Breaking News

Kupi Beugoh

Abu di Lheue, Ulama dengan Pribadi Santun dan Mustajab Doa---Bagian 2 Habis

Sebagai ulama kharismatik, Abu di Lheue memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi murid dan masyarakat.

Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
Tgk H Abdul Hadi, MA atau akrab disapa Waled Gp Gajah adalah Ketua HUDA Pidie sekaligus Ketua Umum Riadah (Ikatan Alumni Dayah Darul Falah Jeunieb) 

Oleh: Tgk H Abdul Hadi, MA alias Waled Gampong Gajah

Sebagai ulama kharismatik, Abu di Lheue memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi murid dan masyarakat.

Di antara kepribadian Beliau adalah:

  • Istiqamah dalam Mengajar: Abu sangat tekun mengajar, bahkan kepada satu santri sekalipun. 

Ia fokus membina kader ulama melalui pengajaran kitab-kitab besar seperti Mahalli dan Fathul Wahhab.

  • Terbuka dalam Debat Ilmiah: Abu tidak marah saat murid mendebatnya, selama perdebatan bersifat ilmiah. 

Ia menjawab dengan argumen yang kuat dan tetap tenang.

  • Menghargai Murid: Abu menghormati setiap penjelasan murid, bahkan menelaah ulang jika murid menyampaikan referensi kitab. 

Ia juga menerima santri muallaf dan membimbing mereka hingga mampu berdakwah.

Baca juga: Kisah Abu di Lheue, Dirikan Dayah sebagai Benteng Melawan Paham Sesat---Bagian 1

Sosok Abu di Lheue dikenang sebagai ulama yang tawadhu, tekun, dan penuh kasih dalam mendidik generasi penerus Islam. 

Dayah Darul Falah menjadi warisan perjuangannya yang terus hidup hingga kini.

Ketegasan Abu di Lheue

Meski memiliki sikap  yang lemah lembut dan penuh kasih, Abu di Lheue juga sangat bersikap tegas terhadap hal-hal yang haq dan bathil serta keras menentang kemungkaran.

Di antara sikap tegas Abu di Lheue adalah:

  • Selektif dalam Memilih Guru: Abu di Lheue sangat ketat dalam menyeleksi guru. 

Setiap guru wajib muthala’ah sebelum mengajar dan diawasi langsung oleh beliau.

Kesalahan dalam penjelasan kitab akan ditegur di depan murid demi menjaga akurasi ilmu agama.

  • Tegas dalam Mencegah Kemungkaran: Meski santun dalam mengajak kebaikan, Abu sangat tegas terhadap pelanggaran. 

Ia tak ragu memberi hukuman, bahkan mengeluarkan santri jika kesalahannya fatal. 

Ia menjaga ketat interaksi antara santriwan dan santriwati serta menegur siapa pun yang lalai terhadap waktu ibadah.

  • Menolak Perbuatan Sia-Sia: Abu tidak menyukai aktivitas yang tidak bermanfaat. 

Ia menegur santri yang sering ke kedai kopi atau pasar tanpa keperluan. 

Baca juga: Profil Syaikhona Muhammad Kholil, Kyai Asal Bangkalan Jadi Pahlawan Nasional, Ulama Karismatik

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved