Kesehatan

Jangan Anggap Sepele, Ini 6 Tanda Paru-paru tak Sehat

Nyeri dada kronis bisa menjadi tanda serangan jantung atau kondisi jantung, di lain sisi juga umum sebagai tanda penyakit paru-paru.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
YouTube
Ilustrasi paru-paru 

Terlepas dari dari mana darah itu berasal, batuk bardarah jelas menandakan Anda memiliki masalah kesehatan dan harus segera memeriksakan diri ke dokter.

6. Nyeri dada kronis

Nyeri dada adalah gejala yang berhubungan dengan banyak kondisi gangguan kesehatan.

Nyeri dada kronis adalah rasa sakit parah di dada yang muncul saat Anda menarik napas atau batuk.

Nyeri dada kronis bisa menjadi tanda serangan jantung atau kondisi jantung, di lain sisi juga umum sebagai tanda penyakit paru-paru.

Nyeri dada harus selalu ditanggapi dengan serius, terutama jika berlangsung selama satu bulan atau lebih.

Jenis penyakit paru

Penyakit paru-paru terdiri dari berbagai jenis.

Mengutip WebMD, berikut jenis-jenis penyakit paru.

1. Penyakit paru-paru yang mempengaruhi saluran udara

Jenis penyakit ini meliputi:

- Asma
- PPOK
- Bronkitis kronis
- Empisema
- Bronkitis akut
- Fibrosis sistik

2. Penyakit paru-paru yang mempengaruhi kantung udara (alveoli)

Saluran udara Anda bercabang menjadi tabung kecil (bronkiolus) yang berakhir dalam kelompok kantung udara yang disebut alveoli.

Kantung udara ini membentuk sebagian besar jaringan paru-paru.

Penyakit paru-paru yang mempengaruhi alveoli ini meliputi:

- Radang paru-paru
- Tuberkulosis
- Empisema
- Edema paru K
- Kanker paru-paru
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) Pneumokoniosis

3. Penyakit paru-paru yang mempengaruhi interstitium

Interstitium adalah lapisan tipis dan halus di antara alveoli.

Berbagai penyakit paru-paru mempengaruhi interstitium meliputi:

- Penyakit paru interstisial (ILD)
- Pneumonia dan edema paru juga dapat mempengaruhi interstitium.

4. Penyakit paru-paru yang mempengaruhi pembuluh darah

Sisi kanan jantung mendapat darah rendah oksigen dari pembuluh darah.

Ini memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Pembuluh darah ini juga dapat memiliki penyakit seperti:

- Emboli paru (PE)
- Hipertensi paru.

Pada emboli paru (PE) terjadi ketika ada bekuan darah yang pecah di dalam pembuluh darah.

Gumpalan darah ini dibawa ke jantung dan dipompa ke paru-paru yang kemudian menempel di arteri pulmonalis.

Kondisi ini sering menyebabkan penderitanya sesak napas dan kadar oksigen darah rendah.

Baca juga: Berikut, 10 Gejala Seseorang Alami Infeksi Paru-paru, Jangan Anggap Enteng, Simak Ulasan Ini

Disisi lain, ada banyak kondisi yang juga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) di arteri pulmonalis.

Hal ini dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.

Jika dokter tidak dapat menemukan penyebabnya, mereka akan menyebutnya hipertensi arteri pulmonal idiopatik .

5. Penyakit paru-paru yang mempengaruhi pleura

Pleura adalah lapisan tipis yang mengelilingi paru-paru Anda dan melapisi bagian dalam dinding dada Anda.

Penyakit paru-paru pada pleura meliputi:

- Efusi pleura, yaitu cairan yang berkumpul di ruang antara paru-paru dan dinding dada. Pneumonia atau gagal jantung biasanya menyebabkan hal ini. Efusi pleura yang besar dapat membuat sulit bernapas dan mungkin perlu dikeringkan.

- Pneumotoraks, kondisi dimana udara masuk ke ruang antara dinding dada dan paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru kolaps.

- Mesothelioma, yaitu bentuk kanker langka yang terbentuk di pleura. Mesothelioma cenderung terjadi beberapa dekade setelah bersentuhan dengan asbes.

6. Penyakit paru-paru yang memengaruhi dinding dada

Dinding dada juga memainkan peran penting dalam pernapasan.

Otot menghubungkan tulang rusuk satu sama lain, membantu dada mengembang.

Diafragma turun dengan setiap napas, juga menyebabkan ekspansi dada.

Penyakit yang mempengaruhi dinding dada Anda meliputi:

- Sindrom hipoventilasi obesitas, yaitu masalah pernapasan yang disebabkan karena beban ekstra di dada dan perut, sehingga membuat dada sulit berkembang.

- Gangguan neuromuskular, gangguan pernapasan akibat saraf yang mengontrol otot-otot pernapasan tidak bekerja sebagaimana mestinya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

BERITA KESEHATAN LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved