Opini
Aceh Perlu Kehidupan Normal
Sang Jenderal memiliki cukup kompetensi untuk membuat normalisasi kehidupan di Aceh, sampai terpilihnya Gubernur definitif 2024 mendatang
Fokus untuk Aceh keluar dari kemiskinan permanen.
Maka, langkah pertama adalah, panggil ahli yang paham benar soal ini, lalu suruh presentasi, suruh buka semuanya tanpa ditutup-tutupi.
Sang presenter harus memaparkan apa potensi Aceh yang ada baik di darat, laut, gunung, maupun isi bumi, apa peluang bisa dimanfaatkan dalam waktu dua tahun ini.
Suruh gali seluruh potensi kekuatan di masyarakat, dengan data valid, berapa orang pengusaha, berapa pebisnis UMKM, berapa orang pengangguran, dan berapa orang benar-benar miskin dan berpura- pura miskin.
Suruh buka juga apa kelemahan-kelemahan pelayanan birokrasi selama ini, tantangan-tantangan, ancaman-ancaman dan seluruh sisi buruk yang terjadi di masyarakat – yang dibiarkan oleh negara, dan ini membuat Aceh Juara Kemiskinan terus- menerus.
Razia pasangan sedang rekreasi dan memandikannya dengan air comberan, adalah salah satu contohnya, yang membuat wartawan menulis berita ini dan menjadi kampanye buruk untuk Aceh.
AM sebagai mantan Pangdam pasti sudah keliling Aceh dan mengakui bahwa setiap jengkal tanah di Aceh itu adalah daerah yang indah dan keren secara pariwisata.
AM bisa gerakkan sektor ini sebagai salah satu andalannya dalam mengeluarkan Aceh dari kemiskinan.
Bina para pelaku wisata ini secara baik, berikan asistensi kepada mereka, dan tertibkan masyarakat jangan suka razia orang pelancong penikmat keindahan alam ciptaan Tuhan.
Secara masyarakat, AM bisa dorong Kadis Pariwisata menetapkan lokasi wisata daerah, yang warga sekitarnya juga dibina menjadi Warga Sadar Wisata.
Minta dukungan ulama, agar sementara para WH (Waliyatul Hisbah) dan Satpol PP agar fokus ke menjaga kebersihan saja dulu, jangan lagi ada razia jilbab dan celana ketat, razia hotel melati, razia orang tidak puasa, tidak shalat, tidak junub, cukup fokus ke kebersihan karena kebersihan itu dasar untuk kita ibadah, sesuai hadits kebersihan sebagian dari iman.
Aceh itu daerah terbuka, masyarakat Aceh adalah egaliter dan ramah, jangan kotori pikiran masyarakat dengan cara-cara kotor bermotif agama.
Berikan kesempatan semua orang tanpa melihat latar belakang agama untuk datang ke Aceh menikmati kopi dan kuliner Aceh yang sangat enak dan menikmati alam Aceh yang indah.
Ini bisa dilakukan jika pemimpinnya berani, sembari memberi keteladanan, agar semua usaha bisa dijalankan.
Para birokrat pemegang jabatan SKPA, benar-benar bekerja serius dengan pola kerja baru berorientasi hasil (Output), bukan proses.