Kupi Beungoh

Surat Terbuka Kepada Semua Pimpinan, Guru, Ustadz/Ustdzah, Di Pesantren dan Sekolah Asrama

Guru anak-anak kami, para ustaz/ustazah di pesantren dan sekolah asrama. Hentikan kekerasan di sekolah asrama dan pesantren.

Editor: Amirullah
ist
Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Oleh: Dr. Ainal Mardhiah,  S.Ag, M.Ag.

Kepada Yang Sangat Saya Hormati Para Pimpinan, Guru anak-anak kami, para ustaz/ustazah di pesantren dan sekolah asrama. Hentikan kekerasan di sekolah asrama dan pesantren.

Orang tua, khawatir dengan pergaulan anak anaknya diluar sekolah, diluar Asrama, khawatir dengan hp (handphone) dan gedget yang sangat menggoda anak dan lebih menarik daripada  belajar dan menghafal al Quran.

Karena itu kami menitip anak kami kepadamu wahai para guru, ustaz, ustazah di sekolah asrama.

Kepada guru, ustaz, ustadzah buatlah mereka betah...

Kalau pun harus  menghukum,  hukum lah yang membuat  anak tambah maju tambah sukses.  Jangan menghukum yang bisa menghancurkan, merusak fisiknya, melukai  jiwanya, apalagi menyiksa,  karena anda akan di kenang sepanjang hidupnya,   dalam setiap do'a nya.

Baca juga: Filosofisnya TERATAI, Di Atas Air Tampak MERANGKUL, Di Bawah Ia MENGUASAI

Kepada guru, ustaz, ustazah buatlah mereka betah..

Jikalau harus menghukum,  hukumlah ketika anak melangar syariat. Selain itu memaafkan  jauh lebih baik lebih indah, lebih elegan, lebih berakhlak,  karena tugas guru, ustaz, ustazah adalah selain menanam ilmu dan pengetahuan juga  mendidik akhlak,  maka kita  harus menunjukkan terlebih dahulu  akhlak yang baik kepada anak didik yaitu memaafkan.

Atau jika memberi hukuman, beri hukuman yang mendidik agar anak belajar patuh dan disiplin.

Jika perlu diberikan sanksi atas kesalahan anak, buatlah sidang resmi,   sidang yang bertahap dan terbuka,

Sidang tahap pertama, di hadiri guru atau Ustaz/Ustazah yang bertanggungjawab terhadap anak, jika tidak bisa diselesaikan dalam sidang ini, buat sidang tahap kedua.

Sidang tahap kedua, yang dihadiri oleh guru, Ustaz, Ustazah, penanggung jawab anak, pimpinan sekolah atau pesantren,  jika tidak juga selesai dapat dibuat sidang tahap ke tiga.

Sidang tahap ketiga, dengan memanggil orang tua dan wali santri atau murid dihadiri oleh para guru,  Ustaz/Ustazah,  penanggung jawab santri, kepala sekolah,  dan pimpinan dayah.  

Baca juga: MODERASI BAGI SEORANG MUSLIM; Tidak Dalam  Urusan Beragama

Sidang yang dibuat tidak sembunyi sembunyi, untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan kesalahan anak, dengan tujuan mendidik.

Tidak baik ada keluar kata kata ancaman dari para guru atau ustazah/ustadzah kepada anak didik atau para santri " awas ya, kalau mengadu kepada orang tua,  kamu akan saya hukum lagi ".

Kesalahan ringan,  kesalahan sedang,  kesalahan berat,   Itu baiknya dilakukan sidang secara terbuka di ketahui dan di saksikan  oleh pihak pimpinan, dan semua pihak yang bertanggung jawab, Jangan main eksekusi sendiri,  "MACAM PREMAN",  atau "EKSEKUSI KELOMPOK" alias "KEROYOK" karena bisa merusak nama baik pesantren dan sekolah asrama.

Sekarang sangat sering kita dengar baik lewat media sosial,  maupun dari penyampaian satu orang kepada orang lain.

Ini sangat mengkhawatirkan orang tua,  juga dapat merusak nama baik sekolah yang bersangkutan,  di khawatirkan ke depan sekolah Islam, pesantren akan kehilangan peminatnya, kecuali mereka yang terpaksa harus menyekolahkan anak di tempat tersebut  

Baca juga: ISTRI Itu RATU Atau  PEMBANTU; Tergantung Kwalitas Iman, Ilmu Dan Akhlak Suami

Perlakuan seperti memukul di kepala,  di muka,  di kuping, di dada,  di perut, sangat tidak dianjurkan karena itu dhalim, berbahaya untuk keselamatan anak, dan bisa dikenakan sanksi hukum pidana, dengan tuntutan kekerasan pada anak, apalagi sebagian besar murid/santri masih di bawah umur,  jangan main main, dan jangan meremehkan.

Ada kebiasaan, hampir disemua sekolah asrama atau pesantren, pengawasan anak diserahkan kepada kakak kelas, yang terkadang lepas dari  pengawasan guru, Ustaz/Ustazah atau pimpinan.  

Dikarenakan guru, ustaz/ustazah juga pimpinan sebagian besar tidak tinggal di asrama,  melainkan tinggal dirumah, sehingga tidak bisa memantau apa yang sesungguhnya terjadi di asrama.

Kakak kelas yang di beri tanggung jawab yang manjaga, memantau  murid atau santri. Mereka belum dewasa,  belum bisa bersikap adil, masih emosional,  masih belum bisa memisahkan, membedakan antara menegakkan  kedisipilnan dengan sentimen pribadi, sangat berbahaya bagi anak jika ini terjadi,  dan ini fenomena disemua pesantren dan sekolah asrama,  menurut saya sudah waktunya ini dirubah,  atau diperbaiki,  untuk kenyamanan dan keamanan anak, demi kemajuan pesantren, sekolah asrama dan kesuksesan generasi Islam dimasa mendatang.

Baca juga: ORIENTASI; Pendidikan Seperti Ini Yang Harus Di Peroleh Anak-Anak Muslim

Jika,  kakak kelas diberikan tanggung jawab,  pihak guru, Ustaz, Ustazah dan pimpinan harus terus memantau setiap kebijakan dan tindakan yang di lakukan kakak kelas tersebut.

Kepada guru, ustaz, ustadzah  buatlah mereka betah...

Lihatlah  mereka yang "non muslim " mereka  loyal, berkasih sayang sesama mereka, bersedia mengorbankan jiwa, raga dan harta untuk saudaranya yang seiman,  mereka saling  menjaga, jangan  ada diantara mereka  yang terluka  hatinya, apalagi phisiknya  jangan ada yang bersedih. Sangat bagus ukhuwah,  seharusnya itu kita.

Kepada guru, ustaz, ustazah  buatlah mereka  betah..

Di bawah bimbingan mu, kasih sayang mu, empati mu, perhatian mu, buat lah mereka menjadi  orang 'alim, menjadi ulama,  hafidz, hafidhah, orang sukses, lagi penuh kasih sayang kepada semua orang, menjadi kebanggaan bagi Agama Nusa dan bangsa. Insya Allah.

Maka bagimu wahai para guru, ustadz, ustadzah,  pahala ilmu bermanfaat yang akan terus mengalir tanpa ada batas waktu.

Kepada guru, ustaz, ustazah buatlah  mereka  betah...

Baca juga: GURU ADALAH INVESTOR AKHIRAT; Menanam di Dunia Memgambil Hasil Di Akhirat

Jika di pesantren,  disekolah asrama yang dimiliki orang Islam, anak anak Islam, tidak aman, tidak nyaman, dimana lagi tempat yang layak untuk generasi Islam belajar,  agar  bisa memantaskan diri, sehingga bisa duduk bersanding dengan dunia luar.

Kami percayakan anak anak kami kepadamu, adalah sebuah kehormatan. Karena apa yang guru, ustaz, ustazah tanam hari ini, itu yang akan di petik anak kami nantinya..

Apa yang ustadz, ustzah  tanam  hari ini, adalah gambaran Islam di masa mendatang.

Dihadapan para guru, ustaz, ustazah  hari ini ada generasi penerus Islam di masa mendatang,  jangan sampai kita tidak bisa menjawab nanti dihadapan Allah SWT, ketika kita dihisap tentang  apa yang kita lakukan  hari ini, bagaimana kita mewariskan Islam kepada mereka.  

Di tangan anda wahai guru, ustadz, ustazah tanggung jawab mendidik generasi penerus islam. agar islam ini tetap eksis sampai akhir zaman.

Kepada para pimpinan,  kepala yayasan, pimpinan sekolah atau asrama, juga pesantren, berilah honor, gaji yang layak, yang pantas Kepada para guru, kepada ustaz, ustadzah,  karyawan, karena ditangan mereka,  sekolah  dan pesantren itu tetap eksis dan berjaya, Insya Allah.

*) PENULIS Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca juga: Detik-detik Novi Amelia Loncat dari Lantai 8 Apartemen, Sekuriti Sempat Lihatnya Duduk Dekat Jendela

Baca juga: Anggota DPR RI Tagih Janji Kementerian Soal Pengerukan Muara Dangkal di Aceh

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved