TKW Aceh Disiksa

Wanita Asal Caleue Pidie yang Diduga Dijual Kakak Sepupunya ke Malaysia, Besok Pulang ke Aceh

Biaya kepulangan WD sepenuhnya ditanggung oleh Ketua Pidie, Mahfuddin Ismail dan tidak ditanggung oleh BP2MI maupun Dinas Sosial Aceh.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Ketua Sosialisasi Ummah Bansigon Aceh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim (kanan) dan Ketua Komunitas Bireuen Bersatu Aceh-Malaysia, Haikal bertemu dengan WD, wanita asal Pidie yang diduga dijual oleh kakak sepupunya dan disiksa oleh majikannya di Malaysia. 

Wanita Asal Caleue Pidie yang Diduga Dijual Kakak Sepupunya ke Malaysia, Besok Pulang ke Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Seorang wanita asal Kabupaten Pidie, WD, yang diduga dijual oleh kakak sepupunya sendiri ke Malaysia dan mengalami penyiksaan di sana oleh majikan, dijadwalkan akan pulang ke Aceh pada Selasa (28/6/2022) besok.

Kabar kepulangan WD ke kampung halamannya itu disampaikan langsung oleh Ketua Komunitas Bireuen Bersatu Aceh-Malaysia, Haikal melalui sambungan telepon, Minggu (26/6/2022) malam.

“WD akan pulang ke Aceh pada 28  Juni 2022 pagi dari Bandara Kuala Lumpur langsung ke Kuala Namu (Sumatera Utara),” ujarnya.

Haikal mengatakan, biaya kepulangan korban dugaan perdagangan manusia dan kekerasan di Malaysia itu ditanggung sepenuhnya oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie, Mahfuddin Ismail.

“Pak Mahfuddin Ismail menanggung sepenuhnya biaya kepulangan WD hingga sampai ke rumahnya,” jelasnya.

Baca juga: Gadis Pidie diduga dijual Sepupu dan disiksa Majikan di Malaysia, YARA: Perlu Tindakan Secara Hukum

Kepulangan WD ke rumah orang tuanya yang berada di Kecamatan Indrajaya itu difasilitasi oleh Ketua Sosialisasi Ummah Bansigon Aceh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim dan Ketua Komunitas Bireuen Bersatu Aceh-Malaysia, Haikal.

“Pak Mahfuddin dan keluarga WD beserta rombongan akan menjemput langsung WD ke Bandara Kuala Namu,” ujarnya.

Terpisah, Tgk Bukhari Ibrahim juga mengapresiasi langkah Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail yang sangat memberi perhatian khusus terhadap WD.

Sementara itu, ia menaruh rasa kecewanya terhadap pemerintah.

Baca juga: Dikunjungi Ketua DPRK Pidie, Orangtua Gadis yang Dijual Sepupunya Berderai Air Mata, Berharap Pulang

“Kalau mereka niat bantu silahkan lakukan dan jangan kasih janji atau harapan,” tegas Tgk Bukhari.

Ia mengatakan bahwa biaya kepualangan WD tidak ditanggung sama sekali oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) maupun Dinas Sosial Aceh.

“Sangat kita sayangkan. Tetapi kita mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPRK Pidie, Pak Mahfuddin yang sudah membantu biaya kepulangan WD ini,” pungkasnya.

Kisah WD yang Dijual Sepupunya

Nasib malang menimpa seorang gadis asal Kabupaten Pidie yang bekerja di Malaysia.

Dirinya menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri.

Bahkan, ia juga mendapat penyiksaan dari majikannya selama bertahun-tahun bekerja di Malaysia.

Adalah WD, gadis asal Caleue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie yang berusia 34 tahun mengalami kisah tragis nan memilukan dalam kehidupan mudanya.

Ketua Sosialisasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim mengatakan, WD menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan oleh kakak sepupu korban kepada sebuah agen.

Itu terjadi pada 6 tahun belakang atau tepatnya 2016 silam.

WD, gadis asal Calue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri.
WD, gadis asal Calue, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang diduga dijual oleh sepupunya sendiri. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Ketua DPRK Pidie Himbau Perangkat Desa untuk Mengedukasi Warganya Tentang Human Trafficking

Mulanya, korban dijanjikan oleh kakak sepupunya untuk bekerja di Lhokseumawe atau Langsa.

Namun, pelaku malah membuatkan paspor untuknya di Lhokseumawe dan kemudian dibawa ke Malaysia dengan menggunakan kapal fery.

“Dari Sigil (dia) diserahkan ke agen yang ada di Lhokseumawe untuk dibuatkan paspor. Setelah itu dibawa ke Medan dan pergi naik fery,” kata Tgk Bukhari.

Selama di Malaysia, WD bekerja di Melaka, sebuah kota yang terletak 150 kilometer dari Ibukota Kuala Lumpur.

Selama bekerja di sana, dia mendapat penyiksaan oleh majikannya.

Kepada Ketua SUBA Tgk Bukhari, korban mengaku hanya bekerja pada majikan tersebut.

Korban juga mengaku selama bekerja di Melaka, dirinya ditampar dan dipukuli oleh majikan hingga hidungnya mengeluarkan darah.

Tak hanya itu, ia harus kehilangan sejumlah giginya akibat dipukul dengan sepatu.

 “Di Melaka ada (dipukul), dengan sepatu ke muka sampai-sampai berdarah. Setiap hari,” pengakuan korban kepada Tgk Bukhari.

Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail (tengah) bersama istri, Hetti Zuliani (dua kiri) dan tim mengunjungi langsung rumah orang tua WD, Senin (30/5/2022). Turut di dampingi Cek Wan (kiri ujung) dan Kepala Desa Ulee Birah, Mustafa (dua kanan), dan paman korban (kanan).
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail (tengah) bersama istri, Hetti Zuliani (dua kiri) dan tim mengunjungi langsung rumah orang tua WD, Senin (30/5/2022). Turut di dampingi Cek Wan (kiri ujung) dan Kepala Desa Ulee Birah, Mustafa (dua kanan), dan paman korban (kanan). (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Kisah Tragis Gadis Pidie di Malaysia, Dijual Sepupu Sendiri hingga Disiksa Majikan Bertahun-tahun

Bahkan kakinya juga terdapat banyak bekas luka akibat kekerasan yang dilakukan sang majikan.

Tgk Bukhari mengatakan, korban kemudian lari dari tempatnya bekerja yang dibantu oleh supir taksi.

Kemudian diserahkan kepada warga Malaysia keturunan India yang berada di Kuala Lumpur.

Di sana, korban di rawat dan dijaga selama setahun sembari mencari komunitas relawan masyarakat Aceh di Kuala Lumpur.

“Yang menjaga dia dijaga sebaik mungkin, sambil mencari orang Aceh di sana untuk dibawa pulang ke kampung,” kata Tgk Bukhari.

Namun, baru Minggu (29/5/2022) warga keturunan India itu dapat bertemu dengan komunitas masyarakat Aceh di Malaysia.

Korban bahkan sudah dianggap meninggal oleh keluarganya karena selama 11 tahun tidak ada kabar sama sekali.

Kendati demikian, Tgk Bukhari mengatakan korban sudah terhubung dengan keluarganya yang berada di Kabupaten Pidie. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved