Jurnalisme Warga

'Semangat Merdeka', Surat Kabar Pertama di Aceh

SURAT Kabar Semangat Merdeka terbit pertama kali di Aceh tanggal 18 Oktober 1945, dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Editor: bakri
zoom-inlihat foto 'Semangat Merdeka', Surat Kabar Pertama di Aceh
FOR SERAMBINEWS.COM
T.A. SAKTI,  Pensiunan dosen Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala, melaporkan dari Gampong Bucue, Kecamatan Sakti, Pidie.

Berita berjudul “Negara Republik Indonesia Telah Diakui” yang dimuat Semangat Merdeka edisi Selasa, 23 Oktober 1945, mewartakan pengumuman resmi penguasa tertinggi pasukan Sekutu untuk Asia Tenggara Admiral Lord Mountbetten yang berkedudukan di Singapura.

Pengumuman itu bersisi empat poin.

Pertama, Panglima Sekutu bagi Indonesia, Jenderal Philips Christison tidak diberi kuasa untuk mencampuri urusan politik dalam negeri Indonesia.

Kedua, kepada Jenderal Philips Christison hanya diperintahkan untuk melucuti senjata tentara Jepang dan menjaga keselamatan tawanan- tawanan Sekutu di Indonesia.

Ketiga, urusan politik dalam negeri Indonesia diserahkan dan diakui keberadaannya di bawah pemerintahan Republik Indonesia, yang telah dibangun oleh rakyat Indonesia sendiri.

Keempat, bila pelucutan senjata telah selesai, urusan pemerintahan Indonesia hanya akan diawasi oleh pucuk pimpinan tentara sekutu Asia Tenggara di Singapura.

Dalam Semangat Merdeka terbitan Kamis, 25 Oktober 1945 halaman 2 dimuat berita berjudul “Uang Republik Indonesia Segera akan Dikeluarkan”.

Selain menjelaskan bahwa mata uang Republik Indonesia segera diedarkan, berita itu juga memberi tahu masyarakat tentang dilarangnya menggunakan mata uang NICA (Netherlands Indies Civil Administration) sebagai alat tukar dalam jual beli.

Berita tentang akan segera beredar mata uang sendiri negara Republik Indonesia memberi kesan bahwa Republik Indonesia benarbenar sanggup memerintah diri sendiri.

Semangat Merdeka terbitan Kamis, 1 November 1945 halaman 1 dengan kepala berita berbunyi “Van Mook Bermusyawarat dengan Presiden Kita”.

Berita itu sangat singkat, tetapi memiliki nilai politis yang amat penting sehingga dijadikan berita utama (headline) pada penerbitan hari itu.

Isi lengkap berita itu sebagai berikut, “Radio San Fransisco 30-X.

Permoesjawaratan jang telah dianggap resmi di antara Presiden Soekarno dengan van Mook telah ditentoekan dimoelai pada hari Selasa ini di Djakarta.

" Dipilihnya Jakarta yang merupakan ibu kota negara Republik Indonesia menjadi tempat berlangsungnya pertemuan itu, mengandung pengakuan tidak langsung Belanda bahwa Indonesia memang betul-betul sebuah negara merdeka.

Semangat Merdeka edisi Selasa, 27 November 1945, memuat berita utama berjudul “Rusia Simpati kepada Indonesia”.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved