Opini
Israk-Mikraj; Inspirasi Pembangunan Indonesia
Di antara sekian banyak persoalan itu adalah bahwa manusia pada dasarnya ingin berjaya, tetapi dalam keinginan tersebut seringkali nafsu kejayaan

Kemudian setelahnya dilanjutkan dengan Mikraj, yaitu perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha untuk menerima sebuah kewajiban, yaitu ‘Shalat’.
Ada banyak sisi pembangunan yang diajarkan dalam sebuah praktik ibadah bernama ‘Shalat’.
Di antaranya adalah mengajarkan manusia selalu konsisten antara perbuatan dan perkataan.
Hal itu tercermin dalam ikrar dalam doa iftitah bahwa, ‘Susungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya kepada Allah semata’.
Begitu pula dengan pembangunan kareakter yang berkomitmen dengan waktu.
Bukankah shalat mengajarkan manusia untuk menjadi hamba yang disiplin dengan waktu? Dan ini adalah sebuah awal pembangunan karakter yang diajarkan oleh Tuhan.
Pembangunan karakter
Israk-Mikraj mengajarkan kita tentang arti sebuah pengorbanan dan perjuangan untuk mencapain peradaban pembangunan yang berkarakte.
Baca juga: Nilai Shalat Tercermin pada Perilaku, Ceramah Peringatan Israk Mikraj di Masjid Raya
Artinya, ada sisi vertikal yang wajib dilakukan oleh seorang manusia kepada Pencipatnya, yaitu Allah Swt dengan menyandarkan segala sesuatu kepada-Nya.
Hal ini sebagaimana diungkap oleh Al-Buthi dalam Fikih Sirahnya, bahwa Israk-Mikraj menjadi stasuin akhir bagi Rasulullah Saw dan kaum Muslimin ketika itu setalah mengalami banyak cobaan berat dari kaum musyarikin.
Dengan segala peristiwa yang dialami oleh baginda Nabi, sampai pada akhirnya beliau memanjatkan doa dan meminta pertolongan kepada Allah Swt dengan penuh harap dengan segala keterbatasan dan kelemahan sebagaimana lazimnya manusia biasa lainnya.
Maka setelah itu, datanglah undangan Israk-Miraj dari Allah untuk menghadap-Nya.
Dalam menafsirkan Al-Isra’ ayat 1, M.Quraish Shihab berkata, bahwa jangan sampai kita meniru kegagalan Bani Israil dalam membangun diri mereka menjadi bangsa yang bermartabat sebagai kebalikan cerita setelah pembahasan peristiwa Isra-Mikraj dalam surah tersebut.
Maka selain Al-Isra’, surat tersebut juga diberi nama oleh Allah dengan ‘Bani Israil’, karena pada surah ini menceritakan secara spesifik tentang penghancuran dan pembinasaan Bani Israil.
Bahkan diceritakan dalam literatur tafsir, para ulama mengatakan bahwa penghancuran atau ‘azab’ yang menimba Bani Israil adalah karena disebabkan pembangkangan yang dilakukan kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.