Bincang Serambi Ramadhan

Bincang Serambi Ramadhan - Jangan Tinggalkan Puasa Ramadhan Tanpa Udzur, Simak Penjelasan Tgk Wahyu

“Maka dapat dipahami bahwa tidak wajib berpuasa dari kebalikan itu (syarat wajib puasa). Artinya kalau yang bukan Islam tidak diwajibkan puasa,”

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Tangkapan Layar Youtube/SerambiOnTV
Pimpinan Dayah Darul Fikri Al Waliyah, Meuraxa, Banda Aceh, Tgk Wahyu Mimbar MAg menjadi narasumber dalam program Bincang Serambi Ramadhan, Selasa (5/4/2022) yang dipandu wartawan Serambinews.com, Yeni Hardika. 

Bincang Serambi Ramadhan - Jangan Tinggalkan Puasa Ramadhan Tanpa Udzur, Simak Penjelasan Tgk Wahyu

SERAMBINEWS.COM - Seseorang yang telah diwajibkan untuk berpuasa janganlah sekali-kali ia meninggalkan satu hari pun puasanya tanpa udzur.

Berdasarkan hadits Muslim “Barang siapa yang meninggalkan puasa satu hari pada bulan Ramadhan tanpa udzur yang syar’i,  Allah tidak akan menerima puasanya sekalipun ia berpuasa selama setahun"

Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Dayah Darul Fikri Al Waliyah, Meuraxa, Banda Aceh, Tgk Wahyu Mimbar MAg dalam program Bincang Serambi Ramadhan, Selasa (5/4/2022).

Program yang mengangkat tema “Syarat Puasa, Adab dan Hal-hal yang Membatalkannya” ini dipandu wartawan Serambinews.com, Yeni Hardika.

Program khusus kerja sama Serambi Indonesia dengan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) ini hadir setiap hari pukul 16.30 WIB selama bulan Ramadhan, yang disirakan langsung di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.

Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan – Bolehkan Niat Puasa untuk Diet? Simak Penjelasan Tgk Alizar

Tgk Wahyu mengatakan bahwa syarat puasa terbagi dua, yakni syarat wajib puasa dan syarat sah puasa.

“Kalau syarat wajib puasa ada empat, pertama muslim, kedua baliqh, kemudian berakal, dan mampu melakukan ibadah puasa,” paparnya.

Sementara itu, syarat sah puasa adalah orang tersebut beragam Islam, berakal dan menjalankan rukun puasa.

“Maka dapat dipahami bahwa tidak wajib berpuasa dari kebalikan itu (syarat wajib puasa). Artinya kalau yang bukan Islam tidak diwajibkan puasa,” jelas Tgk Wahyu, alumni Magister Bahasa Arab UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Sementara itu, Tgk Wahyu mengatakan bahwa menyegerakan berbuka puasa merupakan adab.

“Artinya, begitu waktu berbuka puasa telah tiba kita jangan lalai lagi. Semestinya minimal kita meneguk segelas air, karena ini adab,” jelasnya.

Kemudian, menjaga waktu sahur agar tidak menjadi keraguan juga menjadi bagian dari adab puasa.

Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Ketua MPU Aceh: Kemuliaan Bulan Ramadhan Ini Banyak Sekali

“Arti memperlabat sahur jangan sampai masuk dalam keragu-raguan. Sekarang sudah mudah, karena adanya alarm Imsak,” papar Tgk Wahyu.

Adab puasa lainnya adalah meninggakan perkataan yang keji dan menjaga lisannya serta menahan diri dari perbuatan yang sia-sia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved