Jurnalisme Warga
Nyamannya Keliling Hutan Mangrove Kota Langsa
Kota yang dikenal dengan berbagai julukan, di antaranya Kota Dagang, Kota Pendidkan, Kota Wisata, dan Kota Kuliner ini layak kita jadikan salah satu

Pada tahun 2014 lokasi wisata ini ditetapkan sebagai kawasan destinasi ekowisata sebagai hutan konservasi, hutan edukasi, hutan rekreasi, pemberdayaan ekonomi, mitigasi bencana, serta pelestarian sejarah dan budaya.
Berkat pengelolaan yang baik, objek wisata ini mendapatkan dua penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award.
Masingmasing juara untuk kategori Ekowisata Terpopuler dan juara Most Favourite Tourism pada tahun 2019.
Untuk masuk ke kawasan wisata ini tiketnya Rp5.000 pada hari biasa, sedangkan pada hari libur, terutama Sabtu dan Minggu, harga tiket jadi Rp10.000.
Hal ini merujuk pada peraturan wali kota.
Hal yang paling menarik adalah dengan telah membeli tiket berarti setiap pengunjung/ wisatawan yang berada di areal hutan mangrove ini mendapatkan perlindungan asuransi kecelakaan diri dari Asuransi Jasindo Syariah.
Hal ini membuat saya dan keluarga merasa nyaman dan tidak khawatir ketika akan memasuki bentangan hutan mangrove.
Sebelum memasuki hutan mangrove kita dibimbing oleh petugas agar tidak membawa makanan selama berada dalam kawasan wisata karena dikhawatirkan monyet sebagai penghuni tetap hutan ini tidak menggangu pengunjung yang mengelilingi hutan mangrove.
Amaran ini patut dipatuhi karena pada saat kami melintas secara tiba-tiba ada monyet yang sedang bermain di dahan pohon mangrove.
Gerakannya membuat kami terkejut dan ada perasaan takut memang, tapi tetap berupaya tenang.
Semakin jauh perjalanan yang kami lewati melalui tangga kayu berwarna cokelat yang serasi semakin indah pula pemandangan yang kami dapatkan.
Berbagai jenis spesies mangrove tertulis pada dahannya.
Hutan ini benarbenar menjadi hutan edukasi, konservasi, dan rekreasi yang menyenangkan bila kita mematuhi aturan yang ditetapkan.
Di dahan pohon yang kami lewati tertulis Nireh dan Bangka Minyak (Rhizopura apuiculata), inilah dua di antara jenis tanaman mangrove yang ada di hutan ini.
Hampir setengah jam lebih berjalan di tengah hutan mangrove ini kami hanya temukan dua titik tempat orang menjual minuman.