Berita Banda Aceh
Distanbun Aceh Undang 52 Perusahaan PKS, Bahas Penyetopan Ekspor CPO, Harga TBS Sawit Merosot
Tujuannya untuk membahas dan mencari solusi terbaik guna mengatasi kebijakan penyetopan sementara ekspor CPO dan bahan olahan ikutan lainnya
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
Tapi, harga TBS petani di daerah, cenderung menurun.
Di Abdya dan Aceh Singkil, harga TBS petani saat ini berkisar antara Rp 2.000 – Rp 2.100/Kg, dari sebelumnya Rp 2.900 – Rp 3.200/Kg.
Peneurunan harga itu, disebabkan stok CPO PKS sudah banyak, sementara ekspor belum diberikan sampai 11 Mei 2022 kemarin.
Dalam masalah ini, kata Cut Huzaimah, kita tidak perlu ada saling menyalahkan.
"Untuk itu, kita buka ruang pertemuan kepada pegusaha PKS dan Asosiasi petani kelapa sawit, untuk menyampaikan pemikirannya, guna mencari solusi dampak dari kebijakan penyetopan sementra ekspor CPO ini," ujarnya.
Informasi yang diperoleh dari PKS di seluruh Indonesia, produksi CPO nasional per tahun mencapai 48.000 juta ton.
Sementara kebutuhan untuk bahan baku minyak goreng dan lainnya hanya 18.000 juta ton, sekarang ini baru terpakai untuk bahan baku minyak goreng nasional hanya 6.000 juta ton.
Ini artinya, Indonesia masih kelebihan produksi CPO sekitar 30.000 juta ton.
Kalaupun sebagian dari kelebihan produksi CPO itu, separuhnya digunakan untuk bahan baku BBM bio slolar, masih ada kelebihan produksi sekitar 15.000 juta ton lagi.
Baca juga: Distanbun Aceh Panggil Semua PMKS Bahas Anjloknya Harga TBS Sawit
Di Aceh, sebut Cut Huzaimah, ada 57 PKS dan yang sudah beroperasi sebanyak 52 perusahaan dengan luas kebun sawit 226.100,83 hektar.
Produksi TBS nya sekitar 1.809.616,57 ton/tahun dan CPO 351.923,31 ton/tahun.
Sementara kebun sawit milik petani ada seluas 247.101,63 hektar dengan produksi TBS 459.373 ton/tahun.
Kalau kebijakan stop sementara ekspor CPO secara nasional berjalan dalam waktu yang lama, akan memberikan dampak buruk yang besar bagi petani kelpa sawit dan PKS di Aceh.
Harga TBS petani kelapa sawit akan semakin anjlok, dan perusahaan PKS di Aceh, bakal banyak yang stop operasi, karena di Aceh, belum ada industri minyak goreng dan bahan olahan ikutan kelapa sawit lainnya.
“Kebijakan penyetopan ekspor sementara CPO ini, sangat memberikan dampak bagi harga jual TBS petani di Aceh.
Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi jangka pendeknya, agar kebijakan itu, tidak memberikan dampak buruk yang berkepanjangan bagi petani sawit dan pengusaha PKS serta prekonomian daerah,” ujar Cut Huzaimah.(*)
Baca juga: Indonesia Larang Ekspor, Malaysia Ambil Keuntungan dengan Dominasi Pasar Minyak Sawit di India