Mental Health, Kisah JA, Penyintas Mental Illness yang Ingin Akhiri Hidup, Urungkan Niat karena Ini
Cerita JA tentang mental health, wanita penyintas mental illness (gangguan kesehatan mental) yang ingin bunuh diri dan mengurungkan niatnya karena ini
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
"Sering dikatai gila, mencari sensasi hingga disebut mencari perhatian publik agar dikasihani," kata JA bercerita kepada Serambinews.com, Minggu (3/7/2022).
"Pada akhirnya membuat saya menjadi takut untuk berhadapan dengan dunia," tambahnya.
Mengenai percobaan bunuh diri, JA pernah beberapa kali hampir melakukan hal bodoh itu.
Mulai dari sayatan hingga mencoba menggantungkan diri pernah dilakukannya karena JA merasa tidak mampu lagi mengatasi masalahnya.
Ia pernah terpikir tidak pantas untuk hidup.
"Banyak hal yang tidak bisa saya utarakan hingga memutuskan lebih baik mengakhiri hidup saya," ucapnya.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental dan Menghilangkan Stres
Cara JA Hadapi Gangguan Kesehatan Mental
Berbagai cara dilakukan JA untuk meredakan kondisi yang dialaminya, mulai dari terapi ke psikiater hingga minum obat yang diberikan oleh dokter.
"Akhirnya saya menemukan beberapa orang yang saya sebut rumah," ungkapnya bercerita.
Rumah dimaksud yakni orang-orang yang dipercaya JA dan tempat yang membuatnya merasa nyaman saat mengungkapkan keluh kesahnya, baik itu psikiater maupun orang terdekat.
"Bukan saya tidak percaya Tuhan, namun Tuhan telah memberi jalan terbaik melalui orang-orang tersebut dan membuat saya merasa tidak kesepian," tambahnya.
Ini pula yang membuat JA mulai mencoba berdamai tanpa harus mengakhiri hidup dengan cara-cara singkat semisal bunuh diri.
Baca juga: Miris, Pencarian Cara Bunuh Diri Ramai, Berikut Tips Cegah Perbuatan Dilarang Keras dalam Islam Ini
Dalam menjaga kesehatan mental, ia mengaku selama ini melakukannya dengan cara-cara yang sifatnya lebih kepada mencoba untuk memahami dan mencintai diri sendiri.
"Mencintai diri sendiri melebihi orang-orang mencintai kita, contohnya seperti tidak membandingkan sendiri dengan orang lain dan sebagainya," ungkap JA.
Selain itu, ia juga mengisi aktivitas dengan hal-hal yang bersifat positif seperti menulis jurnal, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah hingga melakukan meditasi di malam hari.