Jurnalisme Warga

Grop Tamaddaroih dan Rateb Mensa di Bulan Puasa

KHANDURI tamaddaroih (Kenduri tanda tamat tadarus Al-Qur’an) adalah tradisi di bulan Ramadhan yang terus berkembang di Aceh hingga kini

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Grop Tamaddaroih dan Rateb Mensa di Bulan Puasa
FOR SERAMBINEWS.COM
T. A. SAKTI, Penyalin tambeh, nazam, dan hikayat, melaporkan dari Bale Tambeh, Tajung Selamat, Aceh Besar

OLEH T. A. SAKTI, Penyalin tambeh, nazam, dan hikayat, melaporkan dari Bale Tambeh, Tajung Selamat, Aceh Besar

KHANDURI tamaddaroih (Kenduri tanda tamat tadarus Al-Qur’an) adalah tradisi di bulan Ramadhan yang terus berkembang di Aceh hingga kini.

Dulu, setiap kali– biasanya 3-4 kali–pembacaan Al-Qur’an dapat ditamatkan, kenduri tadarus pasti akan berlangsung 3-4 kali pula.

Sekarang pun demikian.

Perbedaannya jelas ada, misalnya kenduri itu hanya satu atau dua kali saja.

Selain itu juga berbeda tentang waktu acara itu berlangsung dan jenis “selingan” yang ditampilkan sebelum makan bersama dilaksanakan.

Memang ada perbedaan waktu makan khanduri tamaddaroih antara zaman dulu dengan sekarang.

Kalau dahulu pasti tetap pada pukul 1 atau paling lambat pukul 3 dini hari yang sekaligus menjadi makan sahur bagi warga kampung yang hadir.

Sedangkan sekarang, waktu makan kenduri itu sudah berubah, yakni dilangsungkan sekaligus saat berbuka puasa atau setelah shalat magrib berjamaah.

Acara “selingan” pun pada malam itu juga sangat berlainan antara dulu dengan masa sekarang.

Dewasa ini penduduk gampong yang hadir disuguhi ceramah agama yang disampaikan oleh teungku (ahli agama), yang sengaja diundang ataupun do’a bersama sekitar 30 menit.

Baca juga: BKPRMI Aceh Timur Tadarus Alqur’an Hingga Khatam 30 Juz

Baca juga: VIDEO Mengejar Fashilat Amal Ibadah Di Bulan Ramadhan Lewat Tadarus Quran

Grop Tamaddaroih di Pidie Pada zaman dulu sebelum menikmati hidangan tadarus, peserta yang hadir terlebih dahulu melakukan tarian syukuran yang dinamakan: grop tamaddaroih (tarian tadarus).

Pembacaan Al-Qur’an sengaja ditiadakan pada malam itu.

Waktunya, sejak selesai shalat Isya sampai saat makan sahur.

Dengan melilitkan kain sarung di pinggang agar lebih tegap, peserta tarian mengatur posisi menurut panjanglebarnya meunasah yang bertiang tinggi itu.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved