Isra Miraj
Catatan Penting di Balik Kisah Isra Miraj, Termasuk 5 Hal Ini Kata Buya Yahya, Apa Saja?
Penceramah kondang Buya Yahya sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah mengatakan ada lima catatan penting di balik kisah Isra Miraj.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Adapun hari dan tanggal terjadinya Isro dan Mi'roj memang Ulama berbeda pendapat dalam hal ini .Ada yang mengatakan tanggal 27 Rojab ada yang mengatakan selain tanggal tersebut.
Masalah hari dan tanggal tidak penting, yang jelas dan pasti bahwa Rasululloh SAW telah benar-benar isro' mi'roj dan kita tidak merayakan hari dan tanggal akan tetapi kita merayakan kejadian dan pesan yang ada di dalam kisah isro' mi'roj .
Baca juga: Isra Miraj 1442 H, 2 Peristiwa Ini Membuat Nabi Muhammad SAW Sedih Sebelum Melakukan Isra Miraj
3. Nabi Muhammad berbicara langsung dengan Allah SWT
Di saat Nabi Muhammad SAW dimi'rojkan oleh Alloh SWT (diangkat ke atas langit ketujuh).
Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berbicara langsung dengan Alloh SWT. Yang harus dijangkau bahwa menurut jumhur ulama bahwa Nabi Muhammad SAW pada saat itu tidak melihat Allah dengan mata kepala beliau, akan tetapi beliau melihat Allah SWT dengan mata hati beliau.
Dan memang benar Alloh berbicara dengan Nabi Muhammad adalah hakikat berbicara yang hanya Alloh dan Rasululloh-lah yang tahu caranya.
Akan tetapi yang harus kita ketahui bahwa di saat Nabi Muhammad berbicara dengan Allah bukan berarti Nabi harus melihat dengan mata kepala beliau, ini yang harus kita yakini.
Memang ada sebagian para ulama yang mengatakan Nabi Muhammad melihat mata kepala beliau seperti pendapat yang di nukil dari Imam an-Nawawi, Imam Qodi'iyadh dan Imam al-Farro'.
Akan tetapi para pakar aqidah ahlisunnah waljamaah menjelaskan bahwa pendapat itu adalah pendapat lemah.
4. Nabi Muhammad SAW Berbicara dengan Alloh SWT di atas Mustawa.
Nabi Muhammad SAW Berbicara dengan Alloh SWT di atas Mustawa.
Mungkin ada sebagian kaum muslimin yang setelah membaca kisah Isro' Mi'roj dan kisah Nabi SAW berbicara dengan Alloh SWT di atas Sidratul Muntaha dan di atas Mustawa lalu berangan-angan bahwa Alloh ada di atas langit sana.
Maka yang harus dijelaskan bahwa atas Mustawa Tidak Tuhan, tetapi tidak akan pernah Nabi SAW. Alloh tidak butuh kepada tempat. Maka jangan dikatakan Alloh di atas, sebab atas dan bawah adalah ciptaan Alloh SWT.
Baca juga: Bulan Syakban Hampir Tiba, Mau Bayar Utang Puasa Tahun Lalu? Ini Batas Waktu Terakhirnya Menurut UAS
Disebutkan juga di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak bicara Nabi Musa As, di saat Nabi Musa berada di atas bukit Tursina, maka yang harus dipahami adalah bahwa bukit Tursina adalah tidak pada tempatnya.
Lalu “Allah dimana?” Jawabnya adalah karena Alloh tidak butuh tempat, maka jangan bertanya dengan pertanyaan “Alloh dimana?”. Karena Alloh tidak butuh mana-mana, Alloh tidak serupa dengan makhluknya.