Berita Banda Aceh
Azhari Cagee Berang, BRA Lebih Baik Dibubarkan Saja, Anggaran Hanya Rp 24,8 Miliar
Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Azhari Cagee merasa berang dengan Pemerintah Provinsi Aceh.
Penulis: Subur Dani | Editor: M Nur Pakar
Belakangan kata Azhari Cagee, TAPA kembali mengurangi pagu dari Rp 55 miliar menjadi Rp 50 miliar.
Celakanya, kata dia, pada 24 Mei lalu, BRA dipanggil kembali.
Ternyata dari Rp 50 miliar yang sebelumnya disetujui, hanya hanya Rp Rp 24,8 miliar.
“Ini sebuah dilema bagi BRA, karena kalau anggaran segini, ini nyaris tidak bisa kita lakukan apapun,” kata dia.
Anggaran sebesar itu, jelas Azhari Cagee jika dirincikan hanya cukup untuk untuk gaji PNS sebesar Rp 6 miliar, tenaga kontrak Rp 2 miliar, anggota badan Rp 7 miliar dan KKR Rp 4 miliar.
Kemudian, hari damai Aceh Rp 1 miliar, operasional kantor Rp 2 miliar, perjalanan dinas Rp 1,5 miliar, dan rakor dua kali sebesar Rp 500 juta.
Baca juga: Pengangkatan Azhari Cagee Sebagai Ketua BRA Berdasarkan Rekom Mualem, M Jafar: Sudah Sesuai Qanun
“Sehinga keseluruhannya lebih kurang Rp 24 miliar," jelasnya.
"Kalau begini terus kondisinya Pemerintah Aceh tidak menganggarkan sewajarnya, maka otomatis program pemberdayaan ekonomi eks komtaban tidak bisa dilaksanakan," katanya.
"kalau begini kondisinnya lebih baik BRA dibubarkan saja,” tegasnya.
Mantan Ketua Komisi I DPRA itu juga mengatakan, selama ini dirinya gencar turun ke lapangan menjumpai bupati untuk mempercepat sertifikasi tanah untuk eks kombatan.
Menurutnya, pada peringatan damai nanti, ada sekitar 3.000 hektare lahan yang telah disertifikasi untuk diserahkan.
“Tapi kalau kondisi begini, pembangunan kebun untuk eks kombatan di tahun 2023 akan terkendala," jelasnya.
Baca juga: Rombongan BRA Temui Komisi VI DPR
"Untuk apa juga BRA jika tidak ada anggaran, lebih baik dibubarkan saja," katanya lagi.
"Ini saya paparkan supaya masyarakat tahu, eks kombatan tahu, masyakakat korban konflik dan tapol, napol tahu,” tutup Cagee.(*)