai 10.199 Ton, Tingkatkan Pemanfaatan Pupuk Organik
“Harganya juga tidak jauh beda dengan harga sayur biasa. Misal salada organik dijual Rp 10.000, sementara harga di pasaran Rp 6.000, lebih murah Rp 4.000,” katanya.
Konsumen pangan organik Mira Aslani (33), warga Ulee Kareng, Banda Aceh, mengaku sudah mengkonsumsi sayuran organik sejak 2016. Awalnya untuk detox tubuh. Ia khawatir jika mengkonsumsi pangan nonorganik, maka pestisida yang menumpuk bisa membahayakan kesehatan.
Alasan lain, sayuran organik yang telah dimasak rasanya lebih enak. Tampilan sayurannya juga lebih segar, mengundang selera makan. “Selama konsumsi sayuran organik ini tubuh jadi lebih segar, lebih fresh, kulit juga lebih bagus,” kata dia yang berprofesi sebagai Pelaku UMKM di Banda Aceh.
Untuk memperoleh sayuran organik tersebut, Mira cukup membelinya di Suzuya Mall Banda Aceh karena jenis sayuran yang dijual lebih lengkap. Meski harga sayuran organik lebih mahal, tak jadi soal.
“Kalau harganya tentu jauh berbeda dengan yang anorganik. Kalau sayuran anorganik misal kangkung tiga ikat Rp 5.000, tapi kalau organik bisa Rp 10.000 untuk tiga ikat kangkung,” katanya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Aceh, bahwa provinsi ini memiliki luas lahan pertanian seluas 4.440.066 ha pada tahun 2020. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, disebutkan luas panen tanaman pangan untuk padi pada 2020 seluas 320.752,85 ha dengan jumlah produksi 1.751.996,94 ton.
Sementara data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, hortikultura di Aceh pada 2020 memiliki luas panen seluas 12.667 ha, terdiri atas cabai besar 5.722 ha, kentang 1.015 ha, cabai rawit 4.459 ha, dan bawang merah 1.471 ha. Untuk jumlah produksinya secara keseluruhan sebanyak 1.614.783 kuintal (kw). Terdiri atas kentang 120.065 kw, cabai besar 734.437 kw, bawang merah 112.465 kw, dan cabai rawit 647.816 kw.
Sedangkan jumlah pertanian organik mencapai 31,60 ha yaitu produksi cabai oleh Kelompok Tani Urum Bahgie, di Desa Genting Gerbang, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah. Khusus pertanian padi organik, Data Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh mencatat, berada di dua kabupaten di Aceh. Yakni Aceh Tamiang dengan luas 25 ha dan Aceh Tengah sekitar 40,9 ha.