Jurnalisme Warga
'Semangat Merdeka', Surat Kabar Pertama di Aceh
SURAT Kabar Semangat Merdeka terbit pertama kali di Aceh tanggal 18 Oktober 1945, dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Berita yang berasal dari siaran radio Surakarta itu menyebutkan radio Moskow dalam siaran seksi bahasa Indonesia menyiarkan pada tanggal 15 November 1945 bahwa Rusia menyatakan simpatinya terhadap perjuangan kebangsaan Indonesia dan berdoa semoga tercapai hendaknya segala maksud dan tujuan bangsa Indonesia seluruhnya.
Isi berita itu memang singkat, tetapi karena memiliki nilai cukup penting untuk menggugah rasa percaya diri bagi bangsa Indonesia yang sedang mempertahankan kemerdekaannya, maka pihak redaksi Semangat Merdeka menempatkan berita tersebut pada halaman pertama di urutan pertama pula.
Pentingnya berita itu dari segi perjuangan kebangsaan Indonesia mengandung makna, radio Moskow menyiarkan sikap simpati itu dalam bahasa Indonesia, yakni bahasa resmi negara Republik Indonesia.
Berita pemogokan mendukung Indonesia di Australia dimuat di halaman depan koran Semangat Merdeka, Sabtu, 3 November 1945.
Berita berjudul “Pemogokan Besar di Australia” melaporkan tentang aksi pemogokan di lapangan terbang Brisbane (Australia), sebagai bantahan terhadap tindakan Belanda yang masih berniat jahat kepada bangsa Indonesia.
Hal ini berarti bangsa kulit putih pun mendukung Indonesia merdeka.
Surat Kabar New York Time yang terbit di Amerika Serikat ikut menyebarkan tentang kekuatan pertahananan bangsa Indonesia menentang Belanda.
Berita surat kabar tersebut yang disiarkan kembali oleh radio Amerika dan dimuat dalam Semangat Merdeka, Kamis, 20 Desember 1945 dengan judul “Benteng Pertahanan Indonesia Amat Kuat”, mengandung nilai psikologis besar bagi upaya memupuk rasa percaya pada kekuatan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang telah merdeka.
Pernyataan sikap para ulama seluruh daerah Aceh tentang perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, telah dimuat Semangat Merdeka hari Kamis, 29 November 1945.
Atas nama ulama seluruh Aceh, empat ulama terkemuka masa itu, yakni Tgk Haji Hasan Krueng Kale, Tgk Haji Dja’far Sidik Lamjabat, Tgk Muhammad Daud Beureueh dan Tgk Haji Ahmad Hasballah Indrapuri menegaskan bahwa perang menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia adalah perjuangan suci yang disebut Perang Sabil.
Bagi rakyat daerah Aceh, pernyataan keempat ulama karismatik itu bisa menggelorakan semangat jihad karena para ulama itu telah memberi fatwa bahwa perang kemerdekaan yang sedang dihadapi saat itu adalah Perang Sabil (Perang di jalan Allah).
Suara surat kabar Tajuk rencana atau editorial merupakan suara media yang bersangkutan terhadap suatu masalah.
Surat Kabar Semangat Merdeka baru memiliki kolom khusus Tajuk Rencana pada 17 November 1945.
Pada tanggal 17 November 1945, Semangat Merdeka memuat tajuk rencana berjudul “Tiga Bulan Indonesia Merdeka”.
Bagian awal tajuk menjelaskan tentang tantangan yang sedang dihadapi Indonesia, sedangkan di bagian akhir memaparkan harapan-harapan yang bakal dicapai bangsa Indonesia.