Internasional
Shanghai Ubah Perumahan Jadi Pusat Karantina, Langsung Memicu Kemarahan dan Protes dari Tetangga
Kota Shanghai, China mengubah bangunan tempat tinggal menjadi Pusat Karantina untuk menampung semakin banyak kasus Covid-19.
“Tempat ini sama sekali tidak cocok untuk menjadi pusat karantina,” katanya.
Dia mengungkapkan ketakutan dia bisa tertular virus Corona dengan tinggal begitu dekat dengan pasien.
Di bawah kebijakan nol Covid-19 China, setiap orang yang dites positif harus dikarantina di tempat yang ditentukan.
Para tetangga diminta untuk mengisolasi di rumah mereka selama 14 hari, yang telah memicu ketakutan publik tentang konsekuensi tertular virus Corona.
Shanghai telah menjadi pusat wabah terbesar China sejak virus pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada akhir 2019, mencatat lebih dari 300.000 infeksi Covid-19 sejak Maret.
Baca juga: Kota Shanghai, China Imbau Penduduk Tetap Patuhi Pembatasan Ketat Covid-19
Kota ini telah mulai mengubah sekolah, baru-baru ini menyelesaikan blok apartemen dan ruang pameran menjadi pusat karantina.
Pekan lalu mengumumkan minggu telah menyiapkan lebih dari 160.000 tempat tidur di lebih dari 100 rumah sakit darurat.
Menurut peraturan, pihak berwenang di China diizinkan untuk mengambil alih bangunan dan properti lainnya untuk menghadapi situasi darurat.
Kota-kota di seluruh negeri juga telah menempati fasilitas untuk menampung penduduk yang dikarantina.
Sehingga, memicu keluhan dari orang-orang yang terpaksa pindah, menurut laporan di media sosial.(*)