Opini
Menyucikan Jiwa
ALHAMDULILLAH, umat muslim di seluruh penjuru dunia sedang bersuka cita karena datangnya bulan suci Ramadhan tahun 1443 H

Oleh Rizki Mustaqim S Th MA, Mahasiswa Doktoral University of Malaya Jurusan al-Quran dan al-Hadits/Anggota IKAT Aceh
ALHAMDULILLAH, umat muslim di seluruh penjuru dunia sedang bersuka cita karena datangnya bulan suci Ramadhan tahun 1443 H yang bertepatan jatuh pada tanggal 2 April 2022 ini.
Hanya dalam hitungan beberapa hari lagi umat muslim akan merasakan nikmatnya beribadah dalam bulan Agung dan penuh ampunan ini.
Ramadhan merupakan bulan istimewa, bulan yang dinantikan oleh seluruh kaum mukmin baik laki-laki dan wanita sebagai bulan untuk melatih diri menjadi manusia yang bertakwa.

Oleh karena itu, sebagai salah satu media meraih derajat takwa, maka sangat diperlukan beberapa persiapan dalam menyambutnya agar ibadah tahunan tersebut mampu memberikan kesan yang mendalam kepada shaimin (orang yang berpuasa).
Dan di antara persiapan Agung tersebut ialah dengan melakukan proses tazkiyatun nafsi (penyucian jiwa).
Sebagai persiapan yang Agung, maka di bulan ini diwajibakan kepada setiap pribadi muslim untuk mengosongkan jiwanya dari akhlak serta perbuatan tercela, sebaliknya memasukkan segala kebaikan-kebaikan kedalamnya, berusaha selalu untuk menyucikan jiwa serta memperbaikinya.
Tazkiyatun nafsi dapat bermakna thaharah, sebagaimana firman Allah dalam surah al-Syam ayat 10 “sungguh telah menang orang-orang yang menyucikan jiwanya” yaitu siapa saja yang membersihkan dan memperbaiki jiwanya.
Tazkiyatun nafsi juga bermakna bertambah dan tumbuh, sebagaimana makna zakat dalam arti bahasa yaitu tumbuh dan bertambah.
Diterangkan dalam hadits Nabi yang berbunyi “tidaklah berkurang harta dari seseorang yang bersedekah, malah dengan bersedakah akan menambahkan harta seseorang”.
Baca juga: Hilal di Bawah 3 Derajat, Pemerintah Tetapkan Awal Ramadhan 3 April
Baca juga: ASN Dilarang Gelar Buka Puasa Bersama
Di antara keagungan tazkiyatun nafsi, bahwa Allah bersumpah di dalam Aquran dengan 11 kali sumpah, yang menerangkan bahwasanya tazkiyatun nafsi adalah cara untuk meraih kemenangan, hal itu termaktub dalam surah al-Syam ayat 1 - 7, lalu Allah menutup sumpah-Nya dengan mengatakan bahwa sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, yaitu orang yang membersihkan dan memperbaikinya.
Sebaliknya sungguh rugi orang yang mengotori jiwanya, yaitu orang yang menghinakannya.
Keagungan lainnya dari tazkiyatun nafsi adalah Allah memberikan balasan yang tinggi kepada yang gemar menyucikan jiwanya, hal itu tertera dalam surah Thoha ayat 75, “barang siapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan mengerjakan kebaikan, maka mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan derajat yang tinggi (mulia) yaitu surga-surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Dan itulah balasan bagi orang yang menyucikan jiwanya”.
Bahkan hal terpenting dari tazkiyatun nafsi adalah, ia menjadi salah satu tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW.