Berita Banda Aceh
ARC-USK dan Yayasan Hadji Kalla Ajari Pemuda Makasar Produk Inovasi Nilam
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari sejak 18 Juli 2022 hingga 20 Juli 2022 itu diikuti oleh 20 peserta di Hotel Kryad Haka Makasar.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Amirullah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Atsiri Research Center (ARC)-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) bekerja sama dengan Yayasan Hadji Kalla memberikan pelatihan produk inovasi nilam kepada UMKM di Makasar.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari sejak 18 Juli 2022 hingga 20 Juli 2022 itu diikuti oleh 20 peserta di Hotel Kryad Haka Makasar.
Tim instruktur dipimpin langsung oleh Kepala ARC-USK Syaifullah Muhammad dengan anggota Nadia Isnaini, Adinda Gusti Vonna dan Nanda Funna Ledita.
Demikian disampaikan Syaifullah yang merupakan peraih gelar doktor bidang Teknik Kimia lulusan Australia kepada Serambinews.com, Kamis (21/7/2022).
Ia menjelaskan, dalam pelatihan selama 3 hari penuh tersebut diberikan berbagai materi mengenai dasar-dasar pengembangan nilam dari hulu ke hilir.
Baca juga: Bangun Kembali Sentra Pengembangan Nilam, Aceh Tamiang Gandeng Kementerian
Baca juga: Kembangkan Motif “Pucok On Nilam”, Dekranasda Aceh Jaya Kerja Sama Dengan UMKM
Peserta juga praktik langsung pengembangan produk berbasis minyak nilam yang telah dipurifikasi seperti parfum, sabun, medicated oil dan body butter.
Juga diberikan materi terkait Business Model Canvas (BMC), branding, digital marketing, pengelolaan keuangan UMKM, Pengurusan Izin BPOM dan HAKI.
Selama pelatihan peserta memproduksi langsung produk inovasi nilam dibawah bimbingan instruktur ARC yang berpengalaman.
Peserta juga diberikan alat produksi agar bisa terus mengembangkan usaha dimasa yang akan datang.
Manajer Bidang Ekonomi dan Sosial Yayasan Hadji Kalla, Herni dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada ARC dan peserta pelatihan yang selama 3 hari penuh mengikuti berbagai materi yang diberikan.
Herni menyampaikan bahwa kegiatan ini telah lama direncanakan oleh Yayasan Hadji Kalla dan saat ini telah berhasil dilaksanakan.
Baca juga: Perkebunan Aceh Bakal Melejit, Distanbun Aceh Salurkan 2,7 Juta Bibit, Dari Nilam Sampai Pala
Baca juga: Sulam Benang Emas dan Pucok On Nilam Bawa Dekranasda Aceh Jaya Bersinar di Aceh
"Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla sendiri yang meminta kami untuk melaksanakan pelatihan ini bekerja sama dengan ARC," urai Herni.
Kegiatan ini sendiri dibiayai oleh CSR perusahaan Kalla Group yang dilaksanakan oleh Yayasan Hadji Kalla.
"Kami berharap dapat memberikan area baru bagi masyarakat Sulawesi khususnya UMKM untuk mendapatkan penghasilan" jelas Herni lebih lanjut.
Sementara Kepala ARC-USK Syaifullah Muhammad dalam paparannya menyampaikan bahwa Sulawesi merupakan salah satu produsen nilam terbesar di Indonesia terutama Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, juga ada sebagian kecil di Sulawesi Selatan.
Beberapa perusahaan besar telah lama membina petani, penyuling dan membeli langsung minyak nilam dari masyarakat dan pengumpul.
Hanya saja seluruh produk yang diperdagangkan adalah minyak nilam mentah (Crude Patchouli) yang diperoleh dari penyulingan secara tradisional melalui ekstraksi uap panas (steam).
"Di Sulawesi belum ada sentuhan inovasi untuk purifikasi (pemurnian) dan peningkatan kualitas minyak nilam yang dikembangkan menjadi produk turunan nilam seperti parfum, medicated oil aroma terapi, body butter dan lain-lain" urai Syaifullah.
Baca juga: Motif Pucok Oen Nilam Akan Jadi Survenir Khas Aceh Jaya
Pengembangan produk turunan selain meningkatkan nilai tambah, pembukaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan masyarakat, juga akan membentuk ekosistem baru dari tataniaga nilam yang lebih berkeadilan untuk semua stakeholders.
Menurutnya harga minyak nilam akan relatif stabil seiring meningkatnya kebutuhan minyak nilam akibat munculnya start up baru atau UMKM yang menggunakan nilam sebagai bahan baku produk inovasi mereka.
"Ini akan berdampak positif untuk jangka panjang khususnya kepastian supply bahan baku nilam secara berkelanjutan," urai Syaifullah lebih lanjut.
Bersama Yayasan Hadji Kalla, ARC akan upayakan mereplika keberhasilan membangun ekosistem baru (Blue Ocean) nilam dengan pendekatan Pentahelix di Aceh untuk diterapkan di Sulawesi.
Sehingga UMKM produk turunan nilam akan berkembang juga di Sulawesi. "Sudah saatnya minyak nilamnya dari negeri kita dan parfumnya pun ada dinegeri kita juga. Nilam from seed to seal harus terjadi dinegeri kita sendiri" pungkas Syaifullah.
Kegiatan pelatihan ditutup secara resmi Rabu (20/7/2022) sore oleh Herni mewakili Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla.
Penutupan ditandai dengan penyerahan sertifikat, alat produksi dan juga ratusan botol 4 produk yang diproduksi selama pelatihan untuk bisa segera dipasarkan.
Baca juga: Usai Terima Hak Paten Motif ‘Pucok On Nilam’, Aceh Jaya Kembali Proses Paten Songket