Mihrab
Memerdekakan Diri di Bulan Kemerdekaan
Dengan kata lain, manusia tidak bisa dan tidak boleh menjadi budak orang lain, ia hanya menjadi hamba Tuhan semata
BULAN Agustus merupakan bulan perjuangan dan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.
Semarak 17 Agustus sudah terlihat dengan adanya spanduk, bendera, dan umbul-umbul bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi jalan, alun-alun kota, kantor dan rumah-rumah masyarakat.
Pengurus DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Muhsin MA mengatakan, kemerdekaan dapat dimaknai sebagai keadaan rohani yang tidak terpaut oleh segala sesuatu yang berkenaan dengan rasa tertindas, yang menindih, sehingga dapat mempengaruhi jiwa, pikiran dan perilaku seseorang.
Menurut Islam, manusia adalah mahluk yang bebas/merdeka sejak ia dilahirkan.
“Dengan kata lain, manusia tidak bisa dan tidak boleh menjadi budak orang lain, ia hanya menjadi hamba Tuhan semata,” katanya.
Perbudakan antar manusia sama artinya dengan melanggar hak Tuhan dan hak manusia sendiri sebagai makhluk yang merdeka.
“Maka dari itu, tidak dibenarkan seseorang memperbudak sesamanya atas dasar apapun.
Pendapat inipun diimplementasikan oleh para Nabi utusan Allah melalui perintah-perintahnya kepada manusia untuk membebaskan sistem perbudakan dengan berbagai cara” ujar Tgk Muhsin.
Dalam sebuah riwayat yang dikutip dari Al-Jihad Sabiluna disebutkan, ketika Rib’i Bin Amir ra, salah seorang utusan pasukan Islam dalam perang Qadishiyah ditanya perihal kedatanganya oleh Rustum (panglima pasukan Persia), ia menjawab: “Allah mengutus kami untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia dengan manusia menuju penghambaan manusia kepada Rabb manusia, dari sempitnya kehidupan dunia kepada kelapangannya, dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan Islam.
Baca juga: Sambut 17 Agustus, Ini Kumpulan Kata-kata untuk Twibbon HUT ke-77 RI, Lengkap dengan Bahasa Inggris
Baca juga: Meriahkan 17 Agustus 2022, Pj Wali Kota Lhokseumawe Bagikan 10 Ribu Bendera Merah Putih
” Dari riwayat tersebut, Tgk Muhsin mengatakan, Islam memandang kemerdekaan tidak dari satu sisi saja, melainkan dari beberapa sisi yang mencangkup lahiriyah maupun batiniyah.
Sehingga makna kemerdekaan yang sesungguhnya ialah ketika seseorang mampu berada dalam fitrahnya (Islam dan tauhid).
Maka dari itu, setiap muslim kiranya dapat memaknai arti kemerdekaan sebagai bentuk melepaskan segala sesuatu yang berkenaan dengan kesyirikan.
“Perlu dipahami juga adalah kemerdekaan seorang muslim ketika terbebasnya hamba dari segala dinamika kehidupan yang tidak berlandaskan atas aturan yang sudah ditentukan oleh Islam,” terang alumni Dayah Darussalam Al-Waliyah ini.
Menurutnya, Islam juga memandang kemerdekaan dengan tunduk atas kuasa Tuhan dan melepaskan diri dari jeratan nafsu.
Seorang hamba dapat menemukan arti kemerdekaan yang sebenarnya, jika ia mampu terbebas dari semua belenggu yang berasal dari godaan setan dan hawa nafsu, dan mengembalikan segala sesuatu kembali kepada aturan Allah.
“Orang yang terjerat oleh nafsu dipastikan sudah menyimpang dari jalan yang telah diberikan oleh Allah, karena ia sudah menjadi budak nafsu.
Maka memerdekakan diri sendiri dari belenggu nafsu merupakan kemenangan dan kebebasan terbesar menjalani hidup,” terang Dosen STAI Tapaktuan itu.
Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Belanda, kemerdekaan ini tidaklah didapatkan dengan cuma-cuma, kemerdekaan ini adalah tetesan darah para pejuang bangsa.
Darah tumpah di tanah pusaka, jiwa mengawal tegaknya Indonesia.
Engkau pahlawanku.
Engkau kusuma negaraku, maka jasa pahlawan jasa penuh kenangan.
Jasa yang tak akan mampu dibeli dengan harta, jasa yang punya tujuan "Merdeka atau Mati".
“Saudaraku, mari kita bangkit bersama.
Membangun negeri tercinta.
Jadikan perbedaan sebagai sebuah keunikan dalam berbangsa dan bernegara agar terlihat indah dengan banyaknya warna, dan janganlah menjadikan sebuah perbedaan sebagai kesombongan akan rasa paling benar dalam berfikir dan bertindak, karena perbedaanlah yang mengakibatkan perpecahan yang membuat bangsa dan negara melemah,” tutup Tgk Muhsin, Magister Pendidikan Islam di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. (ar)
Baca juga: Gita Handayani Disdik Aceh akan Tampil pada Upacara HUT RI 17 Agustus di Istana Negara
Baca juga: 225 Penghuni Rutan Takengon Terima Remisi Umum 17 Agustus 2021