Bincang Serambi Ramadhan

Kesombongan dan Syubhat, Penyebab Terbesar Rusaknya Hati, Simak Penjelasan Tgk Sirajuddin

Rasulullah saw sangat menekankan pentingnya menjaga hati karena itu merupakan penentu kebaikan dan keburukan seseorang di dunia dan akhirat nanti.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE/SERAMBI ON TV
Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar Deunong Aceh Besar, Dr Tgk Sirajuddin Saman MA menjadi narasumber dalam program Bincang Serambi Ramadhan, Minggu (17/4/2022), yang dipandu jurnalis Syamsul Azman. 

Kesombongan dan Syubhat, Penyebab Terbesar Rusaknya Hati, Simak Penjelasan Tgk Sirajuddin

SERAMBINEWS.COM - Hati (qalbu) merupakan cerminan setiap orang, dan ia diibaratkan seperti dalang dalam seni pertunjukan wayang. Wayang tersebut akan bergerak mengikuti alur atas kehendaknya dalang.

Maka seperti itulah gambaran hati. Rasulullah saw sangat menekankan pentingnya menjaga hati karena itu merupakan penentu kebaikan dan keburukan seseorang di dunia dan akhirat nanti.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar Deunong Aceh Besar, Dr Tgk Sirajuddin Saman MA mengawali program Bincang Serambi Ramadhan, Minggu (17/4/2022).

Program yang memangkat tema "Penyakit Hati, Sebab dan Solusinya” ini dipandu jurnalis Syamsul Azman, yang disiarkan di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.com.

Program khusus kerja sama Serambi Indonesia dengan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh ini hadir setiap hari pukul 16.30 WIB selama bulan Ramadhan.

Baca juga: Tgk Mustafa Husen Woyla Jelaskan Makna Keihklasan dan Keridhaan dalam Bincang Serambi Ramadhan

Baca juga: Hati-hati dalam Membayar Zakat Fitrah untuk Anak di Rantau, Kenapa? Simak Penjelasan Buya Yahya

Tgk Sirajuddin mengatakan penyebab terbesar rusaknya hati adalah sombong dan memakan harta yang haram atau syubhat.

“Sombong  dapat menghalangi seseorang masuk surga, dalam hadis riwayat Tirmidzi Rasulullah saw bersabda ‘Tidak akan masuk surga orang yang ada dalam hatinya rasa sombong walaupun sebesar dzarrah,’ katanya.

Kalau sudah ada di hatinya terdapat kesombongan dan merasa lebih hebat dari yang lain, ingatlah semua itu akan ditinggalkan saat meninggal kelak.

Memakan harta yang haram adalah penyakit hati yang paling serius setelah kesombongan.

Salah satu penyebab murkanya Allah terhadap hamba-Nya dan akan diazab di neraka adalah tidak menjaga diri dari yang haram.

“Kepada orang tua saya berpesan, jagalah hati kita dan keluarga kita. Kita bekerja dengan tidak benar, lalu gaji yang haram itu untuk membeli beras dan di makan anak istri, maka hati mereka menjadi rusak,” ujar Tgk Sirajuddin.

Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Donor Darah dan Vaksin tak Batalkan Puasa, Simak Penjelasan Waled Rusli

Kemudian, hati juga akan menjadi rusak ketika orang tersebut sudah tidak peduli dalam mencari rezeki, apakah itu halal atau haram.

“Contohnya uang sogok. Ingatlah pemberi dan penerimanya sama-sama (masuk) neraka, dan bahkan uang dalam politik saat pemilihan (serangan fajar) itu termasuk dalam golongan tersebut,” katanya.

Penyakit hati lainnya adalah bersahabat dengan orang yang zalim.

“Orang zalim itu adalah mereka yang melawan Allah. Maka dengan orang tersebut kita cukup bertegur sapa saja dan tidak usah menjadikannya sahabat karib,” terang Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar Deunong Aceh Besar itu.

Kemudian, Tgk Sirajuddin mengatakan terlalu tinggi menghayal dan melupakan dosa masa lalu juga termasuk pada penyakit hati.

Agar hati selalu baik dan tidak rusak, ia mengatakan untuk selalu berdzikir, mengendalikan hawa nafsu dan amarah, berkata baik, Introspeksi diri, dan memaafkan kesalahan orang lain.

Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Enam Hal yang Untuk Mendapat Kecintaan Allah, Tu Sop: Kontrol Emosi

Introspeksi diri merupakan hal yang penting untuk mengukur sejauh mana ketaatan dan kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan.

“Ketika dia melakukan introspeksi diri jangan lupa dia memaafkan kesalahan orang lain,” pesan Tgk Sirajuddin.

Saling memaafkan merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat penting.

Dalam kalangan masyarakat Aceh sering terdengar ungkapan,“ Aweuk ngon reungkan sigogo pasti meu antoek”.

Artinya antara sesama manusia kadang saling tersinggung, kecewa dan lainnya. Maka manusia yang baik berkenan memaafkan kesalahan dan kekeliruan orang lain.

“Hidup ini jangan kita jadikan beban untuk diri kita sendiri. Kalau orang ada berbuat salah kepada kita, maafkanlah dia,” tutup peraih gelar doktor di UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu.

Tonton video penjelasan selengkapnya:

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

RAMADHAN 2022

BINCANG SERAMBI RAMADHAN

AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved