Kupi Beungoh
Mengundang Dubes dan Investor India Lalu Mengusirnya?
Topik yang dibahas kali ini adalah “pengusiran” Duta Besar (Dubes) bersama rombongan investor dari India yang datang ke Aceh
Oleh: Safaruddin SH*)
Akhir-akhir ini, Aceh kembali menjadi sumber perbincangan nasional.
Topik yang dibahas kali ini adalah “pengusiran” Duta Besar (Dubes) bersama rombongan investor dari India yang datang ke Aceh untuk memenuhi undangan Pemda setempat pada 9 Juni 2022.
Alasan “pengusiran” Dubes dan rombongan investor dari India ini sebagai aksi balasan terhadap kasus pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan juru bicara partai berkuasa di India.
Sikap Pemda Aceh ini bahkan mendapat apresiasi dari akademis UIN Ar-Raniry Dr Tgk Teuku Zulkhairi MA.
Sekilas tampak wajar sikap Gubernur Aceh dan dukungan dari akademisi UIN Ar-Raniry atas pengusiran Dubes India, seakan-akan ini adalah balasan dan pembelaan terhadap muslim di India.
Akan tetapi, sesungguhnya, tindakan itu telah merusak citra Aceh di mata nasional dan mata dunia.
Baca juga: BREAKING NEWS – Gubernur Aceh Minta Jajarannya Akhiri Kegiatan Dubes India di Aceh, Efek Hina Islam
Baca juga: Alasan Gubernur Aceh Hentikan Kegiatan Dubes India: Kita Keberatan 2 Politisi India Menghina Islam
Ada beberapa alasan untuk memperkuat argumentasi ini.
Pertama, kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh politisi India sudah berlangsung dua bulan lalu dan pemerintah India sudah melakukan proses hukum terhadap tersangka penghina.
Demikian juga partai berkuasa sudah mencopot jabatan pelakunya.
Kedua, jika Pemerintah Aceh tidak senang dengan kehadiran Dubes dapat saja membatalkannya sebelum mereka tiba di Aceh.
Bukan malah dengan sengaja mempermalukan mereka saat tiba di Aceh. Ini tidak ada adab namanya. Ulok-ulok.
Sebagai seorang muslim kita harus menempatkan adab atau akhlaq di atas ilmu.
Jangan dengan sengaja mempermalukan tamu.
Baca juga: Usir Dubes India, Akademisi UIN Ar-Raniry Apresiasi Sikap Gubernur Aceh Nova Iriansyah
Baca juga: Tampang 2 Politisi India yang Menghina Islam, Begini Kabarnya hingga Gubernur Aceh Usir Dubes India
Tabiat indatu orang Aceh adalah “peumulia jamee”, bukan “menghina jamee”. Duh!
Ketiga, jika Gubernur Aceh hendak melakukan protes kepada Pemerintah India, maka itu dapat dilakukan dengan menyurati Dubes India di Jakarta, atau mendesak Presiden Jokowi untuk menyampaikan teguran kepada Presiden India.
Sebagai contoh, kami dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) pernah beberapa kali menyurati Kedubes Myanmar yang membuat perlakuan tak baik kepada muslim di Rohingya.
Dalam hal ini, ada baiknya Gubernur Nova Iriansyah bersama “tim pembisiknya” melakukan studi banding ke kantor YARA. Kami akan melayani secara terbuka dan gratis.
Baca juga: Sebentar Lagi Idul Adha, Mau Kurban Untuk Orangtua yang Sudah Meninggal? Ini Hukumnya Menurut UAS
Baca juga: MPU Aceh Dukung Gubernur Nova yang Minta Jajarannya Hentikan Kegiatan dengan Dubes India
Keempat, Gubernur Nova Iriansyah kami kira perlu meminta maaf pada Dubes India atas perlakuan tidak menyenangkan mereka dalam kunjungan kerja ke Aceh.
Permintaan maaf ini kiranya akan mengembalikan citra Aceh yang sempat dibuat tak baik oleh elite pemerintah Aceh.
Semoga kejadian serupa tidak diulang lagi Pj Gubernur Aceh dan gubernur-gubernur berikutnya.(*)
*) PENULIS, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), tinggal di Banda Aceh, email: nyaktafar@yahoo.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA ARTIKEL KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI
Baca juga: 4 Pulau Hilang, KIA Ladong Mati dan Bualan Aceh Hebat
Baca juga: Bandara SIM, Pintu Penggerak Ekonomi dan Menjaga Marwah Aceh
Baca juga: Kelalaian Kolektif Dana Otsus Aceh dan Tugas Berat Berikutnya
Baca juga: Setelah Gubernur dan MPU, DPRA Juga Minta Dubes India Angkat Kaki dari Aceh