Rekam Jejak Rasmus Paludan, Politikus Kontroversial Swedia yang Bakar Al-Quran, Pernah Dipenjara
Kejadian itu memicu 200 demonstran melempar batu kepada polisi yang mendampingi Paludan pada saat pembakaran.
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Sejak itu, Paludan terus berada dalam perlindungan dan penjagaan polisi yang telah menelan biaya hingga ratusan jutaan krone Denmark.
Tersangkut Kasus Pelecehan Seksual
Kontroversi Paludan tak berhenti sampai sini.
Ia juga tersangkut kasus pelecehan seksual secara verbal pada 2021 lalu.
Melansir laporan dari Ekstra Bladet pada Agustus 2021, Paludan diinvestigasi pihak berwenang di Denmark akibat ulah mesum yang dilakukannya pada remaja laki-laki di bawah umur melalui medium Discord.
Paludan dituding telah mengirimkan pesan bernada vulgar kepada para remaja laki-laki berusia 13-17 tahun.
Paludan tak menampik kelakuannya tersebut.
Bahkan, ia merespons secara langsung via akun Facebook pribadinya bahwa ia tak mengetahui usia lawan bicaranya pada saat itu.
"Saya tak bisa mengetahui usia orang yang berada di server Discord. Namun jelas saya berada di kanal yang diperuntukkan bagi 15 tahun ke atas," tegasnya pada 27 Agustus 2021.
Tanggapan PM Swedia
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson buka suara usai politisi sayap kanan, Rasmus Paludan, membakar Al-Qur'an pada Kamis (14/4).
"Di Swedia orang-orang boleh mengekspresikan pendapat mereka, baik berselera baik atau buruk, itu adalah bagian demokrasi kita. Tak peduli, apa yang Anda pikirkan, Anda tak boleh menggunakan kekerasan," kata Anders seperti dikutip AFP pada Sabtu (16/4).
"Kami tak akan pernah menerimanya. Ini adalah jenis reaksi kekerasan yang dia (Paludan) ingin lihat. Tujuannya untuk menghasut orang agar saling melawan," katanya.