Berita Banda Aceh
Perkuat Syariat Islam di Aceh, Tu Sop Ajak Partai Aceh Masuk Surga Lewat Politik
Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan Syariat Islam, dari sejak masa kesultanan hingga era demokrasi saat ini
Disamping itu, pelibatan ulama dalam penyusunan regulasi-regulasi yang terkait syariah juga sangat kurang.
Seperti dalam Qanun Lembaga Keuangan Syariah, ulama tidak dilibatkan dalam menyusun kajian akademik karena mungkin dianggap tidak pintar.
Ulama hanya diundang di akhir, untuk legitimasi.
“Padahal otoritas syariah itu ada di ulama,” pungkas Tu Sop.
Tusop berharap Partai Aceh bisa memperjuangkan hal ini sehingga fungsi-fungsi syariat bisa dijalankan di semua lembaga pemerintahan.
“Pada masa kesultana, Islam bisa menjadi mercusuar di Nusantara.
Coba tantang apa Islam hari ini di Aceh bisa menjadi mercusuar di Nusantara? Tetapi harus benar-benar menerapkan konsep syariat, memberikan solusi, bukan beban,” ucap Tu Sop.
Perbaiki Politik
Tu Sop menjelaskan, kunci agar dinas-dinas menjalankan fungsi-fungsi syariat ada pada pemimpin, dan pemimpin itu lahir dari partai politik.
Karena itu, perbaikan politik juga hal yang sangat penting.
“Kalau kita tidak mengubah politik, melahirkan leader-leader sesuai sesuai dengan kekhususan Aceh, ini tidak akan jalan.
Akhirnya Aceh berada di tangan yang salah terus,” ujar Tu Sop.
“Persoalan ini (Syariat Islam) bukan di pesawat, tetapi kaptennya, sehingga akhirnya syariat mengalami disfungsi,” tambah Tu Sop bertamsil.
Calon Wakil Mualem
Pengajian diakhiri dengan sesi diskusi. Termasuk yang ikut memberikan tanggapan Sekretaris Jenderal DPA PA, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak.
Dia mengatakan bahwa Partai Aceh siap memperjuangkan usulan dari ulama-ulama dayah di parlemen dalam rangkat penguatan Syariat Islam.
“Alhamdulillah, sekarang ini Komisi VI (bidang agama, pendidikan, dan kebudayaan) kita (Partai Aceh) yang pegang.
Kita siap menerima masukan dari teungku-teungku dayah dalam hal penguatan Syariat Islam untuk kami perjuangkan di parlemen,” kata Abu Razak.
Tanggapan juga muncul dari peserta pengajian lainnya, Tgk Muhammad Amin, mantan anggota DPRK Bener Meriah.
Dia mengatakan, untuk bisa mewujudkan Syariat Islam di Aceh kuncinya adalah kekuasaan.
Karena itu, kekuasaan harus dipegang.
“Untuk mewujudkan itu, kekuasaan harus kita pegang.
Kalau Mualem gubernur, maka Tu Sop wakilnya.
Dengan demikian umara dan ulama sudah bersatu.
Kalau Allah memberikan izin, Alhamdulillah,” ucapnya.
Tanggapan dari Tgk Muhammad Amin itu langsung disambut riuh dan tepuk tangan dari seluruh peserta pengajian.
Sementara Tu Sop dan Mualem terlihat hanya tersenyum. (*)
Baca juga: Ditetapkan Dalam Rapat Paripurna, Mualem Tunjuk Tarmizi SP jadi Ketua Fraksi Partai Aceh di DPRA
Baca juga: Pesan Toke Seum Pada Milad 15 Tahun Partai Aceh