Berita Aceh Besar
Pengerjaan Jalan Jantho-Lamno Dikebut, Akhir Tahun 2022 Diharapkan Bisa Difungsikan
Pemangkasan bukit, atau penurunanan ketinggian badan jalan pada ruas jalan Jantho sampai perbatasan Aceh Jaya, pada Km 36-Km 40, pengaspalan 4 Km
BANDA ACEH - Pengerjaan jalan Jantho (Aceh Besar)-Lamno (Aceh Jaya) terus dikebut.
Direncanakan akhir tahun 2022 ruas jalan tersebut bisa difungsikan.
Kepala Bappeda Aceh, HT Ahmad Dadek, Senin (18/4/2022), meninjau lokasi pembangunan jalan tersebut.
“Gubernur Aceh sangat berharap ruas jalan tersebut bisa difungsikan,” kata Ahmad Dadek.
Dijelaskan, untuk tahun anggaran 2022 ini ada dua paket pekerjaan yang sudah dilelang.
Yaitu proyek pembangunan Jembatan Jambo Seng sepanjang 25 meter dengan nilai kontrak Rp 5,3 miliar.
Selain itu, kata Dadek, lanjutan pemangkasan bukit, atau penurunanan ketinggian badan jalan pada ruas jalan Jantho sampai perbatasan Aceh Jaya, pada Km 36-Km 40, pengaspalan 4 Km dan pekerjaan lainnya dengan nilai kontrak Rp 69,7 miliar.
“Untuk pembangunan Jembatan Jambo Seng, rekanan sudah mulai melakukan pekerjaan.
Batas waktu penyelesaian pekerjaan sampai 20 Oktober 2022.
Baca juga: Banyak Bukit Bakal Dipangkas Untuk Proyek Jalan Jantho-Lamno
Baca juga: Banyak Bukit Harus Dibelah, Jalan Jantho-Lamno Mulai Pekerjaan Berat, Ini Target Selesainya
Sementara untuk pemangkasan bukit di Km 36-Km 40 pekerjaannya sedang berlangsung.” terangnya.
Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Aceh, Hasrizal Kurnia ST MT, selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pembangunan jalan tembus Jantho-Lamno mengatakan, ruas jalan itu diharapkan bisa difungsikan akhir tahun ini.
“Jika ketiga proyek tersebut bisa dikerjakan tepat waktu--20 Oktober dan 20 Desember 2022, maka pada akhir tahun 2022 ruas jalan tembus Jantho-Lamno sudah tersambung semuanya dan bisa difungsikan,” tandasnya.
Dikatakan, bulan lalu Gubernur Aceh sudah meninjau lokasi pemangkasan bukit pada ruas jalan Jantho-perbatasan Aceh Jaya, di Km 36 dan Km 40.
Bukit yang ada di perbatasan Aceh Besar dan Aceh Jaya itu memiliki ketinggian hingga 1.000 meter dari permukaan laut.
Kalau bukit itu tidak dipangkas, maka kendaraan besar seperti truk barang, mobil tangki, dan bus tidak bisa melintas.
“Gradenya harus diturunkan 20-30 meter agar kendaraan besar bisa melintas.
” Sedangkan untuk bukit yang curam, kata Hasrizal, badan jalan harus dibangun leter S di pinggiran perbukitan.
Ada beberapa ruas jalan yang sudah dibuka, tapi karena pendakian dan penurunannya sangat miring, alur jalannya diubah.
Begitu juga untuk jalan curam yang berada di ruas jalan Lamno-perbatasan Aceh Besar.
Setelah ketinggiannya dikurangi, kemudian dibentuk alur badan jalan seperti huruf S.
Ini untuk memberikan jaminan keselamatan pada truk barang, mobil tangki dan bus umum, yang akan melintas di ruas jalan tersebut.
Dikatakan, jalan Jantho-Lamno memiliki panjang 65,880 Km.
Dari Jantho ke perbatasan Aceh Jaya, 40,830 Km dan 4 Km lagi yang belum diaspal.
Sedangkan panjang jalan Lamno-perbatasan Aceh Besar, 25,050 Km.
Belum diaspal 7 Km.
Dari 7 Km belum aspal, 4 Km sudah dilakukan pengerasan, akan dilanjutkan dengan pengaspalan.
Sepanjang 3 Km lagi, sedang pekerjaan penurunan grade badan jalan atau pemangkasan bukit, untuk pembentukan badan jalan standar dan normal, yang bisa dilintasi truk angkutan barang, mobil tanki dan bus penumpang.
“Setelah pekerjaan penurunan grade (ketinggian) badan jalannya selesai dari 28 persen menjadi 12 persen, baru dilanjutkan dengan pekerjaan pengaspalan,” ujar Kurnia.(her)
Baca juga: ULP Tinjau Lokasi Sebelum Tender, Melihat Langsung Proyek Jalan Jantho-Lamno
Baca juga: 45 Kilometer Ruas Jalan Jantho-Lamno Sudah Beraspal