Berita Luar Negeri
Hancurkan Senjata yang Dipasok Barat Ke Ukraina, Rusia Peringatkan Negara Lain yang Ikut Campur
Perang Rusia dengan Ukraina belum akan berakhir dalam waktu dekat. Bahkan Rusia mengancam akan memperluas perang dengan negara lain
Putin berjanji menyelesaikan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” untuk merebut wilayah dari Ukraina, yang secara historis dianggapnya sebagai milik Rusia.
Dia menyalahkan negara-negara NATO dan sekutu mereka karena menghasut pertempuran yang saat ini sedang berlangsung di Ukraina.
“Negara-negara yang secara historis mencoba menahan Rusia tidak membutuhkan negara besar yang mandiri seperti kita.
Mereka pikir hanya dengan keberadaanya itu berbahaya bagi mereka. Tapi itu jauh dari kebenaran. Merekalah yang mengancam seluruh dunia,” kata Putin.
Baca juga: Rusia Disebut Kerahkan Peluncur Rudal Iskander-M di Perbatasan Ukraina
Dengan meluncurkan serangan di Ukraina, pasukan Rusia menetralkan “bahaya nyata dari … konflik besar yang akan terjadi di wilayah kami sesuai dengan skenario orang lain”, kata Putin.
Dia menuduh NATO berencana menggunakan Ukraina sebagai rute untuk menyerang Rusia melalui semenanjung Krimea, yang dicaplok Moskwa pada 2014, dan wilayah perbatasan Donbas timur yang dikuasai separatis.
“Semua tugas operasi militer khusus yang kami lakukan di Donbas dan Ukraina, diluncurkan pada 24 Februari, akan terpenuhi tanpa syarat,” kata Putin, seraya menambahkan upaya Barat untuk “mencekik Rusia secara ekonomi” melalui sanksi telah gagal.
Kemajuan kecil
Di medan perang pada Rabu (27/4/2022), pertempuran berlanjut di timur Ukraina di sepanjang garis depan, yang sebagian besar statis sepanjang sekitar 480 km (300 mil).
Rusia mengklaim misilnya mengenai sejumlah senjata yang dikirim oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Mulai Usik Sekutu Amerika Serikat di Asia yang Dukung Ukraina
Pejabat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas temuan intelijen, mengatakan Rusia membuat kemajuan yang lambat di wilayah Donbas di timur dengan “keuntungan kecil”, termasuk perebutan desa dan kota kecil di selatan Izyum dan di pinggiran Rubizhne.
“Serangan terus berlanjut dengan buruknya komando, hilangnya pasukan dan peralatan, cuaca buruk, dan perlawanan kuat dari Ukraina,” kata para pejabat itu.
Beberapa tentara Rusia telah dipindahkan dari kota pelabuhan selatan Mariupol yang hancur ke bagian lain Donbas.
Tetapi beberapa tetap di Mariupol untuk melawan pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal, benteng terakhir di kota itu.
Baca juga: Terduga Pembunuh Harimau Penjerat Babi Asal Sumatera Utara, Ini Barang Bukti yang Diamankan
Sekitar 1.000 warga sipil dikatakan berlindung di sana dengan sekitar 2.000 pembela Ukraina.