Kajian Islam

Khutbah di Masjid HKL, Ustaz Masrul Aidi Singgung soal Aceh Juara Provinsi Termiskin di Sumatera

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan tinggi di Aceh, sehingga Aceh dinobatkan sebagai provinsi termiskin di Sumatera.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Khatib Khutbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek Ustaz Masrul Aidi, Lc MA (18/2/2022) 

Karena kompleksnya yang dihadapi Aceh, provinsi paling barat di Indonesia ini bertahan sebagai juara termiskin di Sumatera.

"Alhamdulillah, kita (Aceh) bertahan sebagai juara termiskin di Sumatera berturut-turut," imbuh khatib.

Baca juga: VIDEO Pengajian Anak Muda di Taman Masjid Haji Keuchik Leumiek Banda Aceh, Ada Hikayat dan Ceramah

Salahkah Syariat?

Apakah kondisi Aceh semrawut, dengan berbagai cobaan dan sindiran dari berbagai pihak, karena Syariat Islam yang salah?

Ustadz Masrul Aidi bertanya dari atas mimbar untuk menyadarkan jamaah, apakah Syariat yang salah?

"Apakah Syariat Islam yang salah, sehingga Aceh dinobatkan sebagai provinsi termiskin? sebagian orang memang tidak percaya, karena percaya bahwa Aceh adalah provinsi yang berkah," kata khatib.

"Tidak pernah kita melihat di negeri manapun, orang yang semalas kita hidupnya bahagia, nongkrong di warung kopi dari pagi sampai sore, tidak pernah kita melihat di belahan daerah manapun, orang yang hanya nongkrong di warung kopi dianggap biasa, ditempat lain orang demikian dipandang sinis atau "cit be'o" (memang malas-red)," tambah khatib.

Ternyata permasalahan utamanya adalah pada pemahaman kitab fiqh, pemahaman tentang kitab fiqh hanya sebatas teori, bukan sebagai terapan.

"Kajian kita terhadap kitab fiqh hanya sebatas ilmu teori bukan ilmu terapan, padahal sebenarnya dalam daftar isi kitab saja, kita sudah diberikan inspirasi bahwa dalam Islam, jinayat itu tidak dibicarakan di awal," terang Ustadz Masrul.

"Dalam kitab, persoalan mengenai jinayat dibicarakan dalam bab keempat, yang pertama dimulai dari bersuci dan beribadah, dilanjutkan dengan bermuamalah lalu hidup bersosial baru mengenai jinayah, namun di Aceh, kita sibuk dengan jinayah" ucapnya.

Baca juga: Khutbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek: Allah Tawarkan Kebahagiaan, Pilihan pada Hamba

Sederhanakan Pernikahan

Salah satu permasalah yang dihadapi oleh kalangan muda adalah sulitnya untuk menghalalkan hubungan dengan lawan jenis, karena biaya pernikahan yang sangat tinggi di Aceh.

Tidak semua pemuda bernasib baik memiliki keuangan memadai untuk melangsungkan pernikahan mewah dan sebagainya.

Sehingga, budaya menyederhanakan pernikahan sangat tepat untuk kondisi saat ini, sebab nikah paling berkah adalah pernikahan yang mudah biayanya.

"Hari ini, kenapa kita tidak menyederhanakan pernikahan? pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang paling mudah biayanya, namun nyatanya, sekarang masyarakat berlomba-lomba untuk mengadakan pernikahan yang paling mewah, paling tinggi biayanya," ungkap pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keueng Aceh Besar. (Serambinews.com/Syamsul Azman) 

Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH - Bentrok di Aceh Tamiang, Pria Aceh Jaya Diciduk Sampe Jajal Arung Jeram

Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Artefak Rasulullah SAW, Makam Menteri Era Kesultanan Aceh, Ricis di Banda

Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Pelaku Poh Inong, Haji Subarni Bangun Masjid, Sidang Nelayan Pusong

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved