Berita Tafakur
Ingat, Kebiasaan di Dunia akan Terbawa Saat Sakratul Maut, Ustaz Irwan: Tertanam di Alam Bawah Sadar
Jika suatu perbuatan itu dilakukan berulang-ulang selama 20 kali, maka yang ke-21 seseorang itu akan merasakan kecanduan.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Saifullah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Menjadi pribadi yang tangguh bagi setiap muslim dapat dilihat dari perilaku dan kebiasaan yang dilakukannya sehari-sehari.
Jika kebiasaan itu baik dan positif sekaligus membawa kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain itu maka itu sudah terbentuk jati dirinya (karakter) yang tangguh.
Namun sebaliknya jika kebiasaan buruk dilakukan maka itu akan membawa petaka apalagi saat ajal menjemput.
Hal itu disampaikan oleh Ustaz Dr Irwan Saputra, SKep, MKM saat mengisi pengajian rutin KWPSI, Rabu (24/8/2022) malam, di Gedung PWI Aceh, kawasan Simpang Lima, Banda Aceh.
Kajian tersebut mengambil tema "Menjadi Pribadi Tangguh Bebas Candu Dunia".
Ustaz Irwan mengungkapkan, ketika suatu kebiasaan buruk itu dilakukan apalagi candu dengan dunia, maka itu akan berpengaruh kepada manusia itu saat menghadapi sakaratul maut.
Baca juga: VIDEO Raudhatul Munawwarah, Komunitas Pengajian Perempuan Aceh di Malaysia
Ketika sakaratul maut, Allah SWT sudah mematikan dahulu sel otak belakang, sehingga manusia itu tidak lagi bisa berfikir, dan berbicara, apalagi bergerak.
Tapi hanya merasakan dan melihat kebiasaan yang dilakukannya semasa hidup.
"Kebiasaan yang dilakukan semasa hidupnya itu disebabkan karena ada hormon dopamin yakni hormon yang membuat seseorang candu dan merangsang kebiasaan untuk melakukan suatu perbuatan secara terus menerus,” urai dia.
“Oleh karenanya, dia hanya mengingat dan merasakan kebiasaan yang sudah direkam oleh otak belakang," terang Ustaz Irwan yang juga seorang dokter.
Ustaz Irwan memberi contoh, jika seseorang itu melakukan kebiasaan yang buruk dengan candu dunia, narkoba dan bermain game atau berjudi, maka itu yang akan dibawa sampai menjelang sakaratul maut.
Jika suatu perbuatan itu dilakukan berulang-ulang selama 20 kali, maka yang ke-21 seseorang itu akan merasakan kecanduan.
Baca juga: KWPSI Kembali Gelar Pengajian, Ini Kata Prof Yusni Saby soal Pemimpin Baru di Aceh
Misal Shalat Tahajud, jika dilakukan sekali sangat terasa berat.
Tapi jika dipaksa dilakukan selama 20 kali maka yang ke-21 itu otomatis tidak akan merasa terpaksa lagi, karena sudah masuk ke alam bawah sadar.