Opini

Aceh Perlu Kehidupan Normal

Sang Jenderal memiliki cukup kompetensi untuk membuat normalisasi kehidupan di Aceh, sampai terpilihnya Gubernur definitif 2024 mendatang

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Aceh Perlu Kehidupan Normal
FOR SERAMBINEWS.COM
J KAMAL FARZA, Pengacara dan Pekerja Kebudayaan, Tinggal di Jakarta

AM pernah menjadi Komandan.m Batalyon Infanteri 411/Pandawa (2004-2006), Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Kodam V/Brawijaya (2010- 2012), Dirbinsen Pusat Kesenjataan Infanteri Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (2013), dan Asops Kepala Staf Kostrad (2013-2014).

AM juga pernah didapuk menjadi Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap (2016), dan menjadi Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI (2016-2018).

Dua tahun setelah itu, AM menjadi Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad (2018-2020), Inspektur Kostrad (2020).

Sebelum dipromosi menjadi Asisten Teritorial KSAD (2021-2022), dan Tenaga Ahli Pengkaji Kewaspadaan Nasional Lemhannas (2022), AM pernah menjadi pimpinan militer tertinggi di Aceh, sebagai Pangdam Iskandar Muda (2020-2021).

Modal ini cukup mengenali dan bersahabat dengan banyak sosok di Aceh, termasuk MM, SD dan lainnya.

Pengalaman menjadi pemimpin di dunia militer dengan kedisiplinan tinggi, dimana harga diri dan kehormatan paling dijunjung tinggi, sudah saatnya dibuktikan AM ketika diberi kepercayaan, tugas dan tanggungjawab menjadi Penjabat Gubernur Aceh.

Saya setuju dengan SD, sahabat saya mantan Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka itu, yang berharap, Aceh di bawah kendali AM bisa lebih maju dan sejahtera dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.

“Kembalikan Aceh dalam kehidupan normal, fokus pada masalah perekonomian,” ujar Bang Yan Ganteng itu.

“Saya selaku mantan kombatan GAM, dengan 17 tahun Aceh damai, Aceh sangat aman,” tegasnya pula.

Maksud dari kalimat bersayap Bang Yan adalah, jangan lagi tabalkan lagi Aceh Tak Aman, “daerah merah”, daerah banyak pungutan, dan gelar-gelar negatif yang lain.

AM harus menjadi Juru bicara Aceh untuk kampanye ke panggung nasional dan internasional bahwa Aceh Daerah Aman, Orang Aceh sangat baik, dan ramah.

Fokus kerja Seperti disinggung SD, saat ini di Aceh banyak orang miskin, dan gelar Aceh sebagai provinsi termiskin di Sumatera itu langgeng bertahun- tahun.

“Itu kita sangat sedih, dengan dana Otsus 80 triliun rupiah lebih, ternyata Aceh masih miskin.

"Kenapa Aceh masih miskin? Jawabannya, karena gubernur sebelumnya tidak fokus.

Pak AM, menurut saya, benar- benar harus fokus pada apa yang dibisikkan sahabatnya SD.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved