Petani Bakar Buah Sawit
Selain di Subulussalam, Aksi Bakar Buah Sawit sebagai Protes Harga TBS Digelar Serentak se-Indonesia
Pembakaran buah kelapa sawit sebagai protes, atas anjloknya harga serta ketidakmenentuan ekspor Crude Palm Oil (CPO) digelar di 22 provinsi...
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
Karenanya, Netap yang juga mantan Anggota DPRK Subulussalam mendesak pemerintah kembali menangani persoalan ekspor CPO dan harga TBS agar sesuai permentan No 01 tahun 2018.
Sejumlah petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam menggelar aksi pembakaran buah kelapa sawit, Selasa (14/6/2022).
Aksi pembakaran Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ini dilakukan sebagai protes atas anjloknya harga sawit serta ketidakmenentuan ekspor dan tender Crude Palm Oil (CPO).
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, aksi pembakaran buah kelapa sawit oleh petani ini dilakukan di sekitar areal perkebunan masyarakat Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Aksi tersebut berlangsung pukul 14.00 WIB petang tadi dan dikomandoi Ketua Apkasindo Kota Subulussalam, Netap Ginting.
Baca juga: Apkasindo Subulussalam Ingatkan Pabrik Beli TBS Sawit Sesuai Permentan 2018, Selama Ini tak Sesuai
Saat pembakaran buah kelapa sawit, terlihat para petani memegang alat pertanian seperti dodos dan lainnya.
Mereka membakar dengan diiringi nyanyian padamu negeri dan kata-kata tuntutan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Para petani meneriakkan ungkapan desakan yakni “Kami petani sawit dari Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Tolong kami pak Jokowi dan Pak Moeldoko. Selamatkan kami petani Indonesia”.
“Kami membakar TBS kelapa sawit ini karena harganya tidak ada, mending kami bakar untuk membuat kompos, pengganti pupuk yang mahalnya selangit. Harga pupuk naik 300 persen pak presiden, sementara harga TBS turun 50 persen,” teriak petani.
Para petani menyampaikan ke pemerintah, sebenarnya persoalan minyak goreng yang selama ini dianggap menjadi masalah serius padahal tidak.
Menurut petani, persoalan minyak goreng hanya masalah sederhana yang dapat dituntaskan dengan mensubsidi dari dana sawit BPDKS dan menghapus peraturan lain yang tidak perlu.
Dalam hal ini petani men-support Ketua Umum Apkasindo dan sekretaris, untuk memperjuangkan persoalan harga TBS dan CPO agar rakyat sejahtera. (*)
Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Aceh Lebih Murah dari Sumut, Begini Perbandingannya