Kupi Beungoh
Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XIV) - Hikayat ‘Putin Kecil’ dari Chechnya, Ramzan Kadyrov
Siapa sesungguhnya Ramzan Kadyrov? Bagaimana kehebatannya berperang, dan bagaimana pula ia meniti karir sehingga menjadi petinggi Chechnya?
Selanjutnya apa anggapan dan apa pula realitas yang sesungguhnya dengan Ramzan Kadyrov?
Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XIII) - Ada Pekerjaan Kontraktor di Ukraina
Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (I): Denazifikasi dan Demiliterisasi Ukraina
Sejarah Islam di Chechnya
Uraian tentang Ramzan Kadyrov tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat dan tempat dimana dia dilahirkan.
Ramzan lahir 45 tahun lalu di “kemukiman” Tsentoroi, kabupaten Kurchaloyevsky, di wilayah Kaukasus Utara, Chechnya.
Tempat kelahirannya dan masyarakatnya terkenal dengan ketaatan terhadap ajaran Islam dan bahkan mungkin sangat fanatik.
Dua negara bagian Rusia di Kaukasus Utara adalah Chechnya dan Dagestan memang terkenal dengan umat Islam yang militan, dan Islam adalah identitas yang melekat di ke dua tempat itu. (Evengalista 2002; Rivers 2019).
Islam mulai berkembang lebih awal di Dagestan untuk kemudian pada abad ke 14-15 mulai menyebar ke Chechnya yang dibawa oleh para muballigh Dagestan.
Kedua negara bagian itu adalah area kontestasi antara imperium Ottoman, Turki, Imperium Romanov, Rusia, dan kerajaan Iran pada awal abad ke 19.
Bahkan Dagestan sendiri, secara kultural lebih dekat dengan Turki.
Mayoritas penduduk muslim Chechnya adalah pengikut taat Mazhab Syafii, sekalipun dalam dalam dua puluh tahun terakhir sudah mulai muncul varian mazhab Hambali, terutama dengan kedatangan para penganjur fiqih ajaran Muhammad bin Abdul Wahab (Soulemanov 2014), seorang ulama dari Arab Saudi (1703-1792).
Masyarakat Chechnya juga pelaku dan pengikut dua tarekat besar, Naqsyabandiyah dan Qadariyah.
Pengikut Naqsyabandiyah umumnya ditemukan di kawasan dataran rendah, sementara pengikut Qadariyah umumnya berada di kawasan pegunungan dan dataran tinggi negeri itu, di kawasan bagian pedalaman Kaukasus Utara.
Kedua kawasan ini pernah mengalami perang baik dengan Kerajaan Rusia dan masa pemerintah awal negara Uni Soviet, setelah revolusi Bolshevik, maupun dengan rezim pasca Rusia, terutama dengan rezim pemerintahan Boris Yieltsin dan Vladimir Putin.
Pada penghujung abad ke 18, terutama antara 1785-1791 terjadi perang besar-besaran antara rakyat Chechnya dengan Kaisar Rusia di bawah pemimpinnya Ushurma Mansur.
Perang itu dalam sejarah Chechnya dianggap representasi sebagai representasi kemerdekaan, kebangsaan, dan agama.