Salam
Elit Parpol di Simpang Jalan
Dinamika atau fenomena politik yang menarik untuk dicermati saat ini adalah masing masing partai melakukan pemosisian diri untuk membaca konstelasi
Dinamika atau fenomena politik yang menarik untuk dicermati saat ini adalah masing masing partai melakukan pemosisian diri untuk membaca konstelasi lebih dini.
Hal ini, terkait dinamika yang masih terus berubah seiring dengan kepentingan politik akomodasi yang masih bersifat cair, meskipun diwarnai berbagai trik oleh parpol atau oknum-oknum parpol.
Intinya, ada kebutuhan strategis dari masing masing partai untuk mendapatkan insentif elektoral dari sosok sosok kuat dan punya prospek pasar pemilih jelas di Pemilu 2024.
AInilah yang kerap disebuat coattail effect, yang menghadirkan pesona figur capres atau cawapres bagi peningkatan suara di basis pemilih yang sudah terpersuasi oleh daya tarik figur utama yang dimunculkan,@ kata seorang pakar komunikasi politik.
Gosip politik akhir pekan kemarin adalah Partai Demokrat (PD) membantah mensyaratkan Ketum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), harus diusung sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024.
"Belakangan beredar berita kalau Demokrat disebut sebut mematok AHY sebagai capres/cawapres sebagai syarat berkoalisi.
Demokrat menegaskan pernyataan itu sama sekali tidak benar," kata Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dua hari lalu.
Herzaky mengatakan pertemuan yang digelar AHY dengan ketum parpol lain sejauh ini untuk mengedepankan pembahasan visi dan misi, platform koalisi, dan mencari chemistry.
Selain itu, pembicaraan yang mengapung di antara AHY dan ketum parpol yakni soal perbaikan nasib rakyat.
"Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, ketika bertemu dengan Ketua Umum Parpol parpol lain, selalu mengedepankan pembahasan visi, misi, dan platform koalisi.
Mencari kesamaan chemistry dan pandangan, untuk memperjuangkan perubahan dan perbaikan nasib rakyat," kata Herzaky.
Baca juga: PAN Kota Subulussalam Targetkan Empat Kursi di Pemilu 2024 Mendatang
Baca juga: Komisi I DPRK Banda Aceh Temui KIP Banda Aceh Bahas Tahapan Pemilu 2024
Koordinator Juru Bicara PD itu menegaskan belum ada pembahasan terkait pencalonan capres dan cawapres saat AHY berkomunikasi dengan parpol lain.
"Belum ada bahas bahas mengenai capres dan cawapres," ujar elit PD itu.
Sesungguhnya, kenyataan saat ini memang parpol-parpol sedang didorong oleh publik supaya tidak memaksakan kadernya untuk menjadi capres atau cawapres di 2024 jika memang tidak mendapar Apasar yang jelas.
Salah satu parpol yang sangat menyadari hal itu adalah Partai Nasdem.
Dalam rapat besar mereka beberapa waktu, yang muncul justru nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Jenderal TNI Andika Perkasa.
"Tiga nama yang terpilih tersebut, merupakan pilihan terbaik dari para kader Nasdem," kata Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor , menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga dinilai tak akan mengusung capres dari internal partai.
Dua tokoh yang digadang gadang sebagai capres yakni Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri belum memiliki elektabilitas yang mumpuni.
A(Keduanya) susah juga >dijual= dalam waktu dekat ini, katanya.
Menurut Firman, saat ini seluruh parpol justru fokus pada dua hal yaitu, mengusung calon potensial dengan elektabilitas yang cukup dan bekerja sama untuk memperbesar konstituen.
AMindset nya sudah seperti itu, dan hasil survei juga ada 3 besar (figur capres).
Hal itu sudah lebih dimainkan, dan (parpol) terbiasa dengan pola ini, pungkasnya.
Namun, kita ingin mengatakan bahwa popularitas dan elektabilitas sesesorang tidak semata dilihat dari hasil survei.
Apalagi hasil survei pun masing masing bisa berbeda.
Tergantung metodologi, jumlah sampel, waktu survei, model survei, dan faktor faktor lain.
Jadi popularitas dan elektabilitas juga bisa dilihat langsung dari respon publik.
Antara lain bagaimana masyarakat merespon kinerja seorang menteri, gubernur, wali kota, bahkan presiden.
ARespons memang bisa direkayasa, tapi reaksi tulus tidak mudah diintervensi oleh apapun.
Syaratnya harus melihat dengan hati tulus dan mata batin yang jernih.
Sayang, puluhan lembaga survei yang ada belum mampu mengukur ketulusan hati dan kejernihan mata batin rakyat.
Nah?!
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, DPD PAN Aceh Besar Gelar Rakerda
Baca juga: Golkar Target Menang di Pemilu 2024, Caleg Harus Merekrut Anggota Baru Seperempat dari Suara