Internasional
Warga Mekkah Rindukan Tembakan Meriam Ramadhan, Sudah Berakhir Delapan Tahun Lalu
Penduduk Mekkah, Arab Saudi merindukan tembakan meriam berbuka puasa yang ikonik di kota itu, sebuah tradisi yang telah berakhir delapan tahun lalu.
SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Penduduk Mekkah, Arab Saudi merindukan tembakan meriam berbuka puasa yang ikonik di kota itu, sebuah tradisi yang telah berakhir delapan tahun lalu.
Selama bertahun-tahun, peristiwa penting sehari-hari terjadi selama bulan suci, ketika penduduk akan berbuka puasa dengan kurma dan air zamzam.
Khususnya, setelah mendengar suara khas meriam yang ditembakkan di awal shalat Maghrib.
Ahmed Saleh Halabi, seorang peneliti sejarah Mekkah, mengatakan sumber sejarah menunjukkan gagasan itu tidak direncanakan, dan pertama kali dilakukan di Kairo, Mesir.
Ada beberapa narasi seputar asal usul tradisi itu, tambahnya, seperti dilansir ArabNews, Minggu (3/4/2022).
Beberapa sejarawan mengklaim saat matahari terbenam pada hari pertama Ramadhan tahun 865, Sultan Mamluk Khosh Qadam ingin menguji meriam baru yang dia terima.
Baca juga: Beginilah Penampakan Rumah Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Mekkah, Kini Dialihfungsikan
Pertama kali ditembakkan bertepatan dengan shalat Maghrib, membuat penduduk setempat percaya, suara itu menandakan berbuka puasa.
Mereka menyambut praktik baru tersebut, dan meriam kemudian ditembakkan setiap hari, juga untuk menandai dimulainya sahur dan imsak.
Halabi menjelaskan kemunculan satu narasi tentang meriam itu secara kebetulan dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk digunakan untuk tujuan itu.
Beberapa tentara sedang membersihkan salah satu meriam, dan sebuah peluru meledak di langit Kairo.
Itu terjadi pada waktu Maghrib pada suatu hari Ramadhan.
Sumber lain mengklaim tradisi dimulai melalui putri Qadam, yang mendengar tembakan meriam yang tidak disengaja.
Baca juga: Gubernur Mekkah Umumkan Proyek untuk Tiga Provinsi, Rp 3,9 Triliun
Halabi menyatakan orang-orang mengira pemerintah telah memperkenalkan tradisi baru untuk mengumumkan akhir puasa dan mereka mulai membicarakannya.
Fatima, putri Qadam, mengetahui apa yang terjadi dan menyukai gagasan itu.
Dia kemudian mengeluarkan surat keputusan yang memerintahkan penggunaan meriam pada waktu Maghrib, imsak dan pada hari-hari libur resmi.
“Orang-orang mengira itu adalah cara baru mengumumkan akhir puasa," ujarnya.
"Oleh karena itu, meriam itu dinamai menurut nama sang putri, ”kata Halabi.
Kedua narasi menunjukkan meriam Ramadhan muncul untuk pertama kalinya di Kairo, menjadi suara tradisional yang menandakan akhir puasa.
Adapun meriam Ramadhan di Mekkah, Halabi mengatakan itu bagian dari tradisi Ramadhan di seluruh dunia Islam.
Di Mekkah, sebuah gunung terkenal yang disebut gunung Cannon terletak di utara Masjidil Haram.
Meluas ke gunung Quaqian, yang dikenal sebagai salah satu gunung Al-Akhshabayn di Mekkah.
Baca juga: Masjidil Haram Laksanakan Shalat Pertama Tanpa Jaga Jarak Mulai Subuh
Meriam kota yang ada terletak di area kecil, sekitar 10 meter persegi menghadap ke lingkungan Jarwal.
Itu telah berada di kaki bukit Mekkah selama 100 tahun dan suaranya terdengar di seluruh kota pada waktu shalat.
Halabi mengatakan meriam Ramadhan Mekkah menembakkan amunisi kosong dengan berat hampir dua kilogram.
Dari awal bulan suci Ramadhan hingga pengumuman awal Idul Fitri, biasa menembakkan sekitar 150 peluru.
Dia menambahkan pada 2022 menjadi tahun kedelapan berturut-turut, suara meriam Ramadhan di Mekkah berakhir.
Dia berharap, ritual yang terkait dengan bulan suci itu kembali diperkenalkan.(*)