Kajian Islam

Cara Bertaaruf Sesuai Ajaran Rasulullah SAW, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

Disebutkan Ustad Abdul Somad dalam video penjelasannya itu, ada beberapa proses taaruf yang benar sesuai dengan hadist Nabi Muhammad Saw.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
PIXABAY
Proses taaruf sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw berdasarkan penjelasan Ustad Abdul Somad (UAS) dan Buya Yahya. 

SERAMBINEWS.COM - Istilah taaruf sudah sangat familiar bagi umat muslim, khususnya bagi kalangan muda.

Taaruf kini menjadi dambaan banyak orang yang sudah berencana dan memantapkan hati untuk menikah, namun masih mencari-cari calon pasangan yang sesuai dengannya.

Proses taaruf juga dinilai lebih indah dibanding menjalani hubungan pacaran berlama-lama.

Apalagi, setelah melihat beberapa hubungan yang berhasil dan tampak bahagia dengan pernikahan mereka, padahal sebelumnya dilewati dengan proses taaruf dalam waktu singkat.

Dalam Islam, taaruf yakni perkenalan dari sebuah proses syar'i menuju ke ikatan suci pernikahan.

Di masyarakat sekarang, taaruf kerap kali dikaitkan dengan usaha perkenalan dengan tujuan untuk mendapatkan jodoh.

Dalam proses perkenalan, tentu ada batasan dan etika hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak punya ikatan tertentu (seperti keluarga ataupun suami istri yang halal).

Baca juga: Mau Taaruf? Simak, Begini Prosesnya Sesuai Ajaran Rasulullah yang Dijelaskan UAS & Buya Yahya

Baca juga: Bolehkah Taaruf Lewat Pesan WhatsApp, Simak Penjelasan Buya Yahya

Lalu, bagaimana cara melakukan taaruf yang sesuai dengan ajaran Rasulullah?

Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses taaruf?

untuk mengetahui lebih jelas, simak ulasan dari Dai Kondang Ustad Abdul Somad dan Buya Yahya yang telah dirangkum Serambinews.com dalam artikel berikut.

Pengertian Taaruf

Ustadz Abdul Somad dalam sebuah video kajiannya yang diunggah oleh kanal YouTube Teman Ngaji telah memberikan penjelasannya mengenai pengertian taaruf.

Dalam tayangan video berdurasi sekitar dua menit tersebut, Ustad yang akrab disapa UAS ini menjelaskan, kata taaruf diambil dari tiga huruf.

Yakni huruf ‘a-ro-fa yang berarti ‘kenal’.

Kemudian kata taaruf memiliki arti ‘saling kenal’.

Baca juga: Kisah Taaruf Ustaz Syam-Jihan Salsabila, Lewat TikTok Cek Instagramnya, Ini Ceritanya hingga Nikah

Berikut video penjelasan UAS tentang pengertian taaruf.

Sementara itu, Buya Yahya juga memberikan penjelasan serupa terkait pengertian taaruf yang sebenarnya.

Hal itu disampaikan Buya Yahya dalam salah satu video kajiannya, diunggah oleh kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Baca juga: MaTA: Polda Aceh Jangan Lindungi Aktor Utama Korupsi Beasiswa Mahasiswa

Dijelaskan Buya Yahya dalam video tersebut, taaruf memiliki makna saling mengenal, termasuk keluarga dari pihak wanita.

Berikut video penjelasan Buya Yahya tentang pengertian taaruf.

"Taaruf itu artinya, saling mengenal. Ini keluarga siapa ini keluarga siapa," ujar Buya Yahya dikutip dari video YouTube Al-Bahjah TV.

Taaruf sebagaimana disampaikan oleh Buya Yahya bukan seperti anggapan banyak kalangan muda saat ini.

Yakni saling chattingan atau telponan melalui WhatsApp.

Yang demikian itu, kata Buya Yahya bukan disebut dengan taaruf.

Proses taaruf sesuai dengan ajaran Rasulullah

Mengenai proses taaruf, juga sudah pernah dijelaskan oleh Ustad Abdul Somad secara terpisah.

Penjelasan itu disampaikan dalam video kajiannya yang diunggah di kanal YouTube resminya, Ustadz Abdul Somad Official.

Baca juga: ISTRI Jangan Pernah Ceritakan Hal Ini Pada Suami, Buya Yahya : Nanti Bisa Dilepas Suami Selamanya

Baca juga: Sudah Lama Menikah Tapi Belum Punya Anak? Buya Yahya : Dengarkan Nasehat Ini Ternyata Ada Hikmahnya

Disebutkan Ustad Abdul Somad dalam video penjelasannya itu, ada beberapa proses taaruf yang benar sesuai dengan hadist Nabi Muhammad Saw.

Yang pertama ialah tidak boleh berdua-duaan.

Ini sebagaimana sabda rasulullah yang disampaikan oleh UAS dalam hadis berikut.

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ

Artinya :
"Janganlah seorang pria berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahram.”

Laki-laki yang ingin menjalani taaruf datang dan menemui wanita yang ingin ia kenal di kediamannya.

Saat ditemui, wanita tersebut harus didampingi oleh ayah atau ibunya, namun tidak perlu mengundang seluruh kerabatnya lantaran bukan proses meminang.

Selanjutnya, laki-laki melihat telapak tangan atau wajah wanita tersebut.

Seperti disampaikan oleh UAS, ini bertujuan untuk mengetahui apakah wanita tersebut adalah orang merdeka atau hamba sahaya.

Ini merupakan cara yang dilakukan pada zaman dahulu untuk memastikan status wanita tersebut.

Sementara melihat wajah, kata UAS, seperti kata Rasulullah Saw bertujuan untuk memotifasi dua kemungkinan.

“Begitu melihat dua kemungkinan, makin motivasi untuk menikah atau makin motivasi tak jadi nikah,” tutur UAS seperti dikutip dalam video berjudul YANG SEHARUSNYA DALAM BERTA'ARUF | Ustadz Abdul Somad, Lc., MA., Ph.D.

Proses selanjutnya dalam taaruf ialah melakukan shalat istikharah dan bermusyawarah.

Sebagaimana dalam sebuah hadis dari At Thabrani yang disampaikan oleh UAS berikut ini.

……فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ…….

Artinya :

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.”

Berikut adalah video penjelasan UAS tentang proses taaruf sesuai dengan anjuran Rasulullah Saw.

Proses taaruf menurut penjelasan Buya Yahya 

Dalam video yang sama seperti disebutkan sebelumnya, Buya Yahya juga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai proses taaruf.

Seperti dipaparkan Buya Yahya dalam video unggahan YouTube Al-Bahjah TV diatas, proses taaruf bila perlu dilakukan tanpa melibatkan si wanita yang rencana akan dinikahi oleh seorang lelaki.

Baca juga: Agar Seseorang Menjadi Jodoh Kita, Bolehkah Berdoa & Berharap? Buya Yahya : Begini Agar Tidak Kecewa

Cara mengenali wanita itu bisa dilakukan antara keluarga dengan keluarga.

Menurut Buya, cara ini lebih akurat untuk mengenali bagaimana sosok wanita tersebut dibanding terlibat langsung dengannya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw dalam hadis Bukhari yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah untuk menikahi wanita karena empat perkara berikut.

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

Artinya :
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”

Berdasarkan hadis tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa boleh untuk melihat wajah wanita sekilas atau sesaat.

Lebih lanjut, Buya mengatakan bahwa hal itu hukumnya sunnah.

Kecuali jika kaum laki-laki sudah yakin sehingga tidak merasa perlu melihat wajah wanita tersebut.

“Sah melihat kecantikan. Biarpun dia pakai cadar anda berhak meminta untuk dibuka sesaat,” tambah Buya Yahya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

KAJIAN ISLAM LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved