Jurnalisme Warga

Menjemput Kesempurnaan Berkah

Jauh hari sebelum memasuki Ramadhan sudah semestinya kita menyiapkan berbagai bekal untuk menyambut kesempatan emas ini

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Menjemput Kesempurnaan Berkah
FOR SERAMBINEWS.COM
NAURATUL ISLAMI, Mahasiswi Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Ar-Raniry dan alumnus Dayah Putri Muslimat Samalanga, melaporkan dari Banda Aceh

OLEH NAURATUL ISLAMI, Mahasiswi Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Ar-Raniry dan alumnus Dayah Putri Muslimat Samalanga, melaporkan dari Banda Aceh

Tidak terasa kita hamper memasuki 10 hari kedua di bulan suci umat Islam.

Tentunya kita sudah mencoba untuk mengisinya dengan berbagai amalan kebajikan sepanjang waktu ini.

Jauh hari sebelum memasuki Ramadhan sudah semestinya kita menyiapkan berbagai bekal untuk menyambut kesempatan emas ini.

Namun, ada beberapa hal yang harus kembali diperhatikan dengan saksama agar kita semua dapat mempergunakan waktu dengan sebaikbaiknya di bulan yang penuh berkah dan keampunan ini.

Karena, ada begitu banyak orang yang berkesempatan berjumpa dengan Ramadhan, tetapi nyatanya hanya sia-sia karena disibukkan dengan berbagai macam hal yang kurang bermanfaat.

Keilmuan tentang Ramadhan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, juga terdapat Lailatulkadar yang mempunyai keutaman lebih dari seribu bulan.

Ketika bulan Ramadhan inilah pintu-pintu surga terbuka lebar.

Berbanding terbalik dengan pintu-pintu neraka yang terkunci rapat.

Ramadhan juga merupakan waktu untuk menata hati dan menyucikan jiwa.

Baca juga: Asyiknya Berbuka Puasa di Aceh Festival Ramadhan, Ada Atraksi Memasak Makanan Tradisional Lho

Baca juga: Satlantas Polresta Banda Aceh Bagikan Ratusan Paket Ramadhan, Ini Penekanan Kasat Lantas

Dalam kitab “Bajuri” juzu` pertama dijelaskan alasan penamaan bulan ini dengan Ramadhan.

Penamaannya berdasarkan waktu awal mula disyariatkannya puasa, yaitu dalam kondisi waktu “ar-ramdha” yang bermakna sangat panas, dan juga karena pada bulan ini juga dihilangkan (dibakar) berbagai macam dosa dengan amalanamalan kebaikan.

Jika kita tidak mengenal dekat tentunya kita menganggap Ramdhan ini hanyalah sekadar sebagai waktu untuk menjalankan rutinitas puasa wajib tahunan saja.

Padahal, Ramadhan bukan hanya tentang puasa dan ibadah.

Sejatinya puasa di sini bukanlah hanya menahan diri dari lapar dan haus.

Bukan juga sekadar larangan apa yang masuk ke mulut, tapi juga yang keluar dari mulut.

Lisan harus dijaga, jangan bergibah, mencaci, menghasut, melakukan ujaran kebencian (hate speech), dan menceritakan kejelekan orang lain.

Ramadhan justru juga mengajarkan manusia tentang pengendalian diri dan kesabaran.

Sebagaimana penjelasan Buya Hamka tentang makna puasa adalah upaya pengendalian diri seorang hamba terhadap syahwat yang bertujuan untuk mendidik kemauan dan dapat mengekang hawa nafsu.

Sehingga, jika nantinya hal ini berhasil dilewati maka akan dapat mengangkat tingkatnya sebagai manusia.

Hal yang akan membuat kita semangat dalam menyambut Ramadhan adalah dengan mengetahui keutamaan-keutamaan bulan suci ini.

Sepadan dengan penjelasan Abi H Zahrul Mubarrak (Abi MUDI) dalam pengajian bulanan Tastafi Muslimah Kota Banda Aceh yang digelar menjelang Ramadhan di Dayah Markaz Ishlah Al-Aziziyah Luengbata.

Abi memaparkan bahwa alasan seseorang malas beribadah kepada Allah disebabkan oleh empat factor, yaitu kebodohan, kurangnya iman, tinggi angan-angan, dan mengonsumsi makanan syubhat.

Agar kita terhindar dari hal inilah maka perlu memperdalam keilmuan tentang Ramadhan ini.

Amalan di bulan Ramadhan Amalan utama di bulan ini tentulah puasa yang merupakan amalan yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam.

Keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan hanyalah Allah sendiri yang mengetahuinya.

Amalan lainnya adalah shalat Tarawih.

Inilah yang disebut dua jihad seorang mukmin di bulan puasa.

Siang hari berjihad dengan jalan berpuasa dan shalat Tarawih di malam hari.

Kemudian untuk memanfaatkan Ramadhan yang hanya sebentar ini juga disunatkan untuk tadarus Al-Qur’an serta mentadabbur maknanya.

Amalan ini sangat dianjurkan karena mengingat di bulan inilah diturunkannya Al-Qur’an untuk pertama kali.

Kita juga dianjurkan untuk bersedekah serta qiyamul lail (beribadah di waktu malam).

Berbagai amal kebaikan yang kita lakukan di bulan ini mendapat balasan berlipat ganda dari Allah Swt.

Bahkan, ketika sahur pun memiliki keberkatan yang luar biasa.

Tentunya bagi orang tua dapat melatih anak-anaknya berpuasa dan menjalankan ibadah lainnya sejak dini secara perlahan dan bertahap yang tidak memberatkan si anak.

Sehingga, ketika nantinya dia beranjak dewasa tidak lagi merasa berat dalam menjalankan ajaran agamanya.

Perjuangan hingga Akhir Ramadhan Bulan Ramadhan ini terbagi menjadi tiga fase.

Sepuluh hari pertama, pertengahan, dan terakhir.

Di mana fase pertama merupakan momentum diturunkannya rahmat, diikuti dengan pemberian keampunan, dan yang terakhir adalah pembebasan dari api neraka.

Kebiasaan yang sangat kita sayangkan saat ini adalah berkurangnya semangat untuk mengerjakan ibadah di sepertiga terakhir Ramadhan.

Hal ini bisa kita lihat dari jumlah jamaah shalat Tarawih.

Jumlah jamaah menjelang akhir semakin menyusut pesat.

Padahal, di hari-hari inilah seharusnya kita meningkatkan kualitas ibadah kita jika ingin terbebas dari api neraka.

Juga menjadi kebiasaan sebagian dari kita adalah akan disibukkan oleh berbagai macam aktivitas menjelang Lebaran Idulfitri.

Sebenarnya, hal-hal seperti ini bisa kita persiapkan jauhjauh hari sebelum memasuki Ramadhan.

Sehingga, kita hanya akan terfokus melakukan kegiatan yang mendekatkan diri kita kepada Allah.

Jika kita melihat lebih jauh, sungguh beruntung orang-orang yang bisa memfokuskan dirinya untuk memperbaiki hubungannya dengan Allah, dan juga terjaga puasa serta berbagai amal ibadahnya yang lain sepanjang Ramadhan ini.

Seperti yang bisa kita lihat di berbagai dayah salafi yang melaksanakan kegiatan suluk dan khulwatiyah.

Pun demikian dengan dayah modern.

Saya teringat ketika Ramadhan tahun 2013 lalu saat saya menduduki kelas tiga MTsS Jeumala Amal, Samalanga, Bireuen.

Kami kembali ke asrama dalam kegiatan Gema Ramadhan yang wajib diikuti oleh murid kelas tiga tingkat tsanawiah dan aliah.

Tidak hanya menyetorkan hafalan Al-Qur’an, tetapi juga berkesempatan untuk mengikuti kelas pemantapan fikih yang dibimbing langsung oleh ustaz dan ustazah.

Ikut kegiatan seperti ini merupakan salah satu jalan agar dapat memanfaatkan waktu kepada hal yang bermanfaat dan tidak menyianyiakan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Marilah kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang senantiasa mendapatkan keridaan Allah dengan memperbayak beramal saleh, dan terus berdoa agar mendapatkan beribu keberkahan di bulan suci ini.

Salah satu kiat agar doa terijabah adalah dengan menghinakan diri di hadapan Allah serta-merta mengakui segala kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan.

Agar menjemput kesempurnaan berkah dan termasuk ke dalam golongan orang yang mendapatkan kemenangan, kita disunahkan untuk melanjutkan berpuasa kembali enam hari di bulan Syawal.

Begitu seharusnya setiap tahun.

Semoga kita diberi kesempatan untuk menjemput keberkahan ini.

Dan juga semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah serta menjadi kebiasaan kita meskipun nantinya Ramadhan telah pamit pulang.

Ramadhan kali ini hendaknya menjadikan jiwa kita semakin baik meskipun hanya sedikit.

Tentunya kita semua juga berharap agar kembali dipertemukan di tahun berikutnya.

Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.< 211004021>

Baca juga: Mahasiswa IAIN Takengon Adakan Festival Ramadhan di Gayo Lues

Baca juga: DPD BKPRMI Aceh Jaya Safari Ramadhan ke Kecamatan Pasi Raya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved