Kupi Beungoh
4 Pulau Hilang, KIA Ladong Mati dan Bualan Aceh Hebat
Lepasnya 4 pulau di Kabupaten Aceh Singkil dan menjadi milik Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menjadi perbincangan paling hangat
Oleh: Safaruddin SH*)
Pada penghujung masa kepemimpinan Gubernur Haji Nova Iriansyah, banyak pihak seakan kompak melakukan evaluasi terhadap kinerja atau capaian pembanguan Aceh yang berlangsung pada eranya.
Selain peringkat kemiskinan Aceh yang naik dari 6 ke peringkat 5 nasional, ada dua kinerja buruk yang menjadi sorotan publik, pengamat dan anggota DPRA.
Pertama fenomena lepasnya 4 pulau di Aceh Singkil (Baca: Advokasi Empat Pulau yang Hilang, DPRA Ajak Eksekutif dan Forbes Kerja Kolaboratif, Serambinews.com, 24 Mei 2022).
Kedua pembangunan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong yang terbengkalai walau telah menghabiskan dana ratusan miliar rupiah (Lihat: Rp154 Miliar APBA Ludes untuk KIA Ladong, Pansus LKPJ: Hanya Ada Air Tebu dan Air Kelapa, Serambinews.com, edisi 04/06/2022).
Mengerdilkan Aceh
Lepasnya 4 pulau di Kabupaten Aceh Singkil dan menjadi milik Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menjadi perbincangan paling hangat pada bulan Mei hingga Juni 2022.
Banyak orang Aceh tak menyangka kalau pulau-pulau itu lepas begitu saja di masa kepemimpinan Nova Iriansyah.
Kami dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) sangat konsen dengan isu strategis ini.
Sejatinya batas wilayah Aceh merujuk pada era kesultanan dahulu yang mencakup hingga Langkat. Bukannya malah diperkecil yang bermakna mengerdilkan Aceh.
Baca juga: Jawab Sorotan Terhadap KIA Ladong, MTA: Kita Bukan Bangun Kawasan Pasar Malam, tapi Kawasan Industri
Mengomentari lepasnya 4 pulau tersebut, anggota DPR RI asal Aceh, Nasir Djamil, menilai Pemerintah Aceh sangat lemah.
Dia menamsilkan: Pemerintah Aceh memiliki rencong di kiri kanannya, tapi pulau-pulau bisa beralih tangan alias hilang. Duh! Betapa lemahnya pemimpin kita.
KIA Lembu Ladong
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, dihayalkan menjadi tempat pra investor nasional dan internasional membuka kantor atau pabrik mereka, mungkin setara dengan Kawasan Industri Medan (KIM).
KIM Medan bahkan sudah memiliki 3 tempat, yaitu KIM I, KIM II, dan KIM III.