Kisah Abudzar Ghifari, Resign dari Perusahaan Besar Karena Takut Riba, Kini Jadi Pedagang Mie Aceh
Abu Dzar telah mencurahkan segala tenaga dan kemampuannya untuk melakukan perlawanan secara damai dan menjauhkan diri dari segala kehidupan dunia.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Amirullah
Baju kaos bertulis “Berani Bisnis Tanpa Riba” yang dipakainya, serta sejumlah pesan moral dan ayat Alquran yang menghiasi dinding warungnya, membuat saya bertanya lebih mendalam.
Barulah Abudzar lebih terbuka dalam berbagi cerita “hijrahnya”.
Ia mengaku merasa bosan serta takut dengan rutinitasnya yang sudah dijalani bertahun-tahun sebagai staf yang mengurus kontrak, tagihan, simpanan, dan pinjaman keuangan perusahaan ke perbankan.
Ia semakin galau ketika dalam beberapa kesempatan pengajian yang dihadirinya, Ustaz membahas tentang betapa besarnya dosa riba.
“Saya merasa pekerjaan saya sehari-hari berurusan dengan yang mungkin dilarang oleh agama, ini mungkin ya. Saya enggak tahu juga persisnya bagiamana, tapi saya merasa ada yang salah dengan pekerjaan saya,” ujarnya.
Semenjak aktif hadir ke pengajian, ia mulai merasa resah dan gelisah dengan pekerjaannya. Dia merasa bersalah, jangan-jangan rezeki yang diperolehnya tidak berkah. Apalagi dari pekerjaan itu dia menafkahi istri dan anak-anaknya.
“Sebenarnya urusan sama banknya tidak masalah, cuma transaksinya ini yang bermasalah,” ungkap Abudzar.
“Keragu-raguannya di wilayah transaksi ya,” tanya Asrizal H Asnawi, anggota DPR Aceh yang sedari tadi menyimak percakapan kami.
“Iya betul sekali,” ujar Abudzar.
Setahun sebelum memutuskan resign atau pada tahun ke-12 Abudzar bekerja di perusahaan itu, dia sempat meminta pindah bagian, agar tidak lagi berhubungan dengan tagihan dan proyek-proyek perusahaan di bank.
“Hampir setiap hari selama delapan saya berurusan dengan bank,” kata dia.
“Jadi saya ngotot minta pindah bagian. Tapi karena saat itu sedang masa covid, ada pertimbangan-pertimbangan lain. Akhirnya saya memutuskan resign,” lanjut dia.
Itu adalah keputusan besar dalam hidup Abudzar, ketika orang sangat butuh pekerjaan di masa pandemi, Abudzar malah resign dan dia tidak mendapatkan pesangon, melainkan hanya diberi uang pisah atas kebijaksanaan pemimpin perusahaan.
Dari Taksi Online Hingga Ayam Goreng Sabana
Saat kebimbangan itu datang, atau sebelum memutuskan resign dari perusahaan, Abudzar mencoba berbisnis kecil-kecilan, yakni sewa mobil untuk taksi online, dan belakangan juga buka usaha dagangan ayam goreng dengan merek dagang Sabana dengan sistem franchise (bagi hasil).