Berita Banda Aceh

KIA Ladong Sedot Rp 154 M, LSM Minta BPKP Audit Investigasi

LSM Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) turut mengkritisi program pengembangan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar

Editor: bakri
KIA Ladong Sedot Rp 154 M, LSM Minta BPKP Audit Investigasi - kia-ladong_pansus-lkpj-gubernur-aceh-2021.jpg
HUMAS DPRA
Ketua Pansus LKPJ Gubernur Aceh tahun 2021, Iskandar Usman Al-Farlaky menyampaikan salinan rekomendasi pansus terhadap pelaksanaan APBA tahun 2021 kepada Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya didampingi Wakil Ketua Safaruddin, Sekda Aceh Taqwallah pada rapat paripurna di Gedung Utama DPRA, Jumat (3/6/2022).
KIA Ladong Sedot Rp 154 M, LSM Minta BPKP Audit Investigasi - pt-pembangunan-aceh-pema-dan-pt-alpine-green.jpg
ANTARA/AMPELSA
Rombongan pejabat PT Pembangunan Aceh (Pema) dan PT Alpine Green meninjau lokasi Kawasan Industri Aceh (KIA) di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, Jumat (12/11/2021).
KIA Ladong Sedot Rp 154 M, LSM Minta BPKP Audit Investigasi - dirut-pt-pema-ir-zubir-sahim-dan-juru-bicara-pemerintah-aceh-saifullah-abdulgani.jpg
FOTO HUMAS ACEH
Dirut PT PEMA, Ir Zubir Sahim dan Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani meninjau pembangunan sumur bor air bersih di KIA Ladong, Aceh Besar, Minggu (17/05/2020)
KIA Ladong Sedot Rp 154 M, LSM Minta BPKP Audit Investigasi - transcontinen.jpg
Dok: Transcontinent
Ismail Rasyid bersama karyawan di hub PT Transcontinent Medan. Berbagai peralatan mulai dikirim ke KIA Ladong Aceh Besar, Sabtu (2/2/2020).

"Untuk itu, ke depan kita harapkan dewan sendiri mempunyai perspektif yang sama terhadap pengembangan kawasan industri, karena kawasan ini akan menjadi salah satu pusat kegiatan industri bagi pelaku bisnis dan industri yang berpotensi besar dalam membuka lapangan kerja," terang MTA.

Secara khusus, lanjut MTA, Pemerintah Pusat juga memberi dukungan besar terhadap kawasan industri ini bila mulai beroperasi dengan mensupport sekolah-sekolah vokasi dan sejenisnya sebagai upaya dalam pemenuhan tenaga kerja bagi pelaku bisnis dan industri kawasan tersebut.

"Jika dewan menemukan air tebu dan kelapa di KIA Ladong walau belum ada aktivitas apa-apa, coba bayangkan kalau aktivitas bisnis dan industri mulai bergeliat disana? Makanya butuh perspektif yang sama dalam pengembangan kawasan industri, karena kita bukan membangun kawasan pasar malam, tapi kawasan industri," ungkap MTA.

Karenanya, Jubir Pemerintah Aceh ini menegaskan bahwa ke depan penting adanya kesepahaman bersama antara eksekutif dan legeslatif supaya KIA Ladong menjadi kawasan yang siap pakai oleh pelaku bisnis dan industri sebagai prasyarat sebuah kawasan industri.

“Jadi tidak kita disibukkan dengan dawa-dawi.

Calon-calon pembisnis dan industri yang melirik kawasan tersebut tentu akan melihat sarpras pendukung.

Jika tidak terpenuhi, ya sudah pasti mereka akan pasif sampai kawasan itu layak digunakan," jelasnya.

"Terakhir, kasus dengan perusahaan putra daerah Ismail Rasyid misalnya, masalahnya kan seputar itu.

Untuk itu, kita harus bersatu dan mempunyai komitmen bersama dalam mewujdukan cita-cita kemajuan kawasan tersebut," tambahnya.

"Apalagi nanti jika tol Aceh-Sumut selesai, ini akan menjadi pendukung besar dalam memajukan kawasan ini,” demikian Muhamamd MTA. (mas)

Baca juga: PEMA dan Migas Blok B di Aceh Utara, Jangan Sampai Kisah KIA Ladong Terulang

Baca juga: PT PEMA Akan Penuhi Fasilitas KIA Ladong

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved