Kontroversi Haji Virtual Melalui Metaverse, MUI: Ibadah Haji di Metaverse Tak Penuhi Syarat

Pasalnya ibadah haji yang dilakukan secara virtual sehingga tidak bisa membuat jamaah merasakan tanah Mekah.

Editor: Faisal Zamzami
ANADOLU AGENCY/MUSTAFA CIFTCI
Jamaah Haji melaksanakan Tawaf, Kamis (9/8/2018). Rangkaian ibadah haji tahun ini akan berlangsung pada 19-24 Agustus. 

"Haji itu merupakan ibadah mahdlah, besifat dogmatik, yang tata cara pelaksanaannya atas dasar apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi SAW," kata Niam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Menurutnya, ada beberapa ritual dalam haji yang membutuhkan kehadiran fisik dan terkait dengan tempat tertentu, seperti thawaf.

Ia menjelaskan, tata cara thawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari sudut hajar aswad (secara fisik) dengan posisi Kabah berada di sebelah kiri jemaah.

"Manasik haji dan umrah tidak bisa dilaksanakan dalam hati, dalam angan-angan, atau secara virtual, atau dilaksanakan dengan cara mengelilingi gambar Kabah atau replika Kabah," jelas dia.

Baca juga: Ibadah Haji di Metaverse Tak Penuhi Syarat, MUI: Beberapa Ritual Butuh Kehadiran Fisik

Baca juga: Haji Uma Tanggung Biaya Hidup Pasien Bocor Jantung asal Pidie di Jakarta

Manfaat hajar aswad di Metaverse

Niam menuturkan, platform hajar aswad di Metaverse untuk kunjungan Kabah secara virtual. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengenali lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan ibadah haji.

Menurutnya, kunjungan virtual hajar aswad di Metaverse juga bisa dilakukan untuk persiapan pelaksanaan ibadah atau biasa disebut sebagai latihan manasik haji atau umrah.

"Kunjungan ke Kabah secara virtual bisa dioptimalkan untuk explore dan mengenali lebih dekat, dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah," ujarnya.

Bagi Niam, ini merupakan bagian dari inovasi teknologi yang perlu disikapi secara proporsional.

"Teknologi yang mendorong pemudahan, tapi pada saat yang sama harus faham, tidak semua aktifitas ibadah bisa digantikan dengan teknologi," tutupnya.

Itulah penjelasan tentang keberadaan hajar aswad di Metaverse. Jadi, tidak perlu diperdebatkan lagi ya.

Bisa Dimanfaatkan untuk Persiapan Haji dan Umrah

Mejelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, keberadaan Kabah di metaverse bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan ibadah haji dan umrah.

Selain itu, program kunjungan Kabah melalui metaverse oleh Arab Saudi juga dinilai bisa digunakan dalam proses mempersiapkan pelaksanaan ibadah.

"Kunjungan virtual bisa dilakukan untuk mengenalkan sekaligus juga untuk persiapan pelaksanaan ibadah, atau biasa disebut sebagai latihan manasik haji dan umrah, sebagaimana latihan manasik di asrama haji Pondok Gede atau tempat lainnya," jelas Ketua MUI bidang Fatwa Asrorum Niam Sholeh kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved