Berita Aceh Timur

Ledakan Sumur Minyak Telan Korban, Satu Orang Meninggal Dua Luka Parah

Ledakan sumur minyak tradisional di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, pada Jumat (11/3/2022) malam, menelan korban jiwa

Editor: bakri
tangkapan layar dari video kiriman warga  
Sumur minyak tradisional di Ranto Peureulak Aceh Timur terbakar, Jumat (11/3/2022) malam 

IDI - Ledakan sumur minyak tradisional di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, pada Jumat (11/3/2022) malam, menelan korban jiwa.

Awalnya, tiga warga mengalami luka bakar serius.

Namun, belakangan satu orang di antaranya meninggal dunia di RSUD dr Fauziah, Bireuen, saat hendak dirujuk ke RSUD dr Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Korban yang meninggal dunia akibat kejadian itu adalah Safrizal (32), warga Desa Blang Barom, Kecamatan Ranto Peureulak.

Kondisi terkini lokasi sumur minyak terbakar apa sudah padam total,  di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Sabtu (12/3/2022)
Kondisi terkini lokasi sumur minyak terbakar apa sudah padam total,  di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Sabtu (12/3/2022) (Dokumen Camat Ranto Peureulak       )

Sementara dua korban yang mengalami luka bakar serius dan sudah dirujuk ke RSUZA adalah Junaidi (37), warga Desa Blang Barom, dan Baihaqi (36), warga Kecamatan Peudawa, Aceh Timur.

Deputi Dukungan Bisnis Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Afrul Wahyuni, mengatakan, kebakaran sumur minyak tradisional itu terjadi pada Jumat (11/3/2022) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

"Sumber api belum terkonfirmasi, namun diduga juga dari wilayah sumur tersebut," ungkap Afrul dalam konfrensi pers secara virtual terkait update informasi perkembangan terbakarnya sumur minyak ilegal di Ranto Peureulak, Sabtu (12/3/2022).

Saat ini, menurut Afrul, kondisi sumur sudah terkontrol dan api sudah berhasil dipadamkan pada Sabtu (12/3/2022) dini hari pukul 02.45 WIB, oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana daerah (PBD) dibantu personel TNI/Polri dan masyarakat setempat dengan mengerahkan tiga mobil pemadam kebakaran (damkar) dan satu mobil tanki.

Afrul menjelaskan, BPMA terus memantau kondisi dan dampak dari kebakaran sumur tersebut.

Illegal drilling (pengeboran ilegal) ini, kata Afrul, sudah menjadi isu nasional.

Baca juga: Selidiki Kebakaran Sumur Minyak, Kapolres Aceh Timur : Kejadian Ini tak Boleh Terulang

Baca juga: Camat Ranto Peureulak: Kebakaran Sumur Minyak Sudah Padam Total, Korban 3 Orang, 1 Dirujuk ke RSUDZA

Karena itu, sebutnya, pemerintah harus segera melahirkan regulasi untuk mengatur aktivitas di sumur minyak tradisional tersebut.

Ditanya apakah sumur ilegal yang sudah menjadi usaha masyarakat itu akan ditutup, Afrul mengungkapkan, hal itu meerupakan kewenangan pemerintah.

"Jika tidak ada solusinya, kita kkhawatir hal tersebut akan menjadi masalah sosial.

Sebab, nantinya akan ada ribuan masyarakat yang terlibat mencari nafkah pada illegal drilling tersebut," tukas Afrul.

Secara administrasi, tambah Afrul, sumur-sumur minyak tradisional yang ada di Kecamatan Ranto Peureulak, merupakan sumur bekas peninggalan Belanda yang kini termasuk dalam blok Peureulak yang konsensinya dibawah PT Pertamina E&P Malaka.

Sejak 2010, katanya, sumur-sumur ilegal sudah dibor secara tradisional dan menjadi sumber penghasilan masyarakat.

"Jadi, sampai saat ini Blok Peureulak masih di bawah wilayah kerja PT Pertamina, dan sedang digodok agar kewenangannya dikembalikan ke BPMA sehingga dapat dikelola dan dioptimasi, " ungkap Afrul.

Selama ini, kata Afrul, blok Peureulak ini dari Pertamina sudah di-KSO-kan ke BUMD, tapi tak diketahui sebabnya hingga kini belum dioperasionalkan.

Selain itu, Blok Peureulak tak menjadi produksi negara, tapi sangat ekonomis bagi masyarakat.

Ia menyampaikan, BPMA juga mengapresiasi DPRA yang sedang menggodok Qanun tentang pengelolaan sumur minyak tradisional tersebut.

"Kita berharap, regulasi ini dapat segera selesai sehingga dapat langsung diimplementasikan.

Baca juga: Kobaran Api di Sumur Minyak Tradisional Berhasil Dipadamkan, Tiga Orang Dilaporkan Luka Bakar

Persoalan ini adalah PR (pekerjaan rumah-red) bagi pemerintah untuk segera membuat regulasi yang berpihak kepada masyarakat.

Sebab, selama ini ada ribuan masyarakat mencari nafkah melalui ilegal driling tersebut.

Efek yang dikhawatirkan muncul bila regulasi ini lambat dilahirkan yaitu terkait keselamatan jiwa dan lingkungan.

Karena itu, sebutnya, BPMA akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, SKK-Migas, Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas, Medco, dan Pertamina untuk melakukan upaya penanganan pada sumur tersebut agar dampaknya tidak meluas.

Terpisah, Camat Ranto Peureulak, Mukhtarddin SSos MAP, mengatakan, sumur minyak tradisional yang terbakar itusudah padam total dan tidak muncul api lagi.

Saat ini, menurut Camat, kondisinya sudah aman dan kondusif.

Namun, sebut Camat, di lokasi sumur masih mengeluarkan minyak dan gas.

Minyak tersebut ditampung ke drum dan tanki air untuk dijadikan barang bukti.

Capai 20 meter Ketinggian kobaran api di lokasi kebakaran sumur minyak tradisional itu sekitar 20 meter.

"Ketinggian api sekitar 20 meter, dan jarak dengan rumah warga 15 sampai 20 meter," ungkap salah seorang warga setempat kepada Serambi, Sabtu (12//3/2022) dini hari WIB.

Baca juga: Sejumlah Warga Luka Bakar Akibat Ledakan Sumur Minyak di Ranto Peureulak

Menurut warga itu, sampai Sabtu dini hari pukul 01.00 WIB, kobaran api masih terjadi.

"Kobaran api tersebut susah padam, kalau gasnya tidak habis maka api tidak mati," ungkapnya.

Dalam video yang beredar cepat di media sosial, petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi untuk memadamkan api.

Anggota DPRK Aceh Timur, Rasydin alias Pitung, Jumat (11/3/2022) malam menjelaskan, sumur minyak terbakar itu adalah sumur yang baru dibor dan baru menyemburkan minyak.

"Menurut info, minyaknya baru nembak naik, kemudian warga berdatangan terus tiba-tiba terjadi kebakaran dan ledakan," ungkap Pitung.

Api terlihat membumbung tinggi seperti kejadian pada April 2018 lalu yang menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia.

Kejadian Seperti Ini Tak Boleh Terulang

Polres Aceh Timur saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait terbakarnya sumur minyak tradisional di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, pada Jumat (11/3/2022) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Mahmun Hari Sandy Sinurat SIK, membenarkan adanya kejadian tersebut dan saat itu juga Kapolsek Ranto Peureulak, Iptu Eko Suhendro SH, bersama anggotanya langsung turun untuk mengamankan lokasi dan membantu mengevakuasi korban ke Puskesmas Ranto Peureulak.

“Akibat dari kejadian tersebut, tiga masyarakat (pekerja sumur) mengalami luka bakar.

Setelah dilakukan penanganan medis di UPTD Puskesmas Ranto Peureulak, ketiga korban dirujuk ke RSUD Sultan Abdul Azissyah Peureulak guna penanganan dan perawatan lebih lanjut,” ungkap Kapolres Aceh Timur, Sabtu, (12/3/2022).

Lebih lanjut Kapolres mengatakan, semburan gas bercampur minyak mengakibatkan tanah dan alur di sekitar lokasi kejadian digenangi tumpahan minyak.

Hal ini menjadi perhatian serius Kapolsek Ranto Peureulak bersama anggotanya dan mengimbau kepada masyarakat untuk menjauh dari sumber api untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pemadaman api dilakukan bersama sama oleh personel Polsek Ranto Peureulak, Koramil 14/RTP dengan menggunakan empat mobil pemadam kebakaran dan satu mobil tangki air dengan dibantu warga.

Lalu, ssekitar pukul 02.45 WIB api berhasil dipadamkan.

Setelah api padam, Unit Identifikasi Satreskrim Polres Aceh Timur dipimpin Kastreskrim, AKP Miftahuda Dizha Fezuono SIK, melakukan pengamanan TKP dilanjutkan dengan TPtKP dan olah TKP serta pengambilan keterangan guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Secara tegas, Kapolres menyatakan, kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali dan harus dilakukan penyelidikan secara mendalam.

"Karena ini adalah sumur pengeboran illegal yang tidak mengacu pada kaidah standar pengeboran migas.

Maka integritas sumurnya tidak bisa diandalkan.

“Dengan peristiwa ini, mari kita berpikir untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang illegal dan beresiko tinggi," pinta AKBP Mahmun Hari Sandy Sinurat SIK.

Saat ini, tambah Kapolres, kondisi sumur yang terbakar dan area di sekitarnya sudah aman dan terkendali.

Namun demikian, pengamanan terus dilakukan oleh petugas dari Polres Aceh Timur bersama Polsek Ranto Peureulak dan Koramil/14 Ranto Peureulak. (c49)

Baca juga: VIDEO Kobaran Api di Sumur Minyak Tradisional Berhasil Dipadamkan, Tiga Orang Dilaporkan Luka Bakar

Baca juga: Kobaran Api di Sumur Minyak Capai 20 Meter, Berjarak Puluhan Meter dari Rumah Warga 

 
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved