Kupi Beungoh
Aceh Tracker dan Mataper Unsam Ekspedisi Gunung Gayo Lues
Aceh Tracker bersama UKM-PA Mataper Fakultas Pertanian Universitas Samudera Langsa akan menggelar “EKSPEDISI JELAJAH PUNCAK ACEH (JAPAKEH) XVIII GAYO
Oleh: Said Murthaza *)
Aceh Tracker bersama UKM-PA Mataper Fakultas Pertanian Universitas Samudera Langsa akan menggelar “EKSPEDISI JELAJAH PUNCAK ACEH (JAPAKEH) XVIII GAYO LUES 2022 mulai tanggal 16 s/d 24 Februari 2022 di Pegunungan Burni Panomon, Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues.
Ini untuk melanjutkan semangat pengembangan kapasitas generasi muda mahasiswa pencinta alam bidang pendakian & penjelajahan gunung.
Guna menunjang upaya pelestarian lingkungan pegunungan serta melatih kemampuan Explorer Search And Rescue (esar) seiring meningkatnya aktifitas pendakian gunung oleh berbagai kalangan di seluruh Nusantara,
Ekspedisi ini melibatkan 2 Mountaineer (pendaki gunung) Aceh Tracker, yakni Said Murthaza Almahdaly (37) sebagai Teamleader dan Muhammad Naseb Afriansyah (21) yang juga Navigator Tim.
Anggota tim lainnya dari UKM-PA MATAPER Fakultas Pertanian Unsam Langsa terdiri dari Yudha Almahdi (19) bertugas sebagai Sweeper-1, Risky Arisdefen Purba (20) sebagai Sweeper-2 merangkap komunikasi lapangan, Leonita Br.
Sebayang (20) sebagai Co.Navigator merangkap Medical First Responder (MFR) dan Erma Daini (19) yang bertanggungjawab bidang logistik dan dokumentasi.
Baca juga: 4 Pendaki Ikuti Ekspedisi Pegunungan Jeunieb 2021, Salah Satunya Wanita, Berlangsung Selama 12 Hari
Persiapan ekspedisi telah dilakukan sejak Januari 2022 melalui berbagai tahapan termasuk seleksi fisik.
Pada fase awal penyeleksian formasi Tim, personil yang mengikuti seleksi fisik berjumlah 12 (dua belas) orang sebelum pada akhir tahapan hanya meluluskan 6 personil yang dianggap telah memenuhi batas minimum standart fisik dengan basis nilai Volume O2 Maksimum dan Intensitas Maximal Heart Rate (MHR).
Secara teknis operasi ekspedisi, formasi Tim terdiri dari 2 Tim sebagaimana Standart Operating Procedure (S.O.P) Aceh Tracker, yakni Tango Everest (Tim Ekspedisi) yang melakukan pendakian dan Tango Peutsagoe (Tim Pendukung) yang memonitor pergerakan Tim.
Adapun Tim Pendukung yang akan melakukan pengawasan ekspedisi ini adalah Sultan Refi Pobri Fonna (23 dan Nailul Autar (41) yang berbasis di Bireuen.
Kegiatan ini turut dimonitor oleh Unsur Internal UKM-PA Mataper Fakultas Pertanian Unsam Langsa yakni Zaqiul Fuadi (32), Mariadi (32) dan Ias Darmawan (25) yang standby monitor di Langsa.
Program Ekspedisi JAPAKEH atau Jelajah Puncak Aceh merupakan Program Internal Aceh Tracker yang telah digelar Maret 2012 seiring berdirinya Aceh Tracker.
Program penjelajahan gunung-hutan ini digelar guna menyusun informasi pegunungan di Aceh serta sebagai bahan dasar kegiatan lanjutan.
Adapun” JAPAKEH” diambil dari nama salah satu ulama serta pejuang Aceh yaitu Teungku Japakeh yang menjadi Pimpinan Pasukan Kerajaan Aceh Darussalam pada saat ke Malaka dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.
Baca juga: Ekspedisi Metalik Gapai Puncak Gunung Leuser Via Dinding Selatan di Ketinggian 3.119 mdpl
Semangat juang yang kemudian dijadikan inspirasi Aceh Tracker dalam mengangkat eksistensi kwalitas pemuda Aceh (di luar pendidikan formal) dalam kegiatan positif, berskala dunia dengan disiplin ilmu dan keahlian khusus seperti penjelajahan gunung.
Program JAPAKEH dirancang mencakup 5 daratan Aceh meliputi Pulau Sumatera, Pulau Aceh, Pulau Tuangku (Singkil), Pulau Weh dan Pulau Simeulue meliputi 15 kabupaten.
Adapun tujuan utama daripada program ini adalah membangun citra positif kawasan Pegunungan Aceh.
Selain sebagai wahana pengumpulan informasi visual bentang alam, jalur pendakian, dokumentasi keanekaragamanhayati.
Juga sebagai stimulan penelitian dan ilmu pengetahuan, olahraga kepetualangan, wujud prestasi generasi muda, rekam visual sekitar pegunungan dan lain sebagainya.
Sejak digelar, ekspedisi ini telah menyelesaikan 17 trip ekspedisi dengan total capaian 30 puncak yang alhamdulillah berhasil digapai di 8 teritori distrik wilayah kabupaten/kota.
Diantaranya Sabang 2 puncak yakni (1) Cot Kulam 617 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan (2) Sarongkris 571mdpl.
Wilayah Kabupaten Aceh Besar yakni (3) Glee Batee Meucica 2140mdpl, (4) Gle Meutala 1951mdpl, (5) Gle Meundom 1851mdpl, (6) Gle Trieng 1875mdpl, (7) Gle Bae 1588,6mdpl, (8) Gle Sijuek 1451mdpl, (9) Gle Goh Dua 1401mdpl, (10) Gle Duek 1400mdpl dan (11) Goh Cumoh 684,6mdpl.
Wilayah Kabupaten Pidie meliputi (12) Puncak Gunungapi Peutsagoe 2431mdpl dan (13) Gle Suku 1646mdpl.
Kemudian wilayah Kabupaten Aceh Tamiang (14) Puncak Gunung Segama 1965,4mdpl yang merupakan puncak daratan tertinggi wilayah Aceh Tamiang.
Baca juga: VIDEO - METALIK USK Ekspedisi Gunung Leuser Melalui dinding Selatan Labuhan Haji Aceh Selatan
Wilayah Kabupaten Bireuen meliputi (15) Puncak Goh Bireuen 931mdpl, (16) Puncak Gunung Peutatab 871,4mdpl dan (17) Puncak Pucoek Peudada 2565mdpl yang merupakan titik tertinggi kabupaten Bireuen.
Kemudian wilayah Aceh Timur, Tim JAPAKEH berhasil menggapai 8 puncak diantaranya (18) Puncak Gunung Kurik 3805mdpl, (19) Puncak Pilar Gunung Lembu 3043mdpl, (20) Puncak Tenggara Gunung Lembu 3050mdpl, (21) Puncak Utara Gunung Lembu 3055mdpl, (22) Puncak Rocky Gunung Lembu 3060mdpl, (23) Puncak Utara Gunung Berapit 2925mdpl, (24) Puncak Selatan Gunung Berapit 2875mdpl dan (25) Puncak Gunung Lojang 2559mdpl.
Selanjutnya wilayah Aceh Tengah meliputi (26) Puncak Burni Riman 1957mdpl dan (27) Puncak Burni Lampahan 2110mdpl.
Wilayah Kabupaten Gayo Lues meliputi puncak (28) Pucoek Kla 2198mdpl, (29) Puncak Pucoek Kra 1825mdpl dan (30) puncak Pucoek Nanga 1975mdpl.
Berdasarkan plotting jalur dalam teknis perencanaan ekspedisi ini, pendakian dan penjelajahan akan menempuh jarak tidak kurang 15 mil (PP).
Melintasi 3 (tiga) gunung dengan titik terendah 800m meter di atas permukaan laut (mdpl) yang merupakan start/finishpoint di Kampung Canetoa, Kecamatan Rikit Gaib – Gayo Lues pada koordinat 97° 15’ 31.6” Bujur Timur (BT) – 04° 06’ 50.2” Lintang Utara (LU).
Sedangkan titik tertinggi dan terjauh adalah puncak Gunung Burni Panomon yakni 2565mdpl.
Pergerakan Tim sebagaimana posisi geografis bergerak dari arah barat daya menuju timur laut kawasan pegunungan tersebut yang berada lebih 8 mil dari sisi barat Pegunungan Lembu Aceh Timur.
Posisi geografis 3 (tiga) gunung tersebut adalah puncak Burni Blangbebeke berada pada koordinat 97° 16’ 56.1” BT – 04° 09’ 01.2” LU, puncak Burni Alur Bebulon pada koordinat 97° 16’ 35.6” BT – 04° 10’ 25.9” LU dan puncak Burni Panomon berada pada koordinat 97° 19’ 00.0” BT – 04° 11’ 11.3” LU.
Metode pendakian yang akan diterapkan adalah Alpine Tactic dimana seluruh pendaki dengan kargo perbekalan akan melintasi seluruh puncakan secara direct (langsung) menyelesaikan jalur plotting ekspedisi.
Sebagaimana biasanya, teknik perintisan jalur yang akan diterapkan Aceh Tracker berbasis metode Estafet Loading atau Esload yang dikembangkan Aceh Tracker sejak berdirinya, dimana dengan metode ini efisiensi waktu menjadi faktor utama keberhasilan menyelesaikan target jarak per/hari.
Baca juga: Pendaki Masak Aneka Makanan saat di Gunung, Ada Steak, Seafood hingga Kue Ulang Tahun
Dalam metode ini, setiap 1 atau 2 pendaki yang merintis jalur paling depan berdasarkan formasi pergerakan tidak diwajibkan membawa kargo (ransel) sehingga dapat bergerak lebih cepat yang (arah pergerakannya) dipandu oleh Navigator yang berposisi di belakangnya.
Sementara kargo para pendaki tersebut tersebut akan di-loading oleh pendaki lainnya kecuali Sweeper-1 yang khusus bertugas “mengamankan” jalur dengan memasang tali jejak tertentu.
Dalam dokumen perencanaan operasi ekspedisi pendakian dan penjelajahan gunung ini yang ditembusi kepada para pihak pada saat pra-ekspedisi, sesuai protap Aceh Tracker, semua biodata dan profil pendaki harus lengkap tercantum.
Diantaranya meliputi ukuran sepatu, golongan darah, data keluarga yang mudah dihubungi, pengalaman kegiatan alam terbuka, riwayat medis, tinggi dan berat badan dan lain sebagainya.
Baca juga: Ekspedisi Aceh Tracker Gagal Capai Puncak Abong-abong, Tim Hanya Mampu Daki 3 Puncak Gunung
Data tersebut sebagian dari data teknis lainnya terkait perencanaan yang nantinya akan memudahkan Tim Rescue melakukan tugasnya saat diperlukan.
Ekspedisi ini dijadwalkan berlangsung selama 9 hari include waktu cadangan dan untuk skenario rescue akan mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Explorer Search and Rescue (ESAR) Aceh Tracker yang sudah di upgrade pada Desember 2021.
Kegiatan ini turut berkoordinasi dengan unsur Kepolisian yakni Sat Intelkam Polres Gayo Lues, Sat Intel Polsek Rikit Gaib serta Pemerintah Kampung Canetoa, Rikit Gaib – Kabupaten Gayo Lues.(*)
*) PENULIS adalah Mountaineer (pendaki gunung) Aceh Tracker sebagai Teamleader atau Ketua Tim Ekspedisi
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA ARTIKEL KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI