Kajian Islam
Perceraian Bisa Sebabkan Psikologis Anak Rusak Jika Orangtua Tidak Melakukan Hal Ini Kata Buya Yahya
Buya Yahya menjelaskan bahwa perceraian oranngtua bisa menyebabkan psikologis anak menjadi rusak jika tidak sesuai dengan cara yang dianjurkan.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Hanya saja terkhusus untuk para istri, kata Buya Yahya, bisa membuat semacam jaminan kepada mantan suami. Misalnya terkait persoalan pola asuh hingga pendidikan anak.
Apalagi terkadang seorang suami sibuk bekerja sehingga ia tidak memiliki waktu cukup untuk mengurus anak.
Dalam hal ini, istri harus memberitahu kepada mantan suaminya untuk memberikan penjelasan yang tepat dengan cara yang baik-baik soal mengurus anak.
Baca juga: Sandal Tertukar di Masjid, Bolehkah Pakai Sandal Milik Orang Lain? Begini Jawaban Buya Yahya
Sehingga para istri bisa mengajukan diri untuk merawat sang anak terlebih dahulu, sambil mengajarinya.
Lalu nanti suatu ketika akan dikembalikan kepada ayahnya sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh kedua belah pihak.
"Kalau masalah pendidikan mungkin ayahnya nggak bener, kasih pesan istrinya kepada sang ayah 'wahai mantan suamiku, biarkan anak ini baik dulu saya didik, nanti suatu ketika akan ku kembalikan sama kamu' kasih jaminan semacam itu," sambung Buya.
Lebih lanjut kata Buya, tindakan soal merebut anak bagi ayah/ibu yang sudah bercerai adalah tindakan yang tidak baik.
Bahkan soal rebutan hak asuh anak ini bisa menghasilkan anak yang broken home, yaitu anak yang dipecah psikologisnya.
"Sehingga menimbulkan anak yang broken home, broken home itu anak yang dipecah begituloh psikologinya broken home itu," ucap Buya.
Baca juga: Agar Seseorang Menjadi Jodoh Kita, Bolehkah Berdoa & Berharap? Buya Yahya : Begini Agar Tidak Kecewa
Anak broken home ini terjadi disaat kedua orangtuanya berebut pola asuh dan apabila anak tersebut berada bersama ayah/ibunya, semua permintaan sang anak akan dituruti.
"Minta apa saja diturutin, akhirnya minta yang nggak bener diturutin karena apa? sang ayah takut anaknya bersama sang ibu. Disaat giliran bersama sang ibu, ibu menuruti semua keinginan anak, yang penting tidak ke ayahnya, akhirnya anak rusak, itu broken, broken ya begitu," lanjut Buya.
Agar kondisi psikologis seperti itu tidak terjadi pada anak, maka kedua orang tuanya jika ingin bercerai, bercerailah dengan cara yang baik-baik.
"Tapi kalau perpisahan dengan cara yang baik, tetap saja ditanamkan penghormatan kepada ayahnya, sang ibu ngajarin, nggak broken dia. Dalam islam ada perceraian tapi dengan cara yang baik," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin).
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Di Tengah Invasi Rusia, Jerman Bakal Kirim 2.700 Rudal Buatan Soviet & 23.000 Helm ke Ukraina
Baca juga: Pemkab Pidie Jaya dan Demokrat Fasilitasi Pemulangan Warga Meureudu yang Terkatung-katung di Kamboja
Baca juga: Beli Motor Cash Dituduh Kredit, Mahasiswa Aceh Jadi Korban Penipuan di Jakarta, Begini Kronologisnya