Jurnalisme Warga

Sekolah Sukma Bangsa dan Sedekah Surya Paloh

16 TAHUN lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Sekolah Sukma Bangsa (SSB), tepatnya pada 14 Juli 2006

Editor: bakri
IST
ZUBIR, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, bergiat di FAMe, melaporkan dari Kota Lhokseumawe 

Hal ini tertuang dalam visi sekolah, “Menciptakan lingkungan pendidikan yang positif dan berkelanjutan bagi warga belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kemampuan akademis, terampil, dan berakhlak mulia.

” Dalam membentuk karakter warga sekolah, kami menanamkan budaya sekolah 5S dan 4No: senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.

No cheating, no bullying, no smoking, dan no littering! Lebih rinci, pemaknaan budaya sekolah, sebagaimana ditulis Dody Wibowo, Direktur Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Sukma, senyum mengingatkan warga untuk menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang suportif untuk belajar.

Ketika warga sekolah berbagi senyum, mereka menunjukkan ketulusan dalam mendukung satu sama lain untuk belajar.

Sapa, mengingatkan warga sekolah menjalin persahabatan tanpa melihat latar belakang dan identitas.

Lingkungan sekolah menjadi tempat untuk belajar tentang toleransi dan juga merayakan keberagaman.

Salam, berasal dari bahasa Arab yang bermakna ’damai.

’ Warga sekolah didorong untuk mempelajari nilai, pengetahuan, dan keterampilan untuk perdamaian, mempraktikkannya setiap hari, dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan lingkungan yang damai di dalam dan luar sekolah.

Sopan, mengingatkan warga sekolah untuk saling berkomunikasi dengan caracara yang penuh hormat dan menghargai.

Warga sekolah bekomunikasi dengan bahasa positif dan mendorong satu sama lain untuk terus semangat belajar.

Santun, mengingatkan warga sekolah berlaku sabar dan tenang ketika menghadapi berbagai situasi, terutama ketika muncul masalah.

Warga sekolah didorong untuk tidak membuat penghakiman yang serta-merta, melainkan memahami masalah secara mendalam agar mampu menghasilkan penyelesaian yang bermanfaat bagi semua pihak.

5S ini harus dipraktikkan oleh warga sekolah setiap hari.

Di pagi hari, tiket masuk ke lingkungan sekolah adalah mempraktikkan 5S ini: menyapa, memberi senyum, mengucapkan salam (salam ‘selamat pagi’ bagi nonmuslim) kepada guru-guru yang menunggu di halaman sekolah.

Begitu juga sebaliknya, tidak harus siswa yang memulai, tetapi berlomba-lomba untuk memulai mempraktikkan 5S.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved