Breaking News

Kajian Islam

Asal Usul Hari Valentine Ternyata Bertentangan dengan Akidah Islam, Simak Penjelasan Buya Yahya

Tak banyak yang tahu, ternyata asal usul hari Valentine bertentangan dengan akidah Islam, simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Pixabay.com
Hari Valentine - Apa hukumnya merayakan hari tersebut? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini. 

SERAMBINEWS.COM - Tak banyak yang tahu, ternyata asal usul hari Valentine bertentangan dengan akidah Islam, simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Tanggal 14 Februari yang jatuh pada hari ini biasa dirayakan sebagai hari Valentine.

Hari Valentine dirayakan setiap tahun, terutama oleh kaum muda sebagai hari pengungkapan kasih sayang.

Saking mengakarnya budaya tersebut, banyak kaum muda ikut merayakannya.

Lantas, apakah budaya merayakan hari Valentine dibolehkan dalam Islam? Apa hukumnya merayakan hari tersebut? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.

Buya Yahya
Buya Yahya (INSTAGRAM @buyayahya_albahjah)

Dilansir Serambinews.com dari buletin Risalah Al-Bahjah melalui laman buyayahya.org pada Senin (14/2/2022), Buya Yahya turut menjelaskan asal usul hari Valentine dan hukum merayakannya.

Baca juga: Hari Ini Valentine Day, Bagaimana Hukum Merayakan Hari Valentine dalam Islam? Begini Kata Buya Yahya

Sebut Buya, asal-usul hari Valentine sangat bertentangan dengan akidah islam.

Simak penjelasan lengkap Buya Yahya terkait asal usul hari Valentine berikut ini.

Sebelum menjelaskan asal usul hari valentine, pemilik nama Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri atau akrab disapa Buya Yahya ini terlebih dulu menjelaskan hakikat Hari Valentine.

Perlu diketahui, slogan yang diangkat dalam hari Valentine adalah cinta atau kasih sayang.

Cinta dan kasih sayang sesungguhnya dalam Islam sangat diajarkan asal tidak melanggar rambu-rambu syariat Islam ini.

Nah, terkait hari Valentine kata Buya Yahya, di balik slogan kasih sayang tersebut, seringkali mengundang kerancuan atau kesalahpahaman hingga banyak dari kaum muslimin yang tergesa-gesa menerima bahkan mengokohkan, membela dan ikut memeriahkannya.

"Padahal kalau kita cermati dengan seksama dan kita renungi permasalahannya, maka akan sangat gamblang dan jelas hukumnya," kata Buya Yahya.

Baca juga: Bagaimana Hukum Merayakan Valentine Day dalam Islam? Simak Penjelasan Buya Yahya Berikut Ini

Lanjut Buya, dikatakan oleh para ulama “Alhukmu Ala Syaiin Far'un An Tasowwurihi” artinya menghukum sesuatu itu harus terlebih dahulu mengetahui terlebih dahulu gambaran dari permasalahan yang akan dihukumi.

Maksudnya ”Jikalau orang ingin menghukumi sesuatu maka tentunya ia harus tahu benar akan sesuatu yang akan dihukum agar tidak salah.”

Gambaran sederhananya, kata Buya, seseorang yang menjelaskan hukum halal dan haram diharuskan tahu dua hal.

Pertama, tahu hakikat halal dan haram.

Halal adalah sesuatu yang direstui atau diperbolehkan oleh Allah SWT.

Sedangkan haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan mengundang murkaNya.

Kedua sambung Buya, tahu hakekat sesatu yang dihukumi halal atau haram. Dalam hal ini adalah masalah valentine day, katanya.

Baca juga: Sering Jadi Perdebatan, Buya Yahya Jelaskan Hukum Merayakan Hari Valentine dalam Islam

Asal usul hari Valentine

Lebih lanjut, Buya mengatakan bahwa hari Valentine adalah kejadian yang asal-usulnya sangat bertentangan dengan akidah Islam.

Sebelum orang nasrani merayakannya, valentine adalah hari mendukung “kelahiran tuhan” di Rumania yang mereka yakini.

Kemudian di dalam sebagian masyakat nasrani valentine adalah hari untuk mengenang seorang tokoh nasrani Santo Valentino yang mati di hari itu yang akhirnya abadikan dan sebagai hari Valentine.

Asal usul valentine banyak perbedaan hingga sebagian nasrani Italia menolak perayaan hari valentine.

Lebih dari itu lanjut Buya, hari Valentine itu sudah menjadi tradisi dan yang dibesarkan oleh sekelompok orang dengan acara yang berbeda dengan syariat Islam.

Mulai dari hura-hura, mabuk-mabukan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan. Dan itu semua bukan budaya dan syiarnya orang yang percaya.

Budaya semacam itu kata Buya jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu maka merayakan Hari Valentine berada di luar rambu-rambu ajaran Islam.

Baca juga: POPULER NEWS - Istri Potong Barang Suami Karena Tolak Jatah, Perselingkuhan Ibu Guru & Pak Kades

Baca juga: Terjadi di Malaysia, Dua Anak Meninggal usai Makan Sisa Makanan yang Dipungut dari Tempat Sampah

Hukum merayakan hari Valentine 

Lantas, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam Islam?

"Jadi jika ada orang Islam yang mengikuti budaya itu berarti hukumnya adalah haram dengan dua keharaman," tegas Buya.

Pertama, mengagungkan tokoh kafir Santo Valentino.

Kedua, membesarkan syiarnya orang fasiq dan orang yang tidak percaya.

"Allah memberi kepada kita kesadaran untuk mengetahui segala yang haram dan semoga kita semua. wallahu a'lam bishshowab," pungkas Buya Yahya dalam buletin tersebut. (Seraminews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Kronologi Mantan Kapolsek di Soppeng Dibunuh 4 Pemuda, Pelaku Tak Terima Disalip

Baca juga: FAKTA Ritual Maut di Pantai Payangan, 11 Orang Tewas hingga Anggota Polisi Jadi Korban

Baca juga: Minyak Goreng Langka di Pidie, Polisi Diminta Gerebek Gudang Timbun Migor

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved