Jurnalisme Warga
Pesona Ija Oen Kayee dengan Pewarna Dasar Kunyit
Sabtu lalu, saya bersama sejumlah sahabat komunitas kebudayaan, influencer, dan pegiat media sosial yang ada di Kota Lhokseumawe berkunjung ke Rumah

Dengan demikian, kain yang berwarna dasar putih berubah jadi kuning jika menggunakan ZWA kunyit dan berubah jadi merah jika menggunakan ZWA secang.
Proses ini memakan waktu dua jam.
Proses selanjutnya adalah penataan daun pada kain yang telah di-ZWA.
Daun inilah yang nantinya menjadi motif bagi ija oen kayee.

Biasanya, daun yang digunakan adalah daun jati, lanang, dan beberapa tumbuhan yang tumbuh di seputaran Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Kain yang telah dimotifkan menggunakan daun akhirnya digulung dan dikukus dua jam.
Setelah dikukus, kain dibuka.
Setelah dingin, lalu diangin-anginkan hingga kering.
Kain tersebut dibiarkan kering selama lima hari, baru dibilas dengan air bersih, lalu dijemur hingga kering.
Proses terakhir adalah fiksasi.
Tujuannya, untuk menguatkan/mengunci warna pada kain.
Larutan yang digunakan biasanya tawas, kapur, atau tunjung.
Pewarna dari rempah
Dalam proses produksi, pewarna yang digunakan dalam proses pembuatan ija oen kayee ini dalah dominan dari tumbuhan rempah, terutama kunyit.
Bu Uswah menceritakan bahwa yang menjadi keunggulan dan keunikan ija oen kayee produksi Komunitas EcoprintMu ini adalah pewarnanya menggunakan kunyit.