Kajian Islam
Perceraian Bisa Sebabkan Psikologis Anak Rusak Jika Orangtua Tidak Melakukan Hal Ini Kata Buya Yahya
Buya Yahya menjelaskan bahwa perceraian oranngtua bisa menyebabkan psikologis anak menjadi rusak jika tidak sesuai dengan cara yang dianjurkan.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Buya Yahya menjelaskan bahwa dampak perceraian oranngtua bisa menyebabkan psikologis anak menjadi rusak jika tidak sesuai dengan cara yang dianjurkan dalam Islam.
Ketika orangtua memutuskan untuk bercerai, kata Buya Yahya, maka ada satu hal yang harus dilakukan terlebih dahulu agar psikologis anak tidak rusak.
Hal tersebut adalah mengajari sang anak untuk dapat berperilaku baik kepada sang ayah maupun ibunya, meskipun telah berpisah satu sama lain.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Buya Yahya melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, dikutip Serambinews.com pada Sabtu (5/3/2022).
Dalam Islam, perceraian adalah suatu tindakan yang diperbolehkan, asalkan dengan cara yang benar.
Menurut Buya Yahya, jika seandainya ada pasangan yang memutuskan ingin bercerai, maka boleh-boleh saja.
Baca juga: Istri Mencari Nafkah dan Suami Pengangguran, Buya Yahya : Hendaknya Suami Harus Gantikan Peran Istri
Namun, kalaupun ingin bercerai kata Buya Yahya dan agar psikologis anak tidak rusak, sebisa mungkin ajarilah sang anak terlebih dahulu untuk bisa berperilaku baik terhadap ayah dan ibunya.
"Kami sampaikan kepada siapa pun, biarpun tidak ada permasalahan berat seperti yang diceritakan, kalau terjadi perceraian wahai hamba Allah, ajari anakmu," kata Buya.
Jika Anda seorang suami dan bercerai dengan istri, maka ajari anak Anda untuk bisa baik dan berbakti kepada ibunya.
Begitu pula jika Anda seorang istri, maka ajari anak Anda untuk berbakti kepada ayahnya meskipun sudah bercerai.
"Kalau Anda bercerai dengan istri, ajari anak Anda untuk bisa baik dengan ibunya," kata Buya.
Meskipun demikian, terkadang masih ada para orang tua yang merasa takut jika hak anaknya diambil oleh mantan pasangannya ketika bercerai.
Baca juga: Hati-Hati! Dosa Besar Bermain Game dalam Islam, Bisa Haram? Begini Penjelasan Buya Yahya
Menanggapi hal itu, Buya Yahya mengingatkan untuk jangan pernah merasa takut jika hak sang anak diambil oleh pasangan.
Sebab mau bagaimanapun, tetap saja mantan pasangan kita tersebut adalah ayah/ibu dari sang anak, sehingga jangan pernah merasa takut diambil.
"Jangan takut masalah hak anak diambil ibunya, ya memang dia ibunya mau gimana, seorang istri juga nggak usah takut anaknya diambil oleh ayahnya, lah karena memang dia ayahnya," tegas Buya.