Opini

Menyucikan Jiwa

ALHAMDULILLAH, umat muslim di seluruh penjuru dunia sedang bersuka cita karena datangnya bulan suci Ramadhan tahun 1443 H

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Menyucikan Jiwa
FOR SERAMBINEWS.COM
Rizki Mustaqim S Th MA Mahasiswa Doktoral University of Malaya Jurusan al-Quran dan al-Hadits/Anggota IKAT Aceh

Allah menjelaskan hal tersebut dalam banyak ayat Alquran, di antaranya dalam surah al-Baqarah ayat 151,“sebagaimana kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu dan menyucikan diri mu dan mengajarkan kepadamu Alquran dan al-Hikmah (al-Sunnah) serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui”.

Makna firman-Nya “menyucikan jiwa mereka” adalah membersihkan mereka dari keburukan akhlak, kotornya jiwa dan perbuatan- perbuatan jahiliyyah serta mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya Allah.

Baca juga: Arab Saudi Mulai Puasa Ramadhan

Korelasi antara pentingnya tazakiyatun nafsi dengan ketakwaan yang akan diraih seorang muslim ketika berpuasa nanti ialah bahwa ketakwaan kepada Allah yang sebenarnya tidak akan mungkin tercapai kecuali dengan berusaha menyucikan jiwa terlebih dahulu dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran yang menghalangi seorang hamba untuk dekat kepada Allah.

Sehingga menjadi sebuah keniscayaan syarat utama dalam menjemput bulan suci Ramadhan adalah berusaha membersihkan dan menyucikan jiwa (tazkiyatun nafsi) terlebih dahulu.

Sampai di sini muncul pertanyaan, bagaimana seorang muslim dapat menyucikan jiwa serta memperbaikinya? Maka jalan atau metode untuk menyucikan jiwa itu banyak sekali yang diterangkan dalam Alquran dan yang telah diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad.

Salah satu yang paling penting adalah dengan cara muhasabatun nafsi, yaitu dengan cara menghisab atau intropeksi diri.

Maka wajib bagi seorang muslim untuk berhenti sejenak dalam kehidupannya untuk merenung dan menghisab dirinya.

Sangat disayangkan waktu yang berjalan hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu begitu saja tanpa ada perenungan di dalamnya, lalu tiba-tiba mendapati diri kita lemah kaku, membisu menghadap kepada Rabb untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal.

Banyak ayat Alquran yang mengingatkan tentang pentingnya muhasabah ini, di antaranya yang tertera dalam surah al-Zalzalah ayat 6-8.

Allah akan menghitung segala perbuatan manusia baik yang ditampakkan maupun yang disembunyikannya.

Allah berfirman dalam surah al-Mujadalah ayat 6, “pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan- Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.

Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.

Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”.

Manusia menyangka Allah telah lupa terhadap semua yang dikerjakan selama di dunia, maka itu adalah sangkaan yang salah karena Allah mencatat semua apa yang mereka katakan dan yang mereka kerjakan.

Maka pada saat itu ke mana hamba akan mengadu, sedangkan semua akan bersaksi terhadap, mulut, tangan, kaki, mata, kulit bahkan sampai pendengaran dan penglihatan mereka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved