Ramadhan 2022

Ada yang Mulai Puasa Hari Ini, Muhammadiyah 2 April & BRIN Prediksi 3 April, Bagaimana Menyikapinya?

Perlu dipahami, bahwa warna-warni Islam itu secara substansial tetap satu dalam bingkai Islam.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Foto: Saudi Press Agency
Pemantauan Hilal pertanda awal Syawal tidak terlihat di Tamir, Arab Saudi pada Selasa (11/5/2021) malam. 

Ada yang Mulai Berpuasa Besok, Muhammadiyah 2 April & BRIN Prediksi 3 April, Bagaimana Menyikapinya?

SERAMBINEWS.COM – Jamaah Tarikat Syattariah di Kabupaten Nagan Raya, Aceh akan mengawali 1 Ramadhan 1443 H pada Kamis (31/3/2022), hari ini.

Pengikuti Abu Habib Muda Seunagan atau Abu Peulekung dalam musyawarah pertengahan bulan Syaban lalu telah memutuskan 1 Ramadhan atau awal puasa jatuh pada Kamis, 31 Maret 2022.

"Keputusan musyawarah tengku-tengku dayah tarikat Syattariah memutuskan Kamis awal Ramadhan," kata pemegang amanah Abu Habib Muda Seunagan, Abu Said Kamaruddin, kepada Serambinews.com, Selasa (29/3/2022).

Dalam musyawarah itu, lanjutnya, juga diputuskan bahwa untuk puasa tahun ini genap selama 30 hari.

"Terhadap penetapan awal Ramadhan sudah kami sampaikan kepada semua pengikut tarikat Syattariah di Aceh," ujar cucu kandung dari Abu Peulekung ini.

Baca juga: 9 Hal yang Dihindari saat Berpuasa, Mendapat Hukum Makruh serta tak Diganjar Pahala, Sia-sia

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga telah menetapkan awal puasa Ramadhan 2022 pada 2 April.

Penentapan 1 Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan metode Hisab atau perhitungan secara matematis.

Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022.

Prediksi ini pun berbeda dari Tarikat Syattariah dan Muhammadiyah yang terlambat satu hari.

Profesor riset bidang Astronomi dan Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin menyampaikan, ketinggian hilal pada 1 April 2022 hanya sedikit di atas 2 derajat.

 “Hilal tidak mungkin terlihat di wilayah Indonesia pada 1 April mendatang,” kata Thomas, dikutip dari situs resmi Lapan.

“Artinya, jika hilal tidak terlihat pada 1 April, maka jumlah hari pada bulan Sya’ban tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari,” sambungnya.

Thomas menyoroti bahwa penentuan awal Ramadhan, sejak 2022, telah menggunakan kriteria baru, yaitu MABIMS sebagaimana yang juga digunakan Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Baca juga: Begini Caranya Agar Tidak Lemas saat Puasa Ramadhan, Hindari Makanan Jenis ini Hingga Olahraga

"Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat,” ungkapnya.

Namun, Thomas menegaskan kepada masyaralay agar menunggu keputusan resmi pemerintah melalui sidang isbat.

Pemerintah baru akan menetapkan awal puasa melalui keputusan sidang isbat pada Jumat (1/4/2022) atau bertepatan dengan 29 Syaban 1443 H.

Bagaimana umat Islam Menyikapinya?

Acapkali orang menganggap pendapatnya sebagai satu-satunya yang benar, sementara yang lain salah.

Konsekuensi dari anggapan ini kemudian melebar sampai kepada klaim kebenarannya terhadap persoalan agama.

Padahal apa yang dianggap sebagai “agama” itu tidak lain adalah penafsiran terhadap agama itu sendiri.

Perlu dipahami, bahwa warna-warni Islam itu secara substansial tetap satu dalam bingkai Islam.

Hanya selama ini  yang terjadi justru perbedaan itu dipahami sebagai sesuatu yang aneh sehingga melahirkan pertentangan dan permusuhan, bahkan sampai pada konflik yang memprihatinkan.

Oleh karena itu, Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Aceh meminta kepada segenap masyarakat agar tetap menjaga ukhuwah dan menghargai perbedaan, serta memperhatikan keputusan pemerintah dalam penetapan awal Ramadhan.

Permintaan MPU itu disampaikan dalam Tausiah Nomor 2 Tahun 2022, Tentang Pelaksanaan Ibadah Bulan Ramadhan dan Kegiatan Keagamaan Lainnya Tahun 1443 H.

Tausiah yang menetapkan 10 keputusan itu ditandatangani oleh Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali bersama dua Wakil Ketua, Dr Tgk H Muhibbuththabry MAg dan Tgk H Hasbi Albayuni pada 21 Maret 2022.

Baca juga: Jelang Ramadhan 2022, Ini 7 Manfaat Puasa untuk Kesehatan, Turunkan Berat Badan hingga Hipertensi

“Diminta kepada segenap masyarakat agar tetap menjaga ukhuwah dan menghargai perbedaan, serta memperhatikan keputusan pemerintah dalam penetapan awal Ramadhan,” bunyi salah satu poin dari 10 poin keputusan dalam Tausiah MPU Aceh.

Terkait hal itu, Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali kepada Serambinews.com menjelaskan, perbedaan dalam penentuan awal puasa biasanya berujung pada saling ejek dan perdebatan.

Karena itu, dalam melakukan amalan ibadah puasa, Lem Faisal meminta masyarakat agar menjaga lisan dan jari.

 “Sebab seperti diketahui, masyarakat Aceh masih latah dalam bermedia sosial,”

“Nah, untuk menjaga pahala puasa, masyarakat dianjurkan untuk memperbanyak baca Alquran, shalawat dan zikir serta mempersempit ruang bermedsos,” kata Lem Faisal.

"Bermedsos pada yang penting-penting saja. Karena sering bermedsos sangat berpotensi menjurus ke hal-hal yang mengurangi pahala, bahkan bisa menghilangkan pahala puasa," tambahnya.

Pimpinan Dayah Mahyal 'Ulum Al-Aziziyah Sibreh, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar ini meminta masyarakat agar senantiasa menjaga ukhuwah dan perbedaan yang terjadi dalam masyarakat.

"Jangan saling menyalahkan, apalagi mengkafirkan satu sama lainnya. Momentum bulan puasa harus dijadikan sebagai ajang pembersihan diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah," ucap Tgk Faisal Ali. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

RAMADHAN 2022

AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved