Kupi Beungoh
Otsus Berkurang, Investasi Tak Kunjung Datang, Aceh Sedang Sekarat? (Mengetuk Hati Para Pengusaha)
Beredar kabar, Ismail dan beberapa pengusaha lokal dan nasional asal Aceh, akan membentuk sebuah lembaga perniagaan Aceh,
Kita harus begerak, bergandeng tangan, menyongsong masa hadapan.
Baca juga: Aceh Darurat Narkoba, Generasi Muda Terancam, Kita Semua Harus Peduli
Ismail Rasyid, KUPI, Hingga Aceh Kongsi
Musda Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh beberapa waktu lalu, dengan pemberitaan masing-masing calon membuat publik di Aceh manaruh harapan akan pergerakan ekonomi Aceh dengan segala sumberdaya alamnya.
Namun harapan tersebut seperti terinterupsi ketika Ismail Rasyid tidak cukup dukungan suara untuk membawa lokomotif Kadin Aceh.
Saya sendiri menaruh harapan besar kepada Ismail Rasyid setelah melihat profilnya sebagai pengusaha berjejaring internasional.
Jika Ismail Rasyid memimpin Kadin, tidak perlu terlalu berharap walaupun perlu investasi luar, karena dirinya juga investor yang telah terbukti sukses berinvestasi di luar Aceh.
Di luar sosok Ismail Rasyid, banyak orang Aceh yang menjadi pengusaha dan meraih sukses besar di luar Aceh.
Bahkan, bukan hanya orang per orang, tapi sebagian mereka telah membentuk komunitas yang memberi secercah harapan untuk membantu kampung halaman.
Keluarga Ureung Pidie atau sering disebut KUPI adalah salah satu contoh dari komunitas itu.
Selain tentu ada Aceh Sepakat dan Aceh Kongsi di Sumatera Utara yang telah duluan ada.
KUPI adalah tempat berkumpulnya para perantau asal Pidie di Jabodetabek.
Lembaga yang kini dipimpin oleh Muslim Armas, pengusaha nasional asal Beureunuen Pidie ini, beranggotakan berbagai kalangan, terutama para pedagang asal Pidie di Jabodetabek.
Pada bulan Syawal tahun ini, Saya (Safaruddin SH) bersama Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, pernah sekali menghadiri undangan halabihalal KUPI di markas mereka di Bekasi, Jawa Barat.
Kami bertemu banyak pengusaha dalam komunitas KUPI.
Peran KUPI cukup terasa bagi Jabodetabek.