Breaking News

Kesehatan

Gejala Virus Cacar Monyet yang Cemaskan Dunia, Ini 12 Negara Sudah Lapor ke WHO

Dunia saat ini tengah dicemaskan dengan kemunculan kembali virus cacar monyet. Apa itu cacar monyet?

Editor: Muhammad Hadi
(courtesy: FB/Dieudonne Assanah)
Cacar monyet merebak di Bakouma di bagian timur Afrika Tengah 

SERAMBINEWS.COM - Virus cacar monyet kembali menghantui dunia di tengah menurunnya kasus Covid-19.

Bahkan 12 negara telah melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penemuan kasus virus cacar monyet.

Dunia saat ini tengah dicemaskan dengan kemunculan kembali virus cacar monyet. Apa itu cacar monyet?

Melansir informasi yang dibagikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (22/5/2022), cacar monyet adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah. 

Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam genus orthopoxvirus dari famili Poxviridae.

Ada dua clade virus monkeypox: clade Afrika Barat dan clade Congo Basin (Afrika Tengah). 

Nama monkeypox berasal dari penemuan awal virus pada monyet di laboratorium Denmark pada tahun 1958.

Kasus manusia pertama diidentifikasi pada seorang anak di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Virus cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet.

Baca juga: WHO Sebut 92 Kasus Cacar Monyet Ditemukan di 12 Negara Anggota PBB

Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus monkeypox dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi reservoir yang tepat dan bagaimana sirkulasi virus dipertahankan di alam. 

Makan daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko yang mungkin dapat menularkan cacar air.

Monkeypox biasanya sembuh sendiri tetapi mungkin dialami lebih parah pada beberapa individu, seperti anak-anak, wanita hamil atau orang dengan penekanan kekebalan karena kondisi kesehatan lainnya. 

Infeksi manusia dengan clade Afrika Barat tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan clade Congo Basin, dengan tingkat kematian kasus 3,6 % dibandingkan dengan 10,6 % untuk clade Congo Basin.

Baca juga: Tak Peduli Sanksi Barat, China Beli Minyak Rusia, Tambah Impor Dengan Harga Diskon

Berikut adalah gejala cacar air atau monkeypox yang dihimpun WHO sejak 15 Maret 2022:

Sakit kepala

Demam akut (>38.5oC)

Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)

Mialgia (nyeri otot dan tubuh)

Sakit punggung

Asthenia (kelemahan yang mendalam)

Baca juga: Manchester City Juara Liga Inggris 2021-2022, Menang Dramatis Setelah Tertinggal 0-2

Sudah ditemukan di 12 negara

Sejak 13 Mei 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 12 negara anggota yang tidak endemik virus cacar monyet, di tiga wilayah WHO

Adapun 12 negara tersebut adalah:

Australia
Belgium
Kanada

Prancis
Jerman
Italia

Belanda
Portugal
Spanyol

Swedia
Inggris
Amerika

Jumlah kasus cacar monyet terbanyak ada di Portugal, Spanyol dan Inggris sebanyak 21-30 kasus.

Sementara, negara lainnya hanya ada 1-5 kasus saja. 

Baca juga: Daftar Negara dengan Penduduk Tercerdas di Dunia: Indonesia Nomor 134, Peringkat 1 Siapa?

Baca juga: Eropa Diserang Cacar Monyet

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Informasi Penting tentang Cacar Monyet dari WHO dan Gejalanya, Catat!

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved